RENUNGAN MINGGU REMINISCERE
Reminscere, artinya. “Ingatlah segala rahmat-Mu dan kasih setia-Mu, ya TUHAN”. Nama minggu ini, kutipan dari Mazmur 26, 5, adalah permohonan kepada Tuhan, supaya Dia jangan menghukum kita karena perbuatan dosa kita. Nama minggu ini adalah permohonan supaya Tuhan jangan menghentikan rahmat, kasih setia atau pertolonganNya dari kita.
Nama Reminiscere mengingatkan kita, bahwa rahmat atau anugerah Tuhan yang memampukan kita hidup hingga saat ini. Hanya oleh anugerahNya kita boleh hidup, kita boleh berkarya dan mampu melakukan kehendakNya. Karena manusia dibaluti kelemahan, itu sebabnya kita memohon Reminiscere, “Ingatlah segala rahmat-Mu dan kasih setia-Mu, ya TUHAN”.
Nama Reminiscere mengingatkan kita, bahwa rahmat atau anugerah Tuhan yang memampukan kita hidup hingga saat ini. Hanya oleh anugerahNya kita boleh hidup, kita boleh berkarya dan mampu melakukan kehendakNya. Karena manusia dibaluti kelemahan, itu sebabnya kita memohon Reminiscere, “Ingatlah segala rahmat-Mu dan kasih setia-Mu, ya TUHAN”.
Satu dari rahmat Tuhan kepada orang percaya (kita), Dia memanggil kita sebagai anakNya; Dia mengadopsi kita sebagai anak kesayanganNya. Oleh rahmatNya kita dilahirkan kembali sebagai anakNya. Oleh rahmat dan kasihNya yang luar biasa besarnya, kita dipanggil sebagai anak kesayanganNya, Joh. 3,1-17. Karena dosa, seharusnya kita terhukum, terbuang, tetapi karena rahmat Tuhan yang begitu besar, kita diampuni, kita diselamatkan dari kematian dan hukuman dosa.
Seorang pengusaha di New York setiap hari berangkat dan pulang kerja dengan mengenderai kapal ferry. Suatu hari ia memperhatikan seorang penumpang baru, seorang anak laki-laki yang membawa sebuah kotak semir sepatu. Pengusaha itu berbicara kepada anak itu dengan ramah dan membayarnya setelah sepatunya disemir dan dibersihkan. Sejak saat itu kapan saja pengusaha itu naik kapal, anak itu selalu mendekatinya dengan senyuman bahagia. Ia menawarkan diri untuk membawa tasnya, dan membersihkan sepatunya tanpa mengharapkan upah apa pun. Seminggu kemudian pengusaha tadi bertanya kepada anak itu, “Apa yang membuat kau tertarik melakukan semuanya ini kepada saya?”.
“Pak”, jawabnya, “pertama kali bapak berjumpa dengan saya, bapak memanggil saya “anakku”. Sebelumnya, saya selalu berpikir bahwa tidak ada seorang pun yang memiliki saya, karena orang tua saya sudah tiada. Saya sudah lama yatim piatu. Tetapi ketika saya berjumpa dengan bapak, bapak begitu baik kepada saya dan selalu memanggil saya “anakku”. Karena itu “tidak ada sesuatu pun yang tidak saya lakukan untuk bapak”. Pengusaha tadi tersentuh hatinya dan bertanya, “Maukah engkau ikut bersamaku, tinggal bersamaku dan saya mengangkat engkau sebagai anakku sendiri?’.
“Bapak yang baik, itu sungguh menyenangkan hati saya. Terima kasih pak”, kata anak itu dengan air mata bercucuran. Demikian juga kita, seharusnya kita terhukum, terbuang karena dosa, tetapi ada Seorang (Bapa disorga) yang memperhatikan kita dan selalu memanggil kita dengan kata “AnakKu”. Oleh rahmatNya kita berpindah dari yang terhukum, yang terbuang menjadi Yang tersayang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar