PENELAAHAN ALKITAB (PA) REMAJA
HKBP PONDOK GEDE RESORT PONDOK GEDE
DI RUMAH
Pdt. Nikson Simangunsong/Lasma Basaulina boru Silitonga
Rachel Simangunsong
1. Bernyanyi BN. HKBP No.
24:1 Lawatlah Tuhan
1.
Lawatlah Tuhan,
kami umatmu.
Kami mau memuji Tuhan, kar’na kasih dan
rahmat-Mu.
Lawatlah Tuhan, kami umat-Mu.
2. Doa:
3. Bernyanyi BN. HKBP No. 6: 1 Pujilah
Tuhan Sang Raja Mulia
1. Pujilah Tuhan sang raja yang maha mulia
Seluruh umat
yang setia dan tulus hatinya
Mari semua
menghampiri tahtanya
Nyanyikan
puji-pujian
4. Pembacaan Nats: 1 Timotius 4: 12
POLA HIDUP REMAJA KRISTEN
Remaja adalah suatu fase kehidupan
yang begitu unik, begitu indah namun sekaligus membingungkan dan berbahaya.
Keingintahuan yang besar, merasa merdeka dan bebas, lepas dari pengawasan ketat
orangtua, namun masih tergantung dan dipelihara secara financial oleh orangtua.
Remaja ibarat persimpangan jalan,
akan menjadi baik atau tidak sangat bergantung pada pilihan-pilihan yang
diambil. Disisi lain, kemampuan untuk mengambil keputusan masih sangat rentan
dan rendah. Bagi Remaja Kristen di kota-kota besar seperti Jakarta, situasi ini
semakin sulit karena banyaknya tawaran dan mudahnya akses keberbagai pilihan
hidup. Kewaspadaan dan dukungan didikan serta komunikasi di keluarga sangat
dibutuhkan agar tidak terperosok kepada pilihan yang salah.
Masa remaja merupakan masa pertumbuhan/perkembangan.
Perkembangan yang dimaksud bukan arti seakan-akan dalam masa remaja seseorang
baru mulai berkembang di dalam kehidupannya. Perkembangan yang dimaksud adalah
perkembangan fisik, umur, moral ke arah yang lebih baik lagi dari semula. Ada perubahan.
Masa remaja sering disebut sebagai masa yang penuh gejolak dan masalah. Muatan
pelajaran dan kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler yang terlalu banyak menuntut
waktu dan perhatian mereka serta orang tua sering kali menambah beban anak-anak
remaja dalam pergaulan hidup sehari-hari. Tuntutan yang terlalu banyak sering
kali membuat seseorang ingin meninggalkan kebiasaan itu dan ingin
“berpetualang”. Dalam “petualangannya” seorang anak remaja dapat menjadi
seorang yang kehilangan identitas atau lupa diri. Dalam keadaan perkembangan
zaman yang sangat pesat dan seiring dengan perkembangan teknologi yang pesat,
setiap orang harus tetap memiliki pola hidup yang kokoh dan mengikuti
perkembangan itu tanpa kehilangan identitas. Seorang remaja Kristen tetap hidup
sebagai seorang Kristen.
Pengertian Masa Remaja (Masa
Adolesen)
Sebagai seseorang remaja yang
sedang masuk dalam tahap dewasa, remaja mengalami perkembangan atau
pertumbuhan-pertumbuhan untuk memungkinkan menjadi seorang dewasa. Akan tetapi
perlu kita ketahui pengertian masa remaja. Masa remaja (adoselen) dapat
dipandang sebagai suatu msa di mana individu dalam proses pertumbuhannya
(terutama) telah mencapai kematangan. Periode ini menunjukkan suatu masa
kehidupan, di mana kita sulit untuk memandang remaja itu sebagai kanak-kanak, tetapi
tidak juga orang dewasa.
Menurut H.C. Witherington
(Psikolog), masa adolense dapat dibagi dalam dua fase, yaitu:
·
Fase remaja awal (pra-adolensence), yang
berkisar antara usia 10 – 15 tahun: masa ini ditandai dengan perubahan fisik,
misalnya tumbuh kumis pada anak laki-laki atau menstruasi pada anak perempuan.
·
Fase remaja akhir (late-adolensence),
yang berkisar antara usia 15 – 18 tahun. Pada peridoe ini remaja mengadakan
penyesuaian sosial menuju kepada kematangan dan penemuan diri.
Pokok Pembahasan
Dalam Alkitab dinyatakan dengan
jelas: “Anak-anak pada masa mudanya seperti anak-anak panah di tangan pahlawan”
(Mzm 127:4). Dalam pencarian serta penemuan diri, seorang remaja tidak terlepas
dari situasi masyarakat sekitarnya. Setiap orang lahir dan dibesarkan dalam
suatu komunitas, dan tidak terlepas dari komunitas tersebut. Baik buruknya
sikap atau pola perilaku seseorang tidak terlepas dari baik buruknya komunitas
masyarakat tempat tinggalnya. Dengan kata lain, masyarakat remaja mencapai atau
tidak mencapai “sasaran” hidup yang tepat. Pada era modern saat ini yang
ditandai dengan kemajuan teknologi, sering kali anak-anak remaja alam
“petualangan”nya, menjadi seseorang yang kehilangan identitas. Kemampuan yang
lemah dan kekurangsiapan dalam mengikuti dan memanfaatkan perkembangan zaman
mengakibatkan seseorang remaja menjadi “korban teknologi”. Misalnya: Teknologi
informatika komputer yang diwarnai dengan meluasnya sarana “internet” dapat
berakibat fatal apabila disalahgunakan dengan pengaksesan situs negatif yang
dapat merusak moral remaja dan menuntunnya ke arah yang lebih amoral dengan menggemari
hal-hal yang tidak baik. Misalnya free-sex (seks bebas).
Akan tetapi faktor kemiskinan
keluarga dan ketidakharmoniasan orang tua dapat dijadikan sebagai salah satu
penyebab bobroknya moral remaja, misalnya mengedar dan konsumsi narkoba sebagai
alat ‘penyegar” pikiran dan pelarian, serta sebagai sarana agar diterima dalam
peer group (teman sebaya). Pola hidup remaja seperti demikian adalah pola hidup
yang bertentangan dengan ajaran Tuhan (Alkitab). Secara nyata Alkitab memang
mencatat agar setiap anak menikmati masa mudanya, akan tetapi bukan berarti
mengabaikan perintah Tuhan. Sebab jika masa muda dilalui tanpa korelasi yang baik
dengan Tuhan maka itu adalah sia-sia (bnd. Pkh 11:9-10). Yang menjadi
pertanyaan saat ini adalah: “Bagaimana sebaiknya sikap seorang remaja Kristen
dalam menyikapi perkembangan zaman di tengah-tengah pergaulan hidup?”
Menyikapi pola kehidupan remaja Kristen
sekarang ini, alangkah baiknya bila back to the Bible (kembali kepada Alkitab).
Rasul Paulus menegaskan kepada jemaat di Korintus bahwa tubuh itu merupakan
bait Roh Kudus, tempat berdiamnya Roh Allah yang telah lunas dibayar harganya.
Sebagai bait Allah yang adalah gambaran rupa Allah (imago Dei), setiap manusia
(khususnya remaja) harus memiliki dan menyatakan sifat Allah itu, yakni: Hidup
dalam persekutuan yang kudus dengan Dia, hidup dalam Kasih, hidup kudus,
pembawa damai, dan sebagainya.
Seseorang disebut kudus bila keimanannya kepada Yesus dinyatakan dalam perbuatan baik dan membawa perubahan hidup dalam masyarakat (bnd. Yak 2:17) untuk kemudian menuju kepada kesempurnaan pengikut Kristus, yaitu ke dalam hidup yang terus menerus bertumbuh dan dibaharui dalam “Anugerah Allah” yang diberikan secara cuma-cuma kepada setiap orang. Dalam menjawab tantangan zaman, seorang remaja Kristen dituntut untuk menjadi teladan, baik dalam perkataan maupun perbuatan. (bnd. 1 Tim.4:12). Dengan kata lain seorang remaja Kristen harus “tampil beda” (bukan sekedar supaya berbeda) dari yang non Kristen untuk mencapai “sasaran” hidup yang sesuai dengan kehendak Yesus di tengah-tengah perkembangan zaman yang ditopang dengan adanya komitmen untuk hidup dalam pimpinan Tuhan, – seperti syair lagu dalam BN. HKBP No. 720:1
Seseorang disebut kudus bila keimanannya kepada Yesus dinyatakan dalam perbuatan baik dan membawa perubahan hidup dalam masyarakat (bnd. Yak 2:17) untuk kemudian menuju kepada kesempurnaan pengikut Kristus, yaitu ke dalam hidup yang terus menerus bertumbuh dan dibaharui dalam “Anugerah Allah” yang diberikan secara cuma-cuma kepada setiap orang. Dalam menjawab tantangan zaman, seorang remaja Kristen dituntut untuk menjadi teladan, baik dalam perkataan maupun perbuatan. (bnd. 1 Tim.4:12). Dengan kata lain seorang remaja Kristen harus “tampil beda” (bukan sekedar supaya berbeda) dari yang non Kristen untuk mencapai “sasaran” hidup yang sesuai dengan kehendak Yesus di tengah-tengah perkembangan zaman yang ditopang dengan adanya komitmen untuk hidup dalam pimpinan Tuhan, – seperti syair lagu dalam BN. HKBP No. 720:1
1. Yesus
inginkan hidupku bersinar bagiNya
Dimana, kapanpun aku, ‘ku merenungkannya
Reff.: Bersinar
selalu, itulah kehendak Yesus
Bersinar
selalu, aku bersinar terus
Bagaimana polanya?
1. Percayalah
pada Tuhan dan firman Tuhan apa adanya. Jangan ditambahi atau dikurangi, jangan
ragukan kebenarannya dan gunakan sebagai perisai menghadapi segala godaan dan
menguji segala tawaran-tawaran yang kelihatannya dan kedengarannya sedap dan
nikmat untuk dilakukan.
2. Dengarlah
dan percaya pada kesaksian hidup hamba Tuhan yang pernah terjebak dalam dosa
namun sudah bertobat. Buang keingintahuan untuk mengalaminya sendiri. Seperti halnya
kesaksian hidup Adam dan Hawa yang hidup melanggar perintah Tuhan.
3. Jangan
mau dan mudah terjebak dengan bujuk rayu yang manis dari teman atau siapa saja
yang mengajakmu untuk mencoba melakukan sesuatu yang katanya nikmat, namun
bertentangan dengan Firman Tuhan.
4. Hindari
kesendirian, bersekutulah dengan saudara seiman, bergaullah dengan sesama
anak-anak Tuhan, agar tidak mudah engkau diperdaya oleh si Iblis.
5. Solidaritas
dalam kebenaran bagus sekali, namun kalau solidaritas dalam dosa seperti yang
dilakukan Adam, yang ikut memakan buah itu bukanlah solidaritas yang positif.
6. Bertanggungjawablah
atas suatu kesalahan yang kita lakukan, jangan menyalahkan orang lain. Ini awal
dari pertobatan dan perubahan serta kedewasaan. Berubahlah selama masih bisa
dan ada kesempatan.
Masih banyak pola boleh kita dapat
dari Alkitab. Akan kita cari tahu terus. Hanya satu yang dilarang, yaitu jangan
melanggar perintah Tuhan, itu pola yang salah! Amin.
5.
Diskusi:
1. Pola yang manakah dirimu? Apa ciri-ciri polamu?
2. Bagaimana caranya berganti dari pola lama ke pola
baru?
6. Doa Syafaat:
8. Bernyanyi BN. HKBP No. 213: 1-3 Hatiku
Berdamai (Persembahan)
1. Hatiku berdamai dan hidup tenang, kendati memikul beban
Engkau
mengajarkan serta berpesan: Puaslah jiwaku.
Puaslah,
puaslah, puaslah, puaslah jiwaku.
2. Kendati pun setan menggoda terus dan ingin membawa
lepas,
Jiwaku selamat
oleh Penebus, dan hutangku dibayar impas.
Puaslah, puaslah, puaslah, puaslah jiwaku.
9. Doa Bapa kami dan berkat
10. Menyanyikan: Amin, amin, amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar