“HIDUP DALAM RANCANGAN TUHAN“
(Yeremia 29:1-7)
Kesadaran
akan sebuah kehidupan bersama, akan mendorong semangat kita untuk melakukan
kebaikan bersama, dan pemahaman bersama demi satu tujuan. Akan tetapi jika
perasaan itu hilang, maka akan terjadi saling berebut kekuasaan, berebut
pengaruh di antara sesama. Dan tentu saja hal itu akan membuat satu bangsa yang
kokoh akan hancur, sebab masing-masing tidak lagi memiliki integritas
kebersamaan, berlomba mengamankan diri dan bahkan berusaha untuk menjatuhkan
orang lain.
Bangsa
Israel yang dalam pembuangan Babel karena pelanggaran mereka akan Hukum Tuhan.
Mereka telah meninggalkan jalan Tuhan dan beralih kepada kuasa-kuasa duniawi,
dewa-dewa dan banyaknya hasutan/ajaran-ajaran palsu yang mempengaruhi umat
untuk meninggalkan Tuhan. Walaupun mereka sudah terbuang, tetapi masih banyak
di antara bangsa itu yang tidak menyadari perilaku mereka yang telah menyimpang
dari jalan Tuhan. Mereka menentang teguran, mereka mengangkat nabi-nabi palsu
yang menyuarakan hal yang berbeda dengan kebenaran Tuhan, walaupun mereka
sering “demikian Firman Tuhan”. Kebohongan demi kebohongan mereka suarakan,
ajaran mereka membuai dan meninabobokan pendengarnya bahwa hukuman Tuhan tidak
akan pernah ada.
Yeremia
berhadapan dengan nabi-nabi palsu yang selalu menyangkal akan adanya
penghukuman dari Tuhan, sementara Yeremia menyuarakan pertobatan, sebab dengan
pertobatan, mereka akan mendapatkan pengampunan Tuhan. Yeremia menekankan dalam
ajarannya agar semua umat menerima kondisi mereka yang saat itu terbuang. Dan
kesadaran itu akan membuat mereka tenang dan memanfaatkannya dengan baik
(4-7). Untuk tidak percaya kepada nabi-nabi
palsu yang selalu mengajarkan kebohongan (8-9); dan meyakinkan umat itu bahwa
Allah akan mengembalikan mereka setelah 70 tahun berlalu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar