HIDUP
DENGAN RENDAH HATI
(Lukas 14: 7-11)
Sejauh
mana, setinggi mana, sedalam mana engkau mau Tuhan campur tangan dalam hidupmu,
maka sejauh, setinggi, sedalam itulah Dia akan campur tangan dalam hidupmu!
Suatu kali Nasrudin
mendapat undangan menghadiri pesta. Maka dia pergi dengan hanya memakai baju
tua dan sudah jelek. Tak seorang pun menyambutnya. Ia kecewa dan pulang. Tak
lama ia datang kembali dengan memakai baju baru, berperhiasan yang mewah. Tuan
rumah menyambutnya dengan ramah. Mata hadirin tertuju padanya. Kemudian dia
diberi tempat terhormat dan mewah. Penerima tamu mengantarnya menuju tempat
duduk terhormat. Namun dia memilih bukan di tempat terhormat. Kemudian melepas
baju mewahnya. Dan berkata, “hei baju mewah makanlah sepuas-puasmu! Dia memberi
alasan, waktu aku datang dengan memakai baju tua jelek, tak seorang pun
menyambut dan memberi aku makan. Tetapi waktu aku kembali dengan baju mewah
ini, aku mendapat tempat yang bagus dan makanan lezat, tentu saja ini hak
bajuku, bukan untukku.”
Yesus diundang ke jamuan
makan malam Sabat di rumah seorang Farisi; ada banyak orang penting di
sana dan mereka semua memperhatikan Yesus untuk melihat apa yang akan dia
lakukan. Orang-orang Farisi sedang mengumpulkan informasi yang akan
digunakan kemudian dalam pengadilan Yesus di Yerusalem. Yesus melihat, bahwa
tamu-tamu berusaha menduduki tempat-tempat kehormatan. Orang-orang yang
berusaha mendapatkan kursi terbaik merasa mereka pantas mendapatkannya karena
posisi/reputasi mereka. Atau orang-orang ingin dipandang penting meski pun
mereka tidak penting.
Peringatan Yesus kepada
mereka adalah untuk mempertimbangkan rasa malu jika tuan rumah menginginkan
kursi-kursi itu untuk orang lain yang dianggap lebih cocok di kursi itu dan
meminta mereka untuk pindah. Bisakah Anda bayangkan bagaimana perasaan Anda
jika Anda duduk di tempat yang bisa dilihat semua orang dan kemudian disuruh
pindah ke meja yang lebih rendah? Perumpamaan ini berbicara tentang kerendahan
hati anak-anak Allah. Yesus mengingatkan, agar saat pesta perjamuan supaya
kita merendahkan diri. Bukan untuk cari muka dengan memaksakan diri duduk di
tempat terhormat, tetapi untuk tulus melakukannya. “Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan
barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan." (ay.11) Kebaikan
seseorang bukanlah penampilannya, statusnya, jabatannya, tetapi dari sikapnya
yang tulus menghargai orang lain.
Doa:
Bapa, saya mengaku bahwa saya kadang-kadang
merasa diabaikan dan kurang dihargai. Sungguh aku merindukan
penghormatan. Namun, Bapa terkasih, saya
tahu bahwa itu adalah kesombongan. Saya tahu iblis sangat ingin menggunakan
kesombongan itu untuk membangkitkan kecemburuan dan sejumlah sifat tidak baik
lainnya dalam diri saya. Tolonglah saya untuk hidup rendah hati, lemah lembut seperti yang Tuhan inginkan. Dalam Nama
Yesus, saya berdoa. Amin.
Selamat
hari Minggu! (NS).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar