Hikmat
Membawa Kita Kepada Kehidupan
(Amsal 8:12-21)
Hikmat, kepintaran, kecerdasan dan pengertian adalah suatu yang saling
berkaitan satu dengan yang lain dalam kehidupan seseorang yang merujuk kepada
kemampuan seseorang dalam hal bertindak, memahami segala apa yang tengah dia
hadapi, memahami dan mencermati setiap kecenderungan/isu yang tengah
berkembang. Dengan hikmat dan pengetahuan dia akan mampu berbuat apa yang
terbaik. Dengan memiliki hikmat dan pengertian seseorang akan mampu menegakkan
kebenaran hukum dan keadilan (bagi penegak hukum dan keadilan); akan mampu
memikirkan kesejahteraan, keamanan dan ketenteraman rakyatnya (bagi para
pemimpin bangsa);
menghadirkan syalom/sejahtera dari Tuhan dan membangun
pengharapan dan sukacita bagi umat yang dilayaninya (bagi pelayan-pelayan gereja); mampu memberikan pengarahan dan
pengajaran moral, etika, perilaku (buat para pendidik); menghantar anak-anaknya mengenal firman dan apa yang berkenan di hadapan Allah (bagi para orang tua) Orang yang berkhikmat
adalah mereka yang mampu mempergunakan kecerdasan emosional, intelektualnya
untuk sebuah nilai yang positif yang berdampak bagi kehidupan orang banyak,
mengapa? Sebab banyak orang pintar, orang kaya, para pempimpin tidak
mempergunakan kesempatan yang dimilikinya untuk membangun orang di sekitarnya,
hanya fokus untuk kepentingan dirinya.
Hikmat (khoh^mah (ibrani); Sophia (Yunani); Kebijaksanaan, Pengetahuan/pengertian, dan hal ini selalu dikaitkan
dengan hikmat Salomo yang dimilikinya dari Tuhan (Salomo meminta hikmat dari
Tuhan supaya dimampukan memimpin bangsa Israel yang besar 1 Raja 3:5-17). Dalam
pemahaman Alkitab Takut akan Tuhan adalah merupakan landasan dari hikmat (Ams
1:7; 9:10); takut akan Tuhan yang disamakan dengan membenci ketidakadilan
(8:13). Kata hikmat (khoh^mah) ada tercacat 222 kali disebutkan, dan dianggap
salah satu sifat tertinggi di antara orang Israel bersama dengan kebaikan (khesed) ataupun keadilan
(tsadikh).
Hikmat dalam perikop ini ditujukan kepada Kristus yang di dalam Dia tersembunyi
segala harta hikmat dan pengetahuan. Hikmat itu adalah Kristus sendiri yang
dinyatakan dalam Firman dalam hati kita, tetapi bukan saja hanya dinyatakan
dalam hati tetapi juga Kristus yang dinyatakan dalam diri kita. Hikmat itu
adalah Firman Allah yang mencakup seluruh wahyu/pernyataan ilahi. Hikmat Ilahi
yang memenuhi segala kahidupan manusia (ay.12 ”Aku Hikmat, tinggal bersama kecerdasan/tinggal bersama
dengan kebijaksanaan”). Hikmat orang bijaksana mengerti akan jalannya
sendiri, apa dan bagaimana dia berbuat segala kebaikan, bagaimana ia dapat
bermanfaat dan berguna bagi orang lain. Hikmat adalah Kristus
sendiri, Ia tinggal bersama dengan kebijaksaan, sebab seluruh apa yang Kristus
kerjakan adalah merupakan hikmat Allah yang tersembunyi dan rahasia dan di
dalamNya Allah melimpahkan kepada kita segala hikmat dan pengertian.
Hikmat
Allah memenuhi hati dan kehidupan manusia dengan segala kebaikan dan mengandung
rasa takut akan Tuhan; membenci segala kejahatan, membenci dosa dan
ketidakbenaran/dusta. Di mana kita menemukan rasa hormat/ takut akan
Tuhan, di sana ada rasa ngeri terhadap dosa. Dengan hikmat para
pembesar/pemimpin umatnya untuk hidup dalam keamanan dan kesejahteraan,
keadilan dan kemakmuran. Memiliki Hikmat akan memiliki segala kehormatan dan kekayaan
melebihi emas dan perak. Untuk itu marilah kita mencari hikmat itu di dalam
Yesus yang adalah Hikmat itu sendiri, sebab bagi mereka yang senantiasa mencari
hikmat, dan memberikan hidupnya di dalam pimpinan dan tuntunan Hikmat itu
sendiri, maka hidupnya akan berharga di hadapan sesama manusia dan di hadapan
Allah. Selamat
hari Minggu. Amin. (HS)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar