Tampil sebagai anak yang diurapi
Keperibadian
seseorang akan dapat kita kenali dari apa dan bagaimana dia berbicara, berbuat
dan bertingkahlaku, juga dalam peribahasa dikatakan kita akan mengenali jenis
pohon dari buahnya. Artinya bagaimana kita harus berusaha memperlihatkan
kehidupan kita yang sesungguhnya, jauh dari kemunafikan dan kepalsuan
hidup, karena bagaimanapun caranya kita menutupi, membohongi orang banyak suatu
saat akan terkuak, hasilnya boleh jadi sangat menyakitkan, sebab melahirkan
berbagai tanggapan, sikap dari banyak orang merespon segala sesuatu yang kita
katakan atau lakukan. Jadi adalah baik jikalau kita sejak dini belajar hidup
dalam kenyataan, siapakah kita sebenarnya, menjaga kesucian diri dengan cara
memelihara hati, mulut dan tangan (bnd; Amsal 4:23).
Hal itu mengingatkan kita akan kepribadian kita
yang sesungguhnya, sebagai orang yang diberkati Tuhan, bagaimana memperlihatkan
pola hidup, bertingkah laku, berbicara juga dalam kesetiaan dan kesungguhan
terhadap tanggung jawab moral yang kita terima, baik dari orang banyak, lembaga
dimana kita bekerja, terutama
akan tugas dan tanggung jawab iman kita kepada Kristus. Sebab bagaimanapun juga
dunia ini akan senantiasa berusaha untuk menghalangi kita untuk berbuat baik,
menyatakan kebenaran dan bahkan berusaha untuk mempengaruhi hidup kita untuk
tidak setia kepada apa yang sebelumnya menjadi tekad kita. Artinya dunia selalu
menggoda kita untuk mengikuti keinginannya, baik melalui tantangan ataupun
kenikmatan dunia ini. Untuk itu kita perlu membangun jati diri yang
sesungguhnya, jati diri sebagai orang Kristen yang harus setia hingga akhir
dalam iman akan Kristus, akan tugas dan tanggung jawab iman kita. Tidak mudah
menyerah, tidak mudah tergoda akan keindahan dunia ini, berusaha memahami dan
menyadari bahwa kita mempunyai kelemahan. Dengan kesadaran iman, moral kita
akan semakin melatih diri untuk berbuat yang terbaik. Harus juga kita sadari,
dunia ini akan berusaha menolak kita dan membenci kita dan seluruh yang kita
lakukan, jikalau itu tidak sesuai dengan keinginan dunia ini. Muncullah
penolakan, kebencian, permusuhan sebab kita menyinggung kepentingan dunia ini,
artinya kebencian, permusuhan dan penolakan akan muncul jikalau kepentingan
tersinggung atau terganggu.
Mendengar dan memelihara firman Tuhan, serta takut
akan Tuhan adalah jauh lebih baik, daripada mendengar dan mengikut dunia ini,
sebab semuanya akan berakhir dalam penghakiman Tuhan, tetapi kasih anugerah
Tuhan akan kekal. Biarpun sepertinya dunia ini menjadi pemenang saat ini, para
penguasa menjadikan dirinya sebagai tuhannya, bertindak dengan mengandalkan kuasa, jabatan, harta dll., bagi Tuhan semuanya hanyalah bersifat
sementara, Tuhan akan menghukum. Untuk itu jangan resah, bimbang dan takut, dan
jangan memikirkan untuk melakukan pembalasan, jangan mengandalkan pikiran dan
kekuatan, tetapi baiklah kita katakan: ”Jadilah bagiku gunung batu tempat
perlindungan, kubu pertahanan untuk menyelamatkan aku“ (Maz. 31:3b). Sebab Dialah Tuhan, Allah yang setia akan janjiNya,
yang akan menyelamatkan umatnya dan sekaligus menghukum dunia ini dengan
kemuliaanNya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar