Dipilih
untuk Memuji
(Efesus
1:3-14)
Selamat Tahun Baru 2016!
Sudahkah kita saling
berjabat tangan satu dengan yang lain? Jikalau belum, mari segera hampiri dan
jabat tangan saudara/i kita. Katakan kepadanya “Tuhan Yesus baik!” Tak terasa
52 minggu telah kita lalui di tahun 2015 yang lalu. Jatuh dan bangun silih
berganti, suka dan duka pun datang dan pergi. Ada yang tambah, ada pula yang
berkurang. Kerut di wajah dan uban di kepala mulai bertambah. Sementara
penglihatan dan ingatan mulai berkurang. Itu menandakan bahwa tak ada yang
abadi. Hanya Tuhan yang abadi. Lalu, apakah itu menyurutkan pujian kita
bagi-Nya?
Saudara yang terkasih, di minggu pertama di tahun baru ini, firman
Tuhan yang disampaikan Paulus kepada jemaat Efesus mengatakan “Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus
yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di
dalam sorga”
(ay.3). Saya yakin kita semua setuju dengan ungkapan Paulus tersebut. Sebab,
ungkapan apakah yang dapat kita sampaikan kepada Allah, yang telah
menghantarkan kita ke tahun yang baru ini, selain puji-pujian? Sekalipun Paulus
dipenjara tatkala menulis surat untuk jemaat Efesus, namun jeruji besi itu
tidak mampu menghempang roh Paulus untuk memuji Tuhan. Bisa saja orang mengira
bahwa penjara adalah akhir dari pekabaran Injil sang rasul. Namun Allah tidak
meninggalkan para rasul dan umat-Nya. Dia juga memelihara kita dari waktu ke
waktu. Kita mengakui serta mensyukuri pemeliharaan-Nya itu dengan menyanyikan
salah satu lagu “Naung salpu taon na
buruk i, Ho ma hupuji Tuhanki, ai diramoti Ho tongtong tondingku dohot
daginghon…”
(BE No. 70:1). Betapa baiknya Tuhan itu yang senantiasa memelihara dunia dan
segala ciptaan-Nya.
Selain pemeliharaan-Nya, menurut Paulus, ada hal lain yang
mendasari puji-pujian kita, yaitu kasih karunia Allah. Allah menunjukkan kasih
karunia-Nya dengan menyerahkan Yesus Kristus ke dalam maut untuk menebus,
mengampuni, dan menyelamatkan manusia. Allah juga menunjukkan kasih karunia-Nya
dengan memilih kita menjadi anak-anak-Nya (ay. 5). Dia memilih kita bukan
karena kita layak atau pantas untuk dipilih. Pilihan itu semata-mata hanya
karena kasih karunia di dalam Kristus sehingga tidak seorang pun dapat memegahkan diri.
Allah memilih kita bukan
tanpa tujuan. Allah memilih kita “supaya kita kudus dan
tidak bercacat”
(ay.4). Dari sini kita memahami bahwa pilihan Allah selalu dihubungkan dengan panggilan dan tugas orang-orang yang dipilih. Karena itu, pilihan tersebut tidak
boleh kita anggap sebagai “hadiah” untuk diri kita sendiri. Pilihan itu adalah
suatu anugerah yang harus kita pakai untuk memuji Allah. Tahun 2016 ditetapkan
HKBP sebagai Tahun Keluarga. Allah memanggil dan memilih serta memberkati
keluarga kita agar menjadi berkat bagi dunia. Selamat menjalani Tahun Keluarga.
Selamat hari minggu dan beribadah. Tuhan Yesus memberkatimu.
Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar