Yang Bertobat
Yang Dikenan
(Lukas
3: 15-17; 21-22)
Sejak Adam dan Hawa
jatuh ke dalam dosa, dosa dan tabiat dosa mengikuti dan menjadi bagian dalam
diri manusia sehingga kita dilahirkan ke dalam dunia dengan segala
kecenderungan hati untuk selalu melakukan kejahatan (Kej 6:5). Daud menyadari
hal itu dan berkata, "Sesungguhnya,
dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku."
(Maz 51:7). Jadi, sesungguhnya kita ini adalah manusia berdosa yang pantas
untuk menerima hukuman.
Lukas 3:15-17;21-22 ini mencatat tentang Yohanes adalah nabi dan utusan Tuhan yang
mempunyai tugas untuk membaptiskan orang-orang berdosa yang bertobat. Tetapi
ketika Yohanes berjumpa dengan Yesus, berkata bahwa dia yang harus dibaptis oleh
Yesus. Memang, perjumpaan secara pribadi dengan Tuhan akan membuat seseorang menyadari
keberdosaannya. Seperti Yesaya, nabi Tuhan yang besar, merasa dirinya orang
najis dan tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir (Yes 6:5). Segala
perbuatan baiknya seperti kain kotor di hadapan Tuhan (Yes 64:6). Seperti Daniel,
pingsan dan mukanya ke tanah (Dan 10:4-9). Yohanes ketika berjumpa dengan Tuhan
Yesus tersungkur seperti orang mati (Why 1:12-17). Ketika seseorang makin
mengenal Allah maka ia juga akan makin mengenal dengan benar siapa dirinya di
hadapan Allah. Yesus sebagai Anak Allah ternyata rela diri-Nya dibaptis oleh
Yohanes, mengidentifikasikan diri-Nya sebagai orang berdosa yang perlu dibersihkan.
Padahal Dia tidak berdosa sama sekali. Ia berkata “Biarlah hal itu terjadi, karena
demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah” (band.
Yoh 6:38).
Kita patut bersyukur kepada Allah, Bapa kita, yang oleh karena
kasih-Nya menganugerahkan Putera-Nya, Yesus Kristus, untuk mati di salib. Darah
Kristus mendamaikan kita dengan Allah, kita tidak lagi menjadi seteru Allah.
Kristus "...telah memikul dosa
kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap
dosa, hidup untuk kebenaran." (1 Pet 2:24).
Anggota Jemaat (HKBP
Pondok Gede) pastilah sudah menerima baptisan di dalam Nama Allah Bapa, dan dalam Nama Anak-Nya Tuhan Yesus Kristus, dan dalam Nama Roh
Kudus, yang terus menerus
belajar Firman Tuhan, membuka
diri terhadap pekerjaan Roh Kudus, dan memperoleh hidup baru. Membuang manusia lama
yaitu cara hidup yang tidak sesuai dengan kehendak Allah, dan hidup dalam
manusia baru (1 Joh 3:7-10; Rm 6:4).
Setelah menerima anugerah keselamatan, kita
harus dengan sungguh-sungguh hidup dalam pertobatan. Kita tidak dapat menerima
anugerah Tuhan lalu tetap tinggal dalam dosa. Hidup dalam pertobatan itu suatu
perintah, bukan sekedar himbauan! Kita harus dengan sadar meninggalkan dan
menolak segala perbuatan dosa. Karena itu mari mencermati hidup kita, hal-hal
apa yang sekiranya akan menyeret kita lebih jatuh ke dalam dosa: Apakah
lingkungan, tontonan atau bacaan yang negatif, serta pergaulan kita, sebab "Pergaulan yang buruk merusakkan
kebiasaan yang baik." (1 Kor 15:33) dan "Siapa bergaul dengan orang bijak menjadi bijak, tetapi siapa
berteman dengan orang bebal menjadi malang." (Amsl 13:20). Semua
perbuatan daging (Gal 5:19-21) harus ditinggalkan.
Kita memang masih hidup di
dunia yang penuh dosa, namun kita harus memilih untuk hidup sesuai kehendak
Tuhan setiap hari. Meniru Yohanes, meniru Yesaya, meniru Daniel, meniru Yesus
yang taat kepada kehendak bapa-Nya. Percayalah, Allah dalam Yesus
Kristus telah mengampuni seluruh dosa-dosa kita, melepaskan kita dari kuasa
kematian dan kuasa Iblis, memberikan kepada kita kehidupan yang kekal. Dengan
baptisan, Allah membersihkan (membasuh) kita dari semua dosa, termasuk dosa
keturunan yang
kita warisi dari orangtua kita. Kita harus bertobat, berhenti berbuat dosa! Tahun 2016 menjadi Tahun Keluarga Bertobat. Selamat hari Minggu.
Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar