BERSANDAR
PADA RANCANGAN TUHAN
(Yeremia 33: 14-16)
Bagaimana kita bisa
mengetahui rancangan Tuhan? Kisah teks ini, pada waktu umat Israel berada dalam
penderitaan, dibuang di Babel. Mereka mengharapkan agar Tuhan membebaskan
mereka. Nah, muncullah seorang yang mengaku nabi. Namanya Hananya. Ia berkata: "Beginilah firman TUHAN semesta alam,
Allah Israel: Aku telah mematahkan kuk raja Babel itu. Dalam dua tahun ini Aku
akan mengembalikan ke tempat ini segala perkakas rumah TUHAN….( Yer.28:2-4)
Sebuah berita yang luar biasa menyenangkan. Mereka menyambutnya dengan penuh
antusias. Tapi kemudian muncullah nabi Yeremia yang mengatakan bahwa Hananya
adalah nabi palsu, dengan rancangannya yang palsu, tidak datang dari Tuhan.
Yeremia datang menyampaikan rancangan Tuhan yang berbeda yaitu agar orang
Israel betah tinggal di Babel, bekerja dengan baik, kawin-mawin dan berdoa
untuk kesejahteraan kota Babel.
Kalau Anda hidup waktu itu mana yang akan Anda
ikuti? Saya yakin, kita semua kebanyakan akan memilih mengikuti kata-kata Hananya.
Betul bukan? Ia lebih logis, lebih nasionalis dan tentu saja lebih sesuai
dengan harapan rakyat. Bahkan, bukankah Hananya juga menggunakan Nama TUHAN
di dalam nubuatnya? Lalu bagaimana caranya kita tahu ini adalah rancangan palsu,
yang lain rancangan dari TUHAN? Pertama, rancangan Tuhan tidak bisa
langsung datang dari sorga, dan kita terima begitu saja. Rancangan Tuhan harus
didukung oleh kerja keras dan perjuangan. Israel harus berjuang membangun kota.
Abraham, untuk mencari rancangan Tuhan, harus berjalan mengarungi gurun penderitaan
dengan penuh perjuangan. Begitulah yang seharusnya terjadi. Kedua,
jalannya rancangan Tuhan tidak selalu lurus, rata dan nikmat. Malah lebih
sering berlika-liku, dan naik turun. Ketiga, waktu yang akan membuktikan
itu. Hananya kemudian mati dan Israel tak juga keluar dari Babel. Waktu adalah
alat penguji yang paling paten terhadap rancangan Tuhan. Keempat, rancangan tidak
pernah berhenti. Kepastian pemulihan kembali dikumandangkan lewat Tunas Daud
yang akan menegakkan keadilan dan kebenaran (15). Pemulihan itu sepasti
hadirnya siang dan malam yang merupakan penetapan Allah atas alam semesta ini
(20-22). Membangkitkan kembali dua lembaga pemerintahan yang memimpin Israel
sejak permulaan berdirinya mereka (17,18). Pertama, Tuhan akan meneguhkan
perjanjian-Nya dengan Daud dan keturunannya bahwa mereka akan menjadi raja
turun temurun di Israel (2Sam 7:12-16). Kedua, Tuhan memulihkan lagi ibadah
Israel dengan membangkitkan lagi pelayanan suku Lewi. Suku Lewilah yang dulu
dipercaya untuk mengelola ibadah di Kemah Suci dan di Bait Allah (Bil 3-4),
secara khusus keturunan Harun sebagai imamnya.
Yesus Kristus adalah Raja,
Mesias, keturunan Daud dan sekaligus Imam Besar yang melampaui keimaman Harun
untuk memimpin satu umat baru bagi-Nya. Dia-lah TUHAN keadilan kita! Minggu Advent I ini, menyegarkan iman
percaya kita, menanti kedatangan Yesus kali kedua. Kiranya Dia menguatkan hati
kita, supaya tak bercacat dan kudus, di hadapan Allah dan Bapa kita pada waktu
kedatangan Yesus, Tuhan kita, dengan semua orang kudus-Nya hidup dalam
kebenaran dan keadilan-Nya. (Epistel: 1Tes
3:9-13). Selamat
hari Minggu.
Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar