Percayakan
pada Ahlinya, bukan yang lain
(Mazmur 4:1-9)
“Bumi penuh dengan kasih setia TUHAN,” demikian seruan minggu Misericordias Domini (Mz 33:5b). Itu
sebuah pernyataan. Tak perlu diragukan lagi. Betul! Setuju 100% bahwa bumi
penuh kasih setia Tuhan. Dia berkarya karena kasih-Nya. Dia menebus, menyelamatkan
karena kasih-Nya. Tapi persoalannya bukankah banyak orang yang tidak perduli
dengan kasih setia Tuhan? Bukankah kita membaca dan melihat berita-berita yang
menyakitkan? Ada yang meninggal karena aksi kekerasan pembegalan, minum-minuman
oplosan, mengkonsumsi narkoba sampai
kepada kenekatan mengakhiri hidup keluarga dan diri sendiri. Bukankah mereka
juga tinggal di bumi yang penuh dengan kasih setia Tuhan?
Sesaat pikiran ini kembali merenung, “Jika bumi penuh dengan
kasih setia Tuhan, mengapa permasalahan, kesusahan tak kunjung selesai?” Bahkan
orang-orang terdekat sekalipun menjadi korban. Anak menyusahkan orangtuanya,
orangtua juga menyusahkan anaknya, suami menyusahkan istri, istri juga
menyusahkan suami. Anggota keluarga yang semestinya berfungsi sebagai penyemangat justru berubah menjadi penyengat.
Hari ini kita
memetik pembelajaran berharga dari pemazmur. Pemazmur juga pernah mengalami hal
yang sama. Dia mengalami bahwa bumi penuh dengan kasih setia Tuhan, tetapi juga
merasakan orang-orang di sekitarnya justru melukai hatinya. Dia bergumul “Hai orang-orang, berapa lama lagi
kemuliaanku dinodai, berapa lama lagi kamu mencintai yang sia-sia dan mencari
kebohongan? (ay.3)” Jika ini merupakan seruan batin Daud maka sedikitnya
ada 2 pribadi yang melukai hatinya, yaitu Saul yang cemburu kepada Daud,
penggantinya dan Absalom, anak Daud, yang ingin merampas kerajaan Israel dari
tangan ayahnya sendiri (hukuman Allah). Kejahatan yang dirancang oleh Saul dan
Absalom, sempat membuat Daud mengungsi untuk menyelamatkan diri. Di tengah
keadaan yang sangat sulit tersebut Daud yakin: Tuhan mendengarkannya,
memberinya suka cita, dan ketentraman (ay. 4,8,9). Tuhan Allah akan membenarkan
dan melegakannya (ay.2).
Lalu, bagaimana dengan kehidupan orang Kristen masa
kini? Pertama, Selaku pengikut
Kristus, kita tidak perlu terus-menerus menggugat Allah dalam pertanyaan
“Mengapa, mengapa, dan mengapa?” Orang percaya harus memastikan bahwa dirinya
bukan bagian atau penyebab masalah (trouble
maker), bukan penyengat, melainkan
pembawa damai (peace maker), penyemangat. Itulah persembahan korban
yang benar di hadapan Allah. Kedua, bersegeralah berserah kepada-Nya.
Mengapa? Sebab Allah yang menciptakan kita. Dialah Ahlinya. Percayakan
kepada-Nya (Mz 37:5, Ams 3:5-7). Hanya di dalam Yesus ada kelegaan (Mat.
11:28-30). Karena itu, serahkanlah kepada Ahlinya, Yesus Kristus dan Roh Kudus,
bukan yang lain (uang, jabatan, pangkat, gelar, kuasa, atau donganta/tondongta)! Betul bahwa uang
dapat membeli springbed dan makanan
yang enak, tapi uang tidak dapat
memberi tidur yang nyenyak. Uang
tidak dapat memberi ketenangan batin, perasaan bahagia. Tiba-tiba dari kejauhan
terdengar lagu yang menenangkan jiwa “Sonang
di lambung Jesus, sonang na ro tusi…”
Selamat hari minggu, selamat beribadah. Tuhan Yesus memampukanmu dalam suka
dan derita.
Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar