HIDUP RUKUN DENGAN
SESAMA
ULANGAN
24: 17-18
Presiden I Republik Indonesia Bpk. Ir.
Soekarno pernah berkata dalam sebuah pidatonya dengan istilah: “Jas Merah”
(jangan sekali-kali melupakan/meninggalkan sejarah); Seruan ini mengingatkan
bangsa kita akan kehidupan masa lalu, saat bangsa ini dalam penjajahan dan
bagaimana bangsa ini memperoleh kemerdekaannya. Dengan demikian diharapkan
semua warga menghargai nilai dari sebuah kebebasan tanpa adanya lagi penindasan
terhadap sesama. Artinya bagaimana sesama warga negara mempunyai tujuan yang
sama yaitu kedamaian bersama.
Pengalaman akan penderitaan masa lalu
akan membawa kita kepada sukacita, kerendahan hati dan mampu menghargai hak
asasi satu dengan yang lain, tidak mengandalkan kekuatan, kekuasaan/jabatan, kekayaan,
jumlah mayoritas untuk menindas orang-orang miskin, lemah, yatim piatu atau
golongan minoritas. Terkadang kita melihat ketidakadilan yang nyata dalam
kemasyarakat, adanya perbedaan dalam hal penegakan hukum dengan istilah: Hukum
tajam ke bawah dan tumpul ke atas “dan juga sebuah pertanyaan yang pesimis;”
Apakah hukum dan keadilan hanya milik orang kaya?: Yang kaya dan berkuasa
menindas kaum miskin, lemah dan minoritas, adanya kesombongan/arogansi moral
yang dipertontonkan oleh orang-orang kaya, berkuasa, mayoritas terhadap kaum
lemah. Apakah perilaku ini dapat disebut penjajahan/perbudakan masa kini?
Tatanan moralitas,
sekaligus dasar hukum ditawarkan dalam perikop ini; yaitu menghargai hak asasi
manusia; yang diawali dengan 2 kata/kalimat: “Janganlah” dan haruslah kau
ingat.” Dalam artian bagaimana bangsa itu harus hati-hati dalam bertindak,
jangan jatuh pada kesombongan moralitas maupun spiritualitas, bagaimana berjuang menegakkan
keadilan dan kebenaran; menghargai hak kepemilikan seseorang, menolong tanpa
pamrih dalam artian menolong seseorang bukan untuk mencari keuntungan, apalagi
sampai merampas milik orang miskin sebagai gadai, tebusan utang jika mereka
tidak mampu membayar. Dengan menghargai hak asasi atau hak hidup seseorang,
adalah sebuah realitas kasih (1 Yoh 4:20) Mengasihi orang lain karena kita
telah dikasihi Tuhan, membebaskan karena kita telah dibebaskan dari kesulitan
hidup dan hukum dosa. Artinya setiap orang percaya diingatkan untuk tidak
pernah melupakan masa lalunya, yang menderita dan dikuasai oleh dosa. Kehidupan
yang nyaman yang kita miliki saat ini oleh kasih karunia TUHAN hendaknya
menjadi kesempatan untuk menyatakan kasih terhadap sesama, menolong sesama
dalam kepedulian sosial. Dan apa yang kita miliki saat ini hendaknya menggerakkan
hati kita untuk saling berbagi; memberi karena kita telah menerima anugerah,
mengasihi karena kita telah dikasihi Tuhan, membebaskan karena kita telah
beroleh kebebasan dan keselamatan oleh Tuhan Yesus. Amen. Selamat hari Minggu! (NS).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar