Jumat, 29 Oktober 2021

PENELAAHAN ALKITAB (PA) SEKSI REMAJA “IBADAH YANG BENAR DI HADAPAN TUHAN” JUMAT, 15 OKTOBER 2021 ZOOM

 PENELAAHAN ALKITAB (PA) SEKSI REMAJA

HKBP PONDOK GEDE RESORT PONDOK GEDE

DISTRIK XIX BEKASI

VIA ZOOM

Jumat, 15 Oktober 2021


“IBADAH YANG BENAR DI HADAPAN TUHAN”




 

1.  Menyanyi BN HKBP No. 815: 1-2 Indahnya Saat yang Teduh D=Do 6/8

 

1.     Indahnya saat yang teduh, di hadirat-Nya yang kudus

Bapaku setia s’lalu, Dia t’rima permohonanku

Dikala susah dan resah, jiwaku dihiburkan-Nya

‘Ku bebas dari cobaan, saat berdoa pada-Nya

 

2.     Indahnya saat yang teduh, senang, bahagia hidupku

Hatiku rindu selalu, berdoa saat yang teduh

Bersama umat yang kudus, ‘ku ingin lihat wajah-Mu

Tuhanku Yesus Penebus, di dalam doa yang teduh

 

2.  Doa Pembuka (A. XV/ A. 8; D. XIII/ 58) Ayat Harian Almanak HKBP:

 

Orang yang mencuri, janganlah ia mencuri lagi, tetapi baiklah ia bekerja keras dan melakukan pekerjaan yang baik dengan tangannya sendiri, supaya ia dapat membagikan sesuatu kepada orang yang berkekurangan. (Efesus 4: 28).

3.  Pembacaan Nats:

 

“Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.”

So then, my brothers, because of God's great mercy to us I appeal to you: Offer yourselves as a living sacrifice to God, dedicated to his service and pleasing to him. This is the true worship that you should offer. (Roma 12: 1).

 

“IBADAH YANG BENAR DI HADAPAN TUHAN”

 

Masih ingatkah dengan ibadah sewaktu kecil?  Mengikuti Sekolah Minggu, mendengarkan kisah-kisah menarik tentang tokoh-tokoh Alkitab. Ketika Perayaan Natal hiasan lilin Natal dan baju baru? Atau Paskah, dibanjiri telur-telur Paskah dan aneka bingkisan lomba.

 

Bagi siapapun kanak-kanak, ibadah itu menyenangkan karena banyak teman, hadiah, makanan, cerita menarik dan kakak guru-guru Sekolah Minggu cantik dan ganteng.

Tentulah setiap remaja HKBP Pondok Gede sebagai alumni Sekolah Minggu, senang beribadah. Untuk menyanyi memuji Tuhan bersama saudara-saudara seiman, mendengar firman Tuhan. Atau adakah sesuatu yang lain hatimu mendorong kedatanganmu untuk beribadah? Misalnya hanya sebagai kebiasaan saja? Terpaksa atau dipaksa? Sebaiknya hal ini mari kita renungkan!

 

Hendaklah setiap ibadah yang kita lakukan pertama-tama harus didasari dengan pemahaman bahwa Allah itu sungguh mengasihi, Allah itu sudah banyak memberikan yang terbaik bagi kita. Ibadah kita akan menjadi benar di hadapan Allah, ketika ibadah yang kita lakukan adalah sebagai bentuk syukur kita kepada Allah atas keselamatan yang Allah sudah berikan kepada kita. Karenanya janganlah kita mengikuti ibadah, menyanyikan lagu pujian, mendengarkan firman Tuhan, tetapi juga memegang HP melakukan chat dengan teman kita. Kita bernyanyi sambil tersenyum karena membaca status teman kita yang mungkin lucu. Inikah ibadah kita? Kita memang mendengar firman Tuhan yang dibaca dan dijelaskan pengkhotbah. Akan tetapi bukannya fokus mendengar khotbah, malah kita juga tergoda mengomentari khotbah tersebut seakan kita lebih mahir dari pengkhotbah tersebut. Bukan perubahan yang terjadi pada kita, malah ketegaran hati kita yang makin kuat membatu.

 

Sungguh sayang bila ibadah seperti itu terjadi, sehingga kita sering merasa tak ada gunanya beribadah. Tak terasa ada yang berubah. Kita tidak berubah. Kita tetap seperti kemarin. Yang berubah hanya waktu. Lalu kita mengomel, untuk apa beribadah!

Pada zaman Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru kata “avoda  atau latreuo” untuk ibadah, ini merupakan sikap dan tindakan seorang hamba/budak kepada tuannya. Jadi ibadah kepada Allah adalah segala sikap dan tindakan yang dilakukan sebagai ungkapan rasa takut dan hormat, kagum dan takjub kepada Allah. Termasuk ketika kita bersikap dengan atau menggunakan anggota-anggota tubuh kita untuk melakukan pekerjaan yang dikehendaki Allah dan memperhatikan orang-orang yang lemah seperti para yatim piatu dan para janda, karena kita adalah umat yang mengabdi kepada Allah. Semua hal itu dilakukan karena didasari atau sebagai bentuk penghormatan dan ketaatan kepada Allah, karena mempersembahkan tubuh dan mengunjungi yatim piatu dan janda janda adalah kehendak Allah.

 

Tuhan Yesus mengucapkan satu perumpamaan paling menohok kepada para pendengarnya. Pada waktu itu bangsa Yahudi membanggakan kehidupan beragama mereka dan mengangkat orang-orang yang pandai dan dipandang paling terkemuka dalam agama sebagai pemimpin mereka harus mendengarkan perkataan Yesus tersebut. Tentang orang Farisi yang berdiri dan berdoa: “Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini; aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku.” Tetapi pemungut cukai berdoa dengan berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: “Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini. Yesus berkata bahwa pemungut cukai itu pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.” (lihat. Lukas 18: 9-14). Menunjukkan betapa pentingnya sikap hati seseorang di hadapan Tuhan! Di hadapan Tuhan, kesing, penampilan luar kita tidak terlalu berpengaruh. Dia tidak mengamati yang di luar jika mata-Nya dapat menembus hingga relung terdalam jiwa manusia. Tuhan tahu dan menilai semuanya. Dia mendapati sesuatu yang menyenangkan atau tidak menyenangkan Dia di sana.

 

Ibadah adalah persembahan yang hidup sebab mengabdikan diri kepada Allah yang hidup, menyenangkan hati Nya. Semua tentang Allah bukan dirinya, hidup menyangkal diri, rela memikul salib, tetap memuji Allah, sekalipun dia hidup miskin dan sakit. Bukan kekayaan atau kesembuhan yang menjadi konsentrasinya, melainkan menyenangkan Tuhan Sang penebus, yang membuatnya bahagia bahkan dikesusahannya. Ya, itulah persembahan yang hidup. Ibadah adalah persembahan yang kudus. Kudus adalah kata yang berarti terpisah dari, tidak sama dengan dunia yang duniawi.

 

Yesus mengatakan bahwa melakukan kehendak Allah tidak selalu mudah. Dia berkata, ”Masuklah melalui gerbang yang sempit, karena gerbang yang lebar dan jalan yang luas itu menuju kemusnahan, dan banyak orang masuk melaluinya, sedangkan gerbang yang sempit dan jalan yang sesak itu menuju kehidupan, dan hanya sedikit yang menemukannya.” (Matius 7:13-14). Jalan yang sesak, atau cara beribadah yang benar kepada Allah, menuju kehidupan abadi. “Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.” (Amsal 4:23). Tuhan tidak suka orang yang hatinya suka membenarkan dan memuji diri. Janganlah dalam ibadahnya tampak seperti menyembah Tuhan, tetapi juga memuji dan membesarkan dirinya sendiri. “…  sebab: Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati." (Yakobus 4:6).

 

Ibadah bukan hanya tentang pergi ke gereja atau mengikuti kebaktian setiap Minggu, mengikuti pelayanan, atau aktif dalam berbagai organisasi keagamaan. “Ibadah yang murni dan yang tak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia.” (Jakobus 1:27). Ibadah yang sejati adalah Ketika Anda menjaga tubuh dan hidup Anda agar tetap kudus sehingga berkenan kepada Allah. Tubuh dan hidup yang kudus berarti Anda tidak mencemari diri dengan dosa. Tidak merusak bait Allah dalam tubuh Anda dengan makanan tidak sehat, minuman keras, atau obat-obatan terlarang-Narkoba. Anda memastikan hidup Anda dipakai sebagai alat kebenaran untuk Tuhan. Hidup Anda mencerminkan kemuliaan, kebesaran, dan keindahan dari Allah sendiri. Ibadah yang sejati menuntut adanya perubahan pola pikir. Perubahan pola pikir seperti apa yang Tuhan maksudkan. Amin.

 

5. Diskusi

 

Sudahkah Anda memiliki ibadah yang sejati, yang berkenan kepada Allah?

Apakah ibadah Anda selama ini menjadikan Anda pribadi yang merefleksikan gambaran Tuhan dengan kasih-Nya, pengampunan-Nya, kecintaan-Nya akan Bait Allah, dan kepedulian-Nya terhadap orang miskin dan yang membutuhkan pertolongan?

 

6.  Menyanyi BN HKBP No. 223: 1-2 ‘Ku Sembah Kau Tuhan As=Do 4/4

 

1.      ‘Ku sembah kau Tuhan, dengarkanlah.

Nyatakan padaku, kehendak-Mu.

Kiranya kasihku, bertambah pada-Mu.

Makin teguh, setiaku.

 

7.   Doa Syafaat

 

8. Menyanyi BN HKBP No. 714: 1-2 Tuhan Kau Gembala Kami Es=Do 4/4 (Persembahan)

 

1.   Tuhan Kau gembala kami, pimpin kami domba-Mu.

B’rilah kami hati damai, menikmati rahmat-Mu.

Reff.:             Tuhan Yesus Jurus’lamat,

                      Gembalakan umat-Mu

                      Tuhan Yesus Jurus’lamat,

                      Gembalakan umat-Mu

 

2.    Tuhan gembala setia, sobat agung terdekat,

Jauhkanlah pencobaan, bawa orang yang sesat.

Reff.:             Tuhan Yesus Jurus’lamat,

                      Gembalakan umat-Mu

                      Tuhan Yesus Jurus’lamat,

                    Gembalakan umat-Mu.

 

9. Doa Bapa Kami - Berkat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RENUNGAN MINGGU ADVENT I 28 NOVEMBER 2021

MENYAMBUT KEDATANGAN TUHAN DALAM KEKUDUSAN (1 Tesalonika 3: 9-13) Surat ini ditujukan kepada komunitas pengikut Kristus di Tesalonika. L...