Kasih Karunia yang Menyelamatkan
(Efesus 2:1-10)
Ketika
salah seorang penjahat kelas kakap dihukum oleh pengadilan dengan vonis hukuman
mati, misalnya, maka tidak akan ada upaya hukum apa yang dapat dilakukan oleh
yang bersangkutan untuk membebaskan dirinya dari hukuman itu, apalagi jika
keputusan itu telah inkracht (putusan yang berkekuatan hukum tetap). Walaupun
misalnya diusahakan seperti peninjauan kembali, tidak banyak memberi perubahan,
selain berharap pemerintah mau memberikan grasi seperti pengurangan hukuman
bahkan pengampunan sekalipun. Dan pengadilan tidak dapat menghalanginya jika
grasi datang dari pimpinan Negara. Artinya, si penjahat hanya bebas karena
beroleh belas kasihan dari pemerintahnya, walaupun dia mungkin tidak tahu apa
alasan si pemerintah memberikan itu kepadanya; atau dengan kata lain, kebebasan
itu dia peroleh bukan karena si penjahat tersebut telah melakukan hal yang
baik/kebaikan; tetapi semata-mata hanya oleh karena belas kasihan dari si
pemerintah.
Seperti
itulah keadaan jemaat Efesus digambarkan Paulus, di dalam Tuhan mereka diubah
dan dibaharui, dari status terhukum akibat dosa dan pelanggaran (ay. 1) menjadi
orang yang diselamatkan dan diampuni. Tuhan Yesus memberikan: ”GRASI
PENGAMPUNAN” melalui peristiwa salib. Oleh karena dosa dan pelanggaran kita
terpisah jauh dari Allah (istilah kata: ”mati“ menurut Paulus). Tidak ada
pembelaan apapun yang dapat manusia lakukan untuk membenarkan dirinya, terhukum
dan menuju kebinasaan. Tetapi YESUS yang adalah kepala GEREJA atas
inisiatif-Nya didorong oleh belas kasihan-Nya (Yesus tergerak oleh belas
kasihan) memberikan kita amnesti hingga grasi (pengurangan hukuman bahkan
penghapusan) sehingga kita menjadi manusia yang merdeka karena dimerdekakan
oleh Tuhan.
Keselamatan kita, bukan karena perbuatan kita yang baik, tetapi semata-mata karena belas kasihan, sebab itu bagaimana kita hidup dalam pengungkapan syukur melalui usaha kita untuk mau senantiasa berubah dan diubah oleh Roh Kudus, berusaha melakukan kebaikan oleh karena iman akan Kristus, sebab hanya dengan demikian kita berharga dan menyenangkan hati Tuhan. Amin. Selamat hari Minggu. HS.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar