HIDUP DENGAN
KEMURAHAN HATI
(LUKAS 6:27-36)
Kasih akan menutupi segala kekurangan dan kesalahan, kasih akan mengikat dan
mempersatukan setiap orang dan akan mampu membangun komitmen bersama dan tujuan
hidup masing-masing. Kasih akan mengubah pola pikir untuk lebih baik,
dan oleh kasih kita akan dapat hidup bersama, bersampingan tanpa ada benturan
sosial, pemahaman, kepentingan dll. Kita mengetahui ada 4 jenis kasih: Kasih Philadelpia (Philia/yang memperlihatkan
hubungan kekeluargaan/kekerabatan), Kasih Storge; hubungan persahabatan, Kasih
Eros; hubungan timbal balik dan yang saling menguntungkan/saling memberi dan
menerima; Kasih Agape yang sering juga disebut kasih kebajikan; Kasih yang
tulus memberi tanpa mengharapkan timbal balik.
Kasih kebajikan/agape akan memampukan kita dapat melakukan segala kebaikan,
memampukan kita untuk mengalahkan/menyangkal diri.
Orang Kristen harus memiliki standar moralitas yang lebih
tinggi dari dunia ini, memiliki kasih dan pengorbanan. Mengasihi sesama,
sahabat, keluarga, adalah suatu hal yang biasa dapat dilakukan semua orang,
akan tetapi bagaimanakah jadinya jikalau kita diminta untuk mengasihi orang
yang membenci, memusuhi kita? mengasihi orang yang selalu merancangkan yang
jahat kepada kita? Tentu menuntut suatu pengorbanan dan kesungguhan. Mengasihi
musuh bukan berarti kita mengasihinya secara emosional/perasaan seperti
menyukai musuh kita; akan tetapi bagaimana kita mampu menunjukkan perhatian dan
keprihatinan kita akan kehidupan iman dan moralitas mereka. Mengasihi musuh
bukan berarti kita berpangku tangan dan membiarkan orang jahat berbuat
semena-mena, tetapi bagaimana kita harus dapat menghentikan mereka demi
kepentingan semua orang (Mark. 11:15; Yoh. 2:13-17: ”Yesus
mengusir para pedagang dari bait Allah).
Tuhan Yesus memberikan alasan mengapa kita harus membalas
kejahatan dengan kebaikan. Pertama: Orang jahat
membalas kebaikan dengan kebaikan, tetapi bagaimana jika orang kristen
melakukan kebaikan karena kebaikan yang telah diterimanya? Berarti ia tidak lebih dari mereka pelaku kejahatan/orang
berdosa (32-33); Kedua: Kalaupun orang jahat mau melakukan kebaikan, tentu
karena dia juga ingin balasannya; tetapi jikalau orang kristen melakukan
kebaikan karena motivasi untuk memperoleh kabaikan, tidak ada bedanya dengan
orang jahat; apakah upah kita? (34); Allah mengasihi kita dan memberikan segala kebaikan bagi semua orang bukanlah karena
kebaikan kita, akan tetapi adalah sebuah harapan bagaimana manusia juga mampu
meneladani kebaikan yang Tuhan perlihatkan/nyatakan kepada semua orang. Paulus
berkata: Janganlah jemu-jemu berbuat
baik.
Bagi Yesus, mengasihi musuh adalah sebuah keistimewaan
dan kehormatan yang harus kita miliki dan pertahankan, sebab itu adalah
merupakan sifat Allah yang harus kita warisi. Keberadaan kita sebagai anak-anak Allah ditentukan oleh bagaimana kemurahan hati Allah
dapat turun atas kita. Kemurahan hati yang tidak membeda-bedakan satu dengan
yang lain, tanpa terkecuali sebab semua orang berhak menerima segala kebaikan
dan kemurahan. Bagaimana kita harus mampu
mendoakan, menasehati, membangun persekutuan yang baik dengan mereka supaya
mereka hidup, mereka mampu menyadarkan dirinya dengan apa yang dia terima dari
orang-orang yang mereka benci, musuhi. ”Hendaklah kamu murah
hati, sebagaimana Bapamu adalah murah hati” ay. 36. Amen.
Selamat hari Minggu. (HS).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar