YESUS ROTI HIDUP
(Yohanes
6: 43-54)
Ada
ungkapan bijak bahwa kita makan untuk hidup dan tidak hidup untuk makan. Namun
banyak orang hidup untuk makan dan akhirnya menjadi kelebihan berat badan dan
obesitas. Kelebihan berat badan dan obesitas merupakan penyebab sebagian
besar penyakit Kardiovaskular, hipertensi, diabetes mellitus, dan berbagai
jenis kanker. Ada juga gangguan makan yang menyebabkan penurunan berat
badan yang parah yang dikenal sebagai anoreksia dan bulimia. Mereka yang
menderita penyakit ini, terutama wanita, merasa ditolak dengan cara mereka
memandang dan percaya bahwa penurunan berat badan adalah
solusinya. Gangguan makan ini adalah hasil dari pemikiran yang salah dan
kepercayaan yang salah.
Yohanes 6 merujuk kepada kepercayaan Yahudi, Firman
Allah kepada Musa: "AKU ADALAH AKU." Dalam Injil ini mengingatkan kita akan kisah
semak yang terbakar. Ketika Musa menanyakan nama-Nya kepada Allah, Allah
menjawab, "Beginilah kaukatakan
kepada orang Israel itu: AKULAH AKU telah mengutus aku kepadamu." (Kel.3:14). Oleh
karena itu, frasa "Aku," dikaitkan dengan identitas Allah. Dalam
Injil Yohanes perkataan "AKU ADALAH AKU" dipakai Yesus untuk diri-Nya
"Akulah roti hidup” bersungut-sungutlah orang Yahudi tentang Dia, kata
mereka: “Bukankah ini Yesus, putra
Yusuf, yang ayah dan ibunya kita kenal?” (ay.42a). Yesus ada
di Galilea di kota Kapernaum, rumahnya sebagai orang dewasa (Mat.4:13). Orang
banyak tidak dapat menahan diri ketika Yesus mengklaim diri sebagai "roti
kehidupan" (ay.35) yang telah "turun dari surga" (ay.38).
Mereka mengenal ayah dan ibunya (ay.42), dan menganggapnya sebagai anak lelaki lokal.
"Lalu bagaimana ia berkata, Aku
turun dari surga?" (ay.42b). Orang-orang ini dapat mengingat ketika
Yesus pindah dari Nazaret ke Kapernaum. Bagaimana ia bisa mengklaim
telah "turun dari surga?" (ay.38,42). Yesus menegaskan “Orang yang telah melihat Bapa, hanya Dia
yang datang dari Allah.” (ay.46). Kitab Keluaran menceritakan tentang
Musa menyembunyikan wajahnya, karena ia takut untuk memandang Allah, (Kel.3:6) diizinkan
untuk melihat punggung Allah tetapi bukan wajah Allah (Kel.33:22-23). Melihat
kekudusan Tuhan terlalu berat bagi manusia. Namun berbeda untuk Firman, yang
pada mulanya bersama Allah, dan adalah Allah (1:1). "Firman ini telah
menjadi manusia, dan hidup di antara kita" (1:14) untuk mengumumkan Allah
yang belum pernah dilihat orang lain (1:18).
Yesus menegaskan kembali, “Akulah
roti hidup” (ay.48,35), dan membandingkan roti ini dengan manna
yang dimakan oleh nenek moyang Israel di padang belantara (ay.49). Manna
menopang Israel untuk sementara waktu di padang belantara, tetapi kemudian
mereka mati. Karena kurangnya iman, mereka tidak melihat Tanah Perjanjian
(Bil.14: 22-23). Yesus membandingkan roti yang ia tawarkan, dengan manna yang
dimakan nenek moyang mereka. Yesus berjanji bahwa mereka yang makan roti yang
ia tawarkan tidak akan pernah mati. Ini adalah bahasa pengorbanan. Bahwa Yesus mengorbankan
diri-Nya, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan
beroleh hidup yang kekal. (Yoh.3:16-17).
Doa: Ya
Tuhan, buka hati dan jiwa kami untuk selalu merindukan-Mu. Berilah kami
kerendahan hati untuk percaya bahwa TUHAN adalah roti hidup yang memuaskan rasa
lapar kami. Amin. Selamat hari Minggu! (NS).