Tantangan Pelayanan
2 Korintus 11: 7-16
Hidup ini
penuh dengan tantangan dan pergumulan, baik yang datang dari diri sendiri
maupun yang datang dari luar diri kita, artinya setiap apa yang akan kita
lakukan, yang kita bicarakan/katakan akan berpotensi pro dan kontra, untuk itu
kita diminta untuk senantiasa mencermati, mengevaluasi setiap kencenderungan
yang tengah berkembang, juga membuka diri terhadap setiap kemungkinan yang
terjadi oleh karena perbuatan, pekerjaan kita. Penolakan, kebencian akan
terjadi jikalau kepentingan terganggu atau tersinggung. Apalagi jikalau kita
menyuarakan kebenaran dan keadilan, menasehati atau menegur seseorang.
Tidak
semuanya perbuatan baik direspons dengan baik oleh orang lain, bahkan ada yang
berusaha mencari-cari alasan untuk menolak dan bahkan mempersalahkan. Tetapi
semuanya mereka lakukan cenderung untuk menutupi segala kelemahan, kepalsuan
mereka. Hal ini Paulus alami saat dia melayani di Korintus. Di Kota ini Paulus
bertemu dengan pengajar – pengajar palsu yang mecoba memakai logika berfikirnya
untuk memahami siapa Yesus, dan memahaminya dengan ilmu filsafat; ada juga
pengajar pengajar yang bekerja untuk mencari upah/gaji, sehingga mereka
berusaha menyampaikan pengajarannya dengan segala keindahan kata kata yang
menyejukkan, padahal kebenaran dan kekuatan pemberitaan Firman/khotbah bukanlah
terletak pada keindahan rangkaian kata kata, tetapi pada kuasa roh Kudus,
bagaimana pemberitaan itu mempunyai kuasa untuk menegor, menasehati dan
mengajar dan bahkan menghukum ketidakbenaran sekalipun. Para pengajar palsu
yang paulus hadapi, mereka tidak berani menyatakan kebenaran Firman yang
sesungguhnya, sebab mereka takut kehilangan mata pencaharian. Paulus tampil berbeda,
dia tidak mau menerima pemberian/bantuan keuangan/gaji dari Jemaat Korintus,
untuk membedakan dirinya dengan pengajar pengajar palsu yang ada berkembang
saat itu. Paulus juga mau jujur dengan bantuan yang telah ada diterimanya dari
Makedonia dan Filipi, artinya Paulus telah mencukupkan dirinya dengan bantuan
yang telah diterimanya sebagai buah sukacita pelayanan yang dirasakan jemaat
Makedonia. Paulus tidak mau membebani jemaat korintus akan kebutuhan hidupnya,
tetapi dia kerjakan sebagai bentuk pelayanan yang seutuhnya, yang dia lakukan
sebagai jawaban kasihnya akan Tuhan. Dia menyampaikan Firman Tuhan sebagai
anugerah bagi jemaat korintus.
Paulus mereka sebut sebagai orang bodoh karena
tidak mau menerima upah dari Jemaat Korint. Paulus menampakkan dirinya seperti
tidak membutuhkan belanja hidup, yang walaupun sebenarnya dia butuh, tetapi dia
tidak mau tertekan karena pemberian orang lain, tidak mau munafik demi
kepentingan diri, tidak mau menjual penderitaan, tetapi dia mau nyatakan bahwa
Tuhan senantiasa memelihara hidupnya dan mencukupkan segala kebutuhannya. Tuhan
memakai jemaat yang ada di Makedonia dan Filipi untuk memberinya kebutuhan
hidupnya sebagaimana layaknya.Artinya mereka yang melayani, berhak beroleh
kehidupan dari pelayanannya. Kol 3: 23 ”Apapun yang kamu perbuat, perbuatlah
dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan bukan untuk manusia.” Amin. (HS).
shaloom
BalasHapusblog ini sangat membantu saya untuk membangun karakter dan memperdalam ilmu ke kristenan saya
hanya terdapat satu kekurangan saja di blog ini ya itu tidak di buat tema nya
BalasHapus