BERBUAHLAH YANG BAIK
(JESAYA 5:1-7)
Untuk
memperoleh hasil yang lebih baik, panen yang melimpah, para petani akan
berusaha semaksimal mungkin untuk mengolah tanah pertaniannya, memilih bibit
yang baik, pemakaian pupuk atau kompos yang benar, membuat aliran air
(irigasi). Demikian juga dalam setiap apa yang akan kita kerjakan, kita akan
memikirkan bagaimana cara melakukan yang terbaik dan melakukannya dengan
sungguh-sungguh. Dengan suatu harapan
kita berhasil, memperoleh hasil yang baik. Tetapi bagaimana seandainya apa yang
kita kerjakan, kita usahakan ternyata tidak berhasil, seperti pekerjaan/usaha
kita tidak dihargai orang lain. Seorang petani yang gagal panen, gagal bukan karena musim dan hama, tetapi ada dalam kualitas dan kuantitasnya, boleh
jadi dia akan putus asa bila dia berhitung dengan segala apa yang telah dia
kerjakan, waktu, biaya dll, mungkin jadi dia akan putus asa, seseorang yang
dengan tulus berbuat baik,
bekerja
keras, tetapi tidak dihargai oleh orang lain, seorang orang tua yang berusaha
untuk mendidik anaknya, menuntunnya ke arah yang lebih baik, mendoakannya,
menyekolahkannya ke sekolah ternama,
dengan
harapan anaknya akan berhasil baik dalam pendidikan, masa depan dan juga dalam
iman, akan tetapi anaknya gagal karena tidak mau belajar, tidak menghargai
jerih payah orang tuanya juga harapan orangtuanya, apa yang dirasakan oleh
orang tuanya?
Tuhan berusaha
memberikan kita hidup yang terbaik, melindungi kita dari segala apa yang
dapat mengancam kehidupan kita, Tuhan
berikan kita aturan (pagar) untuk melindungi kita dari kebebasan liar, Tuhan
berikan kita sumber hidup, yaitu Firman-Nya dan
perlindungan, tetapi sudahkah kita dapat berbuahkan buah yang baik. Tuhan
mengaharapkan dari umatnya, agar senantiasa hidup dalam kebenaran, keadilan dan
kasih, akan tetapi apa yang dapat kita lihat, sudahkah hidup kita berkeadilan
baik dari kita sendiri maupun dari orang
lain? Sudahkah kita mampu menghargai
dan dihargai? Mengasihi dan dikasihi? Itulah
yang Tuhan alami dari kehidupan bangsa Israel, Tuhan memberi mereka hidup dan
kehidupan, perlindungan, aturan hidup, mereka dibekali dengan Firman-Nya dan keteledanan hidup, akan tetapi apa yang terjadi? Mereka hidup dalam kemunafikan dan kepalsuan, mereka
menindas kaum lemah, kebenaran dan keadilan hilang digantikan dengan penindasan
akan sesamanya. Peribadahan
hanyalah sebuah kepalsuan, mereka mempersembahkan kurban, merayakan hari raya,
tetapi hati mereka tidak kepada Tuhan.
Mereka
menuntut keadilan Tuhan, tetapi mereka tidak hidup di dalam keadilan dan kasih.
Jikalau kita merenung, masihkah ada yang kurang yang
Tuhan perbuat bagi hidup dan kehidupan kita, atau apakah Allah harus mengalah
dan tunduk kepada keinginan dan selera/keinginan hidup kita? Tuhan memberikan kita pengampunan, Tuhan memberikan
segala kebutuhan kita, Tuhan menjadikan kita sebagai anak-anak yang dikasihi-Nya. Jikalau kita
merenung, apakah kita dapat memahami dan memaknai setiap apa yang kita perbuat
hasilkan dalam hidup kita, sudahkah berguna hidup kita bagi Tuhan dan bagi
sesama? Sudahkah hidup dan segala perbuatan kita telah dapat mencerminkan iman
dan kesetiaan kita kepada-Nya. Berbuahlah yang baik, apa yang berkenan di hadapan Allah yang
juga menjadi kehidupanmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar