Kenal
Dan
Lakukanlah Kehendak Tuhan
(Matius 21: 23-32)
Seorang anggota jemaat
memberi tahu pendetanya bahwa ia akan pergi ke kota suci Yerusalem. Ia menyatakan keinginannya untuk
mengunjungi Getsemani tempat Yesus
berdoa sebelum tersalib. "Begini,"
ujarnya kepada sang pendeta, "saya berencana mengunjungi Getsemani, dan setelah tiba di sana saya akan mengucapkan Doa Bapa
Kami keras-keras." Si anggota jemaat itu
mengira perkataannya akan menyenangkan hati pendetanya.
Jadi, ia terkejut saat mendengar tanggapan sang pendeta, "Tahukah Anda, saya dapat memikirkan suatu ide yang
lebih baik dari itu." Pria itu menyahut, "Benarkah, pak Pendeta?
Apakah itu?" Pendeta itu menjawab,
"Daripada menempuh perjalanan beribu-ribu kilometer untuk mengucapkan Doa Bapa
Kami di Getsemani, mengapa Anda tidak
tinggal di rumah saja dan melakukan apa yang
kita mintakan dalam Doa Bapa Kami tersebut?"
Seorang Kristen dipanggil untuk taat. Kata “ketaatan”
dalam bahasa Yunani juga mengandung pengertian mendengar, menyimpan,
merenungkan serta siap melaksanakan. Bagi orang
percaya, Tuhan menuntut ketaatan dan
pengakuan nyata bahwa kita percaya kepada-Nya. Ketaatan kita kepada Tuhan akan memberi arah dan petunjuk kehidupan
kita, yang tentunya akan melindungi kita dari hal-hal yang tidak berkenan
dengan firman Tuhan. Ketaatan kepada Tuhan pertanda bahwa kita mengasihi-Nya (baca Yoh.15:14).
Alkitab menjelaskan orang
yang hidup dalam ketaatan sebagai wujud iman, bersedia
membayar harga untuk ketaatannya, seperti Daniel,
Sadrakh, Mesakh, Abednego, Matius pemungut
cukai, Zakheus, perempuan Samaria dan Yesus sendiri. Pada sisi lain, Alkitab juga berbicara tentang
ketidaktaatan dan akibatnya, seperti Saul, Yunus, banyak raja-raja Israel, Petrus, dan lain-lain.
Dalam renungan
firman Tuhan minggu ini tentang anak yang kedua menjawab: Aku tidak mau. Tetapi
kemudian ia menyesal lalu pergi melakukan kehendak ayahnya. Awalnya anak yang
kedua ini tidak taat, kemudian bertobat. Anak kedua ini gambaran dari para
pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal yang awalnya menolak
firman Tuhan kemudian bertobat, mereka ini akan mendahului anak pertama. Anak
pertama ini gambaran dari imam-imam kepala serta tua-tua bangsa Yahudi yang
tidak peduli apa kata Yohannes Pembaptis dan tidak peduli apa kata Yesus. Malahan
imam-imam kepala serta tua-tua bangsa Yahudi ini bertanya kepada Yesus: "Dengan kuasa manakah Engkau melakukan “pekerjaanmu”?
Dan siapakah yang memberikan kuasa itu kepada-Mu?" (ay.23). Ingin masuk
ke dalam Kerajaan Allah, bertobatlah dan lakukanlah firman Tuhan. Selamat
hari Minggu. Amin. (NS)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar