Hiduplah Untuk
Saling Menerima
(Roma 14: 1-12)
“Bukan
yang masuk ke dalam mulut yang menajiskan orang, melainkan yang keluar dari
mulut, itulah yang menajiskan orang.” (Mat.15:11).
Dari hatilah timbul segala pikiran baik, dan dari hati juga timbul pikiran yang
tidak baik.
Memakan
makanan daging Babi bisa membahayakan kesehatan sebagian orang. Merokok,
berpengaruh buruk bagi kesehatan si perokok maupun orang-orang yang ada di
sekitarnya, yang juga terpaksa menghisap asap rokok si perokok tersebut. Meminum
minuman beralkohol secara berlebihan tidaklah baik bagi kesehatan. Karena
dampak dari memakan makanan dan meminum minuman tersebut, orang jadi saling
menghukumi, dan terancam perpecahan. Jika ini terjadi, tentulah najis.
Perdebatan
sengit telah terjadi dalam jemaat Roma karena adanya pihak yang kuat imannya (Orang yang yakin akan apa yang
dipercayainya: Roma 15:1) dengan
yang lemah imannya (Orang yang tidak
yakin dengan apa yang dipercayainya: Roma 14:1; 15:1) yang berbeda pemahaman. Pihak yang kuat imannya adalah mayoritas,
yaitu orang-orang Kristen non Yahudi yang merasa bebas dari tuntutan hukum
Musa, sedangkan pihak yang lemah imannya adalah orang-orang Kristen Yahudi yang
masih terikat tradisi sesuai hukum Musa (ay.2,5 Lih. Imamat 11), tentang
makanan, sunat dan hari-hari tertentu. Pihak yang kuat imannya menghakimi pihak
yang lemah imannya dalam hal praktik-praktik tentang makanan, sunat dan
hari-hari khusus.
P
|
aulus
mengingatkan jemaat Roma untuk saling menerima dalam perbedaannya. Apa artinya saling
menerima? Di dalam tubuh Kristus, anggota jemaat yang sudah kuat imannya harus
menguatkan yang masih kurang yakin akan imannya. Janganlah justru mempertajamnya
dengan perselisihan-perselisihan pendapat. Alasan penting mengapa anggota tubuh
Kristus harus saling menerima satu sama lain, adalah karena Allah telah
menerima orang itu (ay.3; 15:7). Maka siapakah kita sehingga merasa berhak
menolak dan menghakimi orang yang telah diterima Allah?
Jesus Kristus telah
memperdamaikan manusia dengan Allah. Janganlah dinodai dengan penolakan anggota
tubuh Kristus satu sama lain. Kristus telah mati dan membuktikan diri-Nya
sebagai Tuhan (ay.9). Sebagai Tuhan, Dia berhak menghakimi dan kepada-Nya
setiap orang akan memberi pertanggungjawaban (ay.10-12). Tidak ada seorang pun di antara kita
yang hidup untuk dirinya sendiri, tetapi kita sudah menyerahkan diri kita
kepada Tuhan sepenuhnya dan selamanya. Jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan,
dan jika kita mati, kita mati untuk Tuhan. Jika kita makan atau jika kita minum,
atau jika kita melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk
kemuliaan Allah. (1 Kor.10:31). Selamat hari Minggu. Amin. (NS)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar