Tuhan Senantiasa Mendengarkan Doa Kita
(Mazmur 66: 8–20)
D
|
oa
adalah alat komunikasi dengan Tuhan, juga sering disebut, doa adalah nafas
kekristenan. Dengan
doa kita mempersekutukan diri kita dengan Allah, dengan doa kita juga
mempersekutukan diri kita dengan sesama/orang lain, juga dengan doa kita
mempersekutukan diri kita dengan diri kita sendiri. Dengan berdoa kita memahami
apa yang tengah kita hadapi, butuhkan. Doa tidak saja berupa permintaan atau
permohonan akan tetapi lebih jauh dikatakan doa juga merupakan kesaksian iman
kita akan apa yang telah kita alami dan terima, serta penyerahan diri kepada
Allah.
Kepada
siapakah kita berdoa dan bagaimanakah cara terbaik untuk berdoa? Ada
banyak orang berkata bahwa berdoa harus tutup mata, lipat tangan dan tundukkan
kepala. Apakah cara seperti itu yang
benar? Tuhan berkata, kalau kamu mau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu dan
kuncilah; artinya bagaimana kita harus mampu mamusatkan hati dan pikiran kita
saat berdoa, mengunci pintu hati terhadap seluruh godaan dunia ini. Berati
tidak selamanya mesti tutup mata, tundukkan kepala, tapi juga saat kita
bernyanyi, bekerja, berjalan, hanya saja dalam setiap kesempatan dan keadaan
kita harus dapat memusatkan hati dan pikiran kita. Bekerja sambil berdoa (Ora et Labora), artinya
adalah baik seluruhnya aktivitas kehidupan kita diliputi doa dan pengungkapan
syukur kepada Tuhan. Doa adalah komunikasi juga ekspresi iman kita
akan Tuhan, untuk itu bagaimana kita harus mempersekutuhan seluruh kehidupan
kita dalam doa. Boleh saja doa-doa permohonan kita, kita
sampaikan dengan cara bernyanyi. Hanya saja, apakah kita mengerti dan tahu apa
yang kita doakan atau minta. Terkadang kita merasa dan katakan “doaku
tidak pernah diterima Tuhan“ apakah pernyataan itu benar. Mengapa doa
kita tidak diterima, yah kemungkinan salah; Yakobus 4:3 kamu
berdoa, tetapi kamu tidak menerima karena doamu salah, sebab apa yang kamu
minta hendak
kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu“ artinya kita harus
memahami apa yang sebenarnya yang akan kita minta, apakah memang sudah menjadi
kebutuhan utama atau hanya sekedar memuaskan keinginan kita semata. Tuhan
mengetahui apa yang terbaik dalam kehidupan kita, apa yang menjadi kebutuhan
kita, dan Ia akan
memberikannya pada waktunya.
Tuhan tahu apa yang tengah kita pergumulkan dan
kerjakan, tetapi Tuhan juga menginginkan sebuah kejujuran, pengakuan dan
penyerahan diri dalam apa yang tengah kita hadapi. Tuhan menguji dan memurnikan
iman kita, Tuhan mempertahankan jiwa umat-Nya dalam hidup, dan tidak pernah membiarkan
umat-Nya
kakinya goyah, terkadang kita terjebak ke dalam keadaan yang sulit, dalam
penderitaan seperti ikan dalam jaring, seperti membiarkan orang lain menindas
kita; akan tetapi oleh kasih-Nya yang abadi telah membebaskan dan
mengeluarkan kita dari semuanya itu. Pengalaman rohani seperti itulah yang
menghantar kita kepada penyembahan kepada Tuhan, pengabdian, dan memberikan
persembahan syukur. Persembahan kita adalah juga merupakan jawaban kita akan
berkat Tuhan, sehingga persembahan itu harus diserahkan bukan karena terpaksa,
tetapi buah kesaksian akan berkat Tuhan yang menyelamatkan dan membebaskan.
Terpujilah Tuhan
yang tidak pernah menolak doaku, dan yang tidak pernah menjauhkan
kasih setia-Nya
dari padaku (ay 20).
(HS)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar