JAWABANKU KEPADA TUHANKU
(Mazmur 68:20-22;32-36)
Adoniram Judson (1788-1850) dikaruniai otak
yang cerdas. Ia belajar membaca pada usia 3 tahun, dapat menerjemahkan bahasa
Yunani pada usia 12 tahun, dan mendaftar di Brown University saat berusia 16
tahun. Di sana ia berteman dengan Jacob Eames, seorang pria yang menolak
mukjizat-mukjizat Alkitab. Saat Judson lulus sebagai lulusan terbaik pada tahun
1807, ia telah begitu dipengaruhi oleh Jacob Eames sampai-sampai ia menyangkal
iman kristianinya. Suatu malam, saat Judson sedang menginap di sebuah
penginapan desa, ia merasa terganggu oleh erangan kesakitan seorang pria di
kamar sebelah tempatnya menginap. Keesokan paginya ia bertanya kepada pemilik
penginapan tentang pria yang sakit itu. Ia diberi tahu bahwa pria tersebut
telah meninggal dan namanya adalah Jacob Eames.
Peristiwa
kebetulan yang mengejutkan, yaitu bahwa ia berada di dekat temannya pada saat
detik-detik kematiannya, membuat Judson heran. Ia merasa terdorong untuk
mencari jiwanya sendiri dan memohon pengampunan Tuhan atas penyangkalan
imannya. Sejak saat itu, ia mulai hidup bagi Tuhan. Tuhan memimpinnya untuk
memelopori pekerjaan misi di Birma. Pada akhir hidupnya, Adoniram Judson dapat
melihat kembali pelayanannya yang telah merintis pendirian banyak gereja dan
memengaruhi ribuan orang untuk menjadi orang-orang percaya.
Di mana pun di
seluruh dunia orang mencari-cari cinta, karena semua orang yakin hanya cinta
yang bisa menyelamatkan dunia, hanya cinta yang bisa membuat kehidupan bermakna
dan layak dijalani. Namun, betapa sedikit orang yang benar-benar mengerti apa
arti cinta, yang caranya hanya
muncul dari
dalam hati manusia. Cinta begitu sering disamakan dengan
perasaan yang menyenangkan kepada orang lain, diringi kebaikan dan cara-cara
tanpa kekerasan atau pelayanan. Namun, semua itu, ketika berdiri sendiri,
bukanlah cinta. Cinta muncul dari
kesadaran. Karena hanya ketika Anda melihat seseorang seperti apa adanya
dia di sini dan saat ini – dan bukan seperti apa adanya dia dalam ingatan atau
hasrat Anda – Anda bisa benar-benar mencintai mereka.
Terpujilah
Tuhan! Hari demi hari Ia menanggung bagi kita; Allah adalah keselamatan kita
(ay.20). Hai kerajaan-kerajaan bumi, menyanyilah bagi Allah, bermazmurlah bagi
Tuhan (ay.33). Mazmur 68 ini adalah cetusan cintanya Daud kepada Tuhan. Cetusan
cintanya bangsa Israel kepada Tuhan secara kolektif. Ilustrasi di atas adalah jawaban
cintanya Adoniram Judson kepada
Tuhan.
Bagi pemazmur, tidak ada yang lebih berharga di dunia ini selain
menjadi milik kepunyaan Tuhan. Sebagai milik kepunyaan Tuhan, maka apa pun yang
dimiliki adalah dari Tuhan, untuk Tuhan, karena hanya oleh karena Tuhanlah
manusia berada di dalam dunia ini dan dapat berkarya. Saudara-saudara, ekspresikan juga cintamu kepada Tuhan
kita! Selamat hari Minggu. Amin. (NS)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar