KEPADA SIAPAKAH KITA BERSERAH?
(Mazmur 16: 1–11)
Pemahaman kita akan kebutuhan hidup, akan mengajak kita
untuk bersungguh-sungguh, pengenalan diri yang seutuhnya akan mengajak kita
untuk bersungguh-sungguh hidup
dalam pemahaman kita yang sesungguhnya untuk memperlihatkan kepada sekitar kita
akan siapakah kita yang sesungguhnya. Semuanya akan kita perlihatkan melalui
tingkah laku, perkataan, perbuatan serta persekutuan kita satu dengan yang
lain. Demikian juga dengan pemahaman
kita akan hidup dan kehidupan yang sesungguhnya, membawa kita kepada evaluasi
iman dan moralitas, bagaimanakah kita
semestinya hidup, dari siapakah kehidupan yang sebenarnya kita peroleh, dan
bagaimana caranya kita untuk memperolehnya.
Ada banyak orang untuk memperoleh sesuatu dalam hidupnya
harus mempersekutukan/menyerahkan dirinya dengan ilah-ilah duniawi ini, karena
dia percaya dunia ini mampu memberinya apa yang dia inginkan. Ke tangan
siapakah kita pertaruhkan dan serahkan segala kehidupan kita? Pilihan dan keputusan kita menentukan konsekwensi apa yang kemudian akan
kita terima .Kalau mereka yang tidak percaya akan Tuhan Yesus menyerahkan
dirinya kepada kekuatan dunia ini, menyerahkan dirinya kepada kesiasiaan dan tengah menuju kepada kebinasaan
yang kekal, akan tetapi kehidupan orang yang percaya akan Yesus, akan
senantiasa mengabdikan dan menyerahkan hidupnya
kepadaNya, sebab dia tahu, Yesus mampu memberikan segala yang terbaik baginya, di dalam Yesus ada
sukacita dan hidup. Sebagaimana Pemazmur dalam hal ini mengajak dan menyerukan
supaya kita meyerahkan segala hidup kita kepada Tuhan, baik itu suka maupun
duka, sebab Allah berkuasa mengalahkan maut dan kematian dengan kebangkitan
Yesus. Kebangkitan Yesus mematahkan kuasa dosa dan maut. Yesus bangkit, kubur
menjadi kosong. Kekosongan kuburan Yesus bukanlah kekosongan yang hampa, akan
tetapi kekosongan kuburan Yesus menjadi bukti kebenaran Firman-Nya akan kebangkitan-Nya, bukti kuasa-Nya mengalahkan
maut, bukti bahwa kehidupan orang percaya tidak berakhir di dalam kubur, tetapi
ada di dalam kebangkitan Yesus. Kekosongan kuburan Yesus juga mengarahkan kehidupan kita kepada pengharapan
yang pasti, didalam Yesus ada hidup dan kebangkitan, ada damai dan sukacita.
Dalam hal ini pemazmur mengambil
suatu keputusan pasti: MENYERAHKAN SELURUH HIDUPNYA KE TANGAN TUHAN (ay. 5-6) sebab di dalam Tuhan ia memperoleh hidup yang
terbaik, dia memiliki hidup yang kekal. Maut bukanlah muara terakhir bagi orang
percaya. Oleh kebangkitan-Nya kita telah
diubah dari yang sebelumnya harus
mati dan dihukum, menjadi orang yang
dibenarkan dan diselamatkan. Yesus menjadi kurban yang kudus dan sempurna yang
dipersembahkan di kayu salib untuk keampunan dan penebusan kita. Amin.
(HS)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar