Hidup Di Dalam Anugerah
(Yohanes 20: 1-18)
P
|
ernah ada kesaksian, seorang bapak dirawat di
sebuah rumah sakit. Bapak itu menceritakan, bahwa di pagi hari itu merasa
dikunjungi oleh seorang dokter yang sangat luar biasa baik, memberi kenyamanan
yang tidak dapat disebutkan. Dokter itu berambut panjang dan brewokan. Ia ingin
bertemu dokter itu lagi. Seluruh pegawai rumah sakit bingung, karena tidak ada
dokter yang gondrong dan brewokan. Tiba-tiba, entah karena apa, seorang anak
sedang membaca buku cerita bergambar tentang Yesus. Demi melihat gambar di buku
itu, dengan segera bapak itu mengatakan, itu dia dokter yang datang pagi tadi!
Kata “melihat”
mendominasi kisah kebangkitan dalam Injil Yohanes. Diawali dengan cerita Maria
Magdalena yang melihat bahwa batu telah diambil dari kubur (ay.1). Ketika
membaca cerita selanjutnya, kita menemukan model kepercayaan kepada Yesus yang
bangkit.
·
Model
pertama, orang yang percaya setelah melihat tanda kebangkitan. Dalam Yohanes
20:8. Yohanes murid yang dikasihi Yesus, tidak melihat Yesus. Ia hanya melihat
tanda kebangkitan, namun ia percaya. Percaya di sini sangat mungkin berarti
percaya bahwa mayat Yesus dicuri, seperti dikatakan Maria (ay.2). Dikuatkan
dengan ayat 9 yang menyatakan mereka belum mengerti.
· Model
kedua Yohanes 20:20. Yesus menunjukkan tangan-Nya dan lambung-Nya kepada
mereka. Murid-murid bersukacita ketika mereka melihat Tuhan. Perhatikan,
Alkitab mencatat “ketika mereka melihat
Tuhan.” Mereka percaya pada Yesus setelah melihat Yesus yang bangkit,
lengkap dengan tanda-tanda di tubuh Yesus.
· Model
ketiga, terlihat melalui diri Tomas. Ayat 25 mengatakan: Tetapi Tomas berkata
kepada mereka: “Sebelum aku melihat bekas
paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu
dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya.”
Dan itulah yang terjadi. (ay.27). Dalam model ini manusia percaya bukan karena sekedar melihat tetapi juga menyentuh. Karena kalau melihat saja bisa berarti mimpi, tetapi kalau menyentuh itu pasti.
· Model keempat, dapat kita lihat pada ayat 29b: “Berbahagialah mereka yang tidak melihat,
namun percaya”. Tidak ada bukti baik berupa tanda benda-benda bekas
kebangkitan Yesus, atau Yesus sendiri yang memperlihatkan dirinya, maupun bukti
konkret apapun. Pada model ini, manusia tidak melihat bukti tapi
sungguh-sungguh percaya.
Betul-betul percaya, sekali pun tanpa bukti.
Tentu tidaklah mudah! Dengan tegas, Yesus mengatakan: “Berbahagialah mereka yang tidak
melihat, namun percaya.” Model
ini tidak membutuhkan bukti dalam bentuk apapun. Model inilah yang disebut
Yesus berbahagia. Berbahagialah karena percaya! Karena Anda di dalam anugerah Yesus yang bangkit?
Selamat hari Minggu.
Amin.
(hajut)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar