Sudahkah Anda Bergereja?
Ada
satu perbedaan penting antara gereja dengan sekolah atau kuliah. Siswa/mahasiswa yang menghadiri kuliah, entah di bidang ilmu ketuhanan
atau teknik atau kedokteran atau fisika tidak selalu memiliki komitmen antara yang satu dengan yang lain
sesama mahasiswa. Masing-masing
mengerjakan urusannya sendiri. Anda mengerjakan sendiri ujian Anda, mempelajari
bidang studi Anda sendiri, Anda boleh tidak punya hubungan apa-apa dengan orang yang ada di
sebelah Anda. Anda tidak berkomitmen kepadanya. Jika dia berada dalam masalah,
Anda boleh menolong atau tidak menolongnya. Anda tidak
menggantungkan hidup Anda kepada guru atau dosen pengajar Anda, dan Anda tidak
harus melakukan apa yang sang dosen ajarkan.
Menjadi anggota jemaat gereja, tentu berbeda! Kita harus memiliki komitmen antara satu dengan yang lain,
dan dengan percaya melakukan Firman yang kita dengar. Hal ini sangatlah mendasar. Selama kita belum memiliki keterlibatan antara yang satu
dengan lainnya, tidak percaya Firman dan tidak melakukan
Firman yang kita dengar, dan bertobat. Itu berarti kita belum sampai pada tingkatan menjadi gereja.
Perikop ini, tentang apa yang akan terjadi di masa mendatang (apokaliptik)
dari nabi Yesaya untuk bangsanya Israel, yang saat itu sedang berada dalam
pembuangan di Babel di bawah kekuasaan raja Nebukadnezar. “Allahmu akan datang!” (ay.4) Begitu
seruan nabi Yesaya. Suatu jaminan yang menghibur orang yang berputus asa dan berkecil
hati. Bahwa Tuhan akan campur tangan
dalam kejadian-kejadian di dunia, untuk membuat umat manusia tunduk pada
tuntutan keadilan dan untuk menyelamatkan umat-Nya dari para penindas mereka. Suatu jaminan bahwa kekuatan Allah akan
menggantikan ketidakberdayaan manusia. Bangsa Israel percaya kepada
Firman yang disampaikan nabi Yesaya. Mereka bertobat dan menyesali dosanya
sebagaimana tercatat dalam kitab Ratapan. Di kemudian hari apa
yang diwartakan nabi Yesaya terwujud dalam pemerintahan Koresh,
raja negeri Persia mengalahkan Babel dan memperbolehkan bangsa Israel kembali ke negerinya
untuk membangun kembali Yerusalem. Pada akhirnya orang-orang percaya akan dapat
melihat kebenaran Allah dan mendengar suara-Nya, hidup menurut jalan-Nya, dan
menyatakan kesaksian dan pujian kepada-Nya.
Namun kesempatan tersebut, belum sepenuhnya mendatangkan damai sejahtera,
karena mereka harus bekerja keras “merestorasi”
fisik kampung halamannya dan menjaga kekudusan peribadahan mereka. Apokaliptik
ini barulah genap dan sempurna di dalam Yesus Kristus. Yesus mengatakan: “… menyampaikan kabar baik kepada
orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan
kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk
membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang."
(Luk.4:18-19)
Selamat Hari Minggu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar