Mengubah Demi Kebaikan
(Mazmur 107: 33-43)
Seorang Sufi bercerita tentang dirinya
seperti berikut ini: “Waktu masih muda, aku ini seorang yang revolusioner dan
aku selalu berdoa: Tuhan, berilah aku
kekuatan untuk mengubah dunia! Ketika aku sudah separuh baya dan sadar
bahwa setengah hidupku sudah lewat tanpa mengubah satu orang pun, aku mengubah
doaku menjadi: Tuhan, berilah aku rahmat untuk mengubah semua orang yang
berhubungan denganku: keluarga dan kawan-kawanku, maka aku akan merasa puas. Sekarang
ketika aku sudah menjadi tua dan saat kematianku sudah dekat, aku mulai melihat
betapa bodohnya aku. Doaku satu-satunya sekarang adalah: Tuhan, berilah aku
rahmat untuk mengubah diriku sendiri. Seandainya sejak semula aku berdoa
begitu, maka aku tidak begitu menyia-nyiakan hidupku!” Setiap orang berpikir
mau mengubah umat manusia. Hampir tak seorang pun berpikir bagaimana mengubah
dirinya. (Burung Berkicau, Anthony de
Mello SJ).
Perikop ini mengingatkan kita beberapa tokoh-tokoh
Alkitab yang mengalami masa-masa sulit dan Tuhan ubahkan sesuai dengan yang
Tuhan inginkan, antara lain: (1). Musa yang dibesarkan oleh Putri Firaun
di Mesir (tidak dibesarkan oleh orangtuanya) sebagai persiapan untuk kelak memimpin
bangsa Israel. Allah mengatakan supaya Musa cukup berbicara kepada batu di
depannya, tetapi Musa memukul bukit batu itu dengan tongkatnya dua kali (Bil
20:8; Ul 3:24-27). Karenanya Musa tidak ikut membawa bangsa Israel masuk ke tanah
Kanaan. (2). Daud semasa hidupnya
bergumul dengan banyak masalah. Terutama masalah birahi, membunuh Uria dan
mengambil, istri Uria Batsyeba binti Elia baginya. Raja Daud menyesali dosanya.
Daud mengejar hati Allah tapi Allah harus meremukkan dia. (2 Sam. 11-15). (3). Yunus seorang nabi yang melawan
perintah Allah. Diperintahkan memberitakan pertobatan kepada Niniwe, tetapi
malah pergi ke Tarsus. Sehingga seekor ikan besar menelan Yunus; dan Yunus
tinggal di dalam perut ikan itu tiga hari tiga malam lamanya. (Yunus 1-3). (4).
Rasul Paulus seorang Sarjana Teologi
Yahudi yang brillian sangat terampil dan fasih berdebat. Pada awalnya membenci
orang Kristen. Menjadi buta, mengalami banyak kesulitan selama pelayanannya.
(Kis 9; 2 Kor 6; 12). (5). Dan Yesus
juga “diremukkan” (Band. Nas Epistel Mark 9:31). Dia harus mengalami
penghancuran, bukan karena apa yang dia lakukan, tapi karena dosa kita. (Mat
27:46, Mark 15:34). Keempat
contoh di atas mengungkapkan kebaikan Tuhan yang telah mengangkat mereka
masing-masing dari keadaan terhina, menurut pandangan manusia, menjadi terhormat
bahkan mulia. Mengungkapkan keadilan Allah dengan membalikkan keberuntungan
orang jahat atau fasik menjadi petaka. Hukuman tujuannya
meremukkan hati orang berdosa dan membuatnya memperbarui hubungannya dengan
Allah. Lewat keremukan ini, Musa, Daud, Yunus, Rasul Paulus, bangsa Israel
dapat mengenal Allah dengan lebih tulus, lebih dalam dan sepenuhnya. Dia dapat
berjalan dengan lebih dekat pada-Nya dan melayani-Nya dengan lebih tepat. Berubah
dari kepemimpinan yang berpusat pada diri sendiri kepada pelayanan yang
berpusat pada Allah, seperti yang dilakukan oleh Allah di dalam Yesus Kristus. Orang-orang
benar melihat bahwa Allah sanggup mengubah orang berdosa menjadi orang yang
dibenarkan bagi-Nya, mengubah tanah terkutuk menjadi tanah penuh berkat.
Bersyukur,
mengatakan Tuhan baik bukan suatu pilihan, tetapi lahir dari pengalaman iman
dan pengenalan yang benar akan Tuhan. Hanya dengan kesediaan belajar hikmat
(43) dari firman-Nya dan mengakui kemurahan-Nya kita bisa tetap mengucap
syukur.
Amin.
Selamat
Hari Minggu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar