(saat teduh retreat Peneguhan Sidi HKBP Pondok Gede Tahun 2015 di Ciloto)
Pengikut Kristus Tipe Pohon Korma dan Tipe Pohon
Aras
(Mazmur 92: 2-5; 13-16)
Bersyukur
dalam segala hal? Ah, rasanya hanya bisa diucapkan namun sulit untuk dilakukan.
Banyak orang bisa bersyukur pada saat mengalami sukacita. Misalnya, pada saat
lulus ujian, naik pangkat, naik gaji. Bagaimana pada saat yang tidak enak (dukacita),
apakah masih bisa bersyukur?
Dalam
berbagai bencana yang menimpa negeri ini; tsunami, gunung meletus, angin puting
beliung, tanah longsor, banjir, kapal tenggelam, kecelakaan pesawat terbang, narkoba
dan sebagainya. Kita kerap menjumpai berbagai kisah mengharukan dari mereka
yang tertimpa bencana. Kisah tentang orang-orang yang dapat terus bertahan di
tengah situasi yang berat dan tidak mengenakkan, orang-orang yang mengucap
syukur dalam, dan dengan keterbatasannya. Bagi mereka, selalu ada alasan untuk
bersyukur. “Adalah baik untuk menyanyikan
syukur kepada TUHAN,…Sebab telah Kaubuat aku bersukacita,” (ay.1,5).
Mazmur
92 boleh menjadi alat evaluasi diri, (1) menyadari
bahwa orang yang percaya seperti pohon Korma. Salah satu tanaman istimewa dan
unik. Ketika biji Korma ditanam, akarnya akan terus menembus tanah untuk
mencari air, bahkan hingga puluhan meter. Setelah mendapatkan air, barulah
mulai tumbuh. Biasanya di mana pohon Korma berada, di sana akan terdapat
oase (mata air). Inilah yang digambarkan oleh pemazmur, bahwa orang benar akan
bertunas seperti pohon Korma. Orang benar akan memiliki akar yang kuat, mampu
tegar berdiri di tengah berbagai hambatan, dan akan mampu untuk terus bertumbuh
menghasilkan buah. Bagi pengembara padang pasir, melihat pohon Korma tentu akan
sangat menggembirakan. Sebab pohon ini tidak hanya memberikan tempat yang
teduh, tetapi juga air, sebab pohon ini tumbuh di mana ada air. Selain
mengandung begitu banyak nutrisi yang memberi kekuatan dan kesehatan. Pohon Korma
juga sangat kuat bila dijadikan menjadi tiang penyangga untuk bangunan, dahan-dahannya
yang kecil bisa dijadikan untuk bahan bakar, serta serat-seratnya bisa
dijadikan untuk tali, bahkan daunnya bisa dibuat menjadi tikar atau keranjang. Seperti layaknya pohon Korma yang
menyegarkan dan berdayaguna, orang-orang benar pun seharusnya bisa menjadi
penyegar bagi lingkungan yang "tandus", menjadi oase di tengah padang
gurun, menjadi berkat yang mendatangkan sukacita.
(2) Menyadari bahwa orang
yang percaya seperti pohon Aras. Pohon Aras adalah
pohon yang besar, kuat dan tidak mudah lapuk, tahan terhadap
perubahan cuaca, terhadap hama. Semakin tua, getahnya harum dan kayunya semakin
kuat. Tidak heran jika pohon Aras Libanon dipakai oleh Salomo untuk tiang penyangga
istana bahkan Bait Allah (1Raja7: 2-3).
Sebagaimana
pohon Korma dan pohon Aras, Tuhanlah yang menciptakan dan memeliharanya.
Demikianlah orang percaya kepada Tuhan, diberkati-Nya untuk menjadi pribadi-pribadi tipe pohon Korma, pribadi-pribadi tipe pohon Aras penyangga kehidupan. Tetap berbuah dan berkarya bagi Kristus sampai Tuhan memanggil. Pohon Korma dan pohon Aras tak pernah pensiun, pada masa tua pun masih berbuah, menjadi gemuk dan segar. Karena semuanya itu, adalah baik untuk menyanyikan syukur kepada TUHAN, dan untuk menyanyikan mazmur bagi nama-Nya Yang Mahatinggi. Amin.
Demikianlah orang percaya kepada Tuhan, diberkati-Nya untuk menjadi pribadi-pribadi tipe pohon Korma, pribadi-pribadi tipe pohon Aras penyangga kehidupan. Tetap berbuah dan berkarya bagi Kristus sampai Tuhan memanggil. Pohon Korma dan pohon Aras tak pernah pensiun, pada masa tua pun masih berbuah, menjadi gemuk dan segar. Karena semuanya itu, adalah baik untuk menyanyikan syukur kepada TUHAN, dan untuk menyanyikan mazmur bagi nama-Nya Yang Mahatinggi. Amin.
Selamat Hari Minggu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar