ORANG BENAR DI MATA TUHAN
(Mazmur
34: 12-18)
"Orang jahat
adalah orang baik yang tersakiti," begitu opini sebagian warganet usai
menonton film Joker. Para penonton film tersebut memaklumi soal bagaimana
Arthur Fleck menjadi Joker. Musuh Batman ini diceritakan sebagai penderita
penyakit mental yang kerap disakiti lingkungannya. Setelah keluar dari rumah
sakit jiwa, Arthur yang bercita-cita menjadi komedian harus bekerja sebagai
badut untuk menghidupi dirinya dan ibunya. Ia kerap digebuki hingga akhirnya
dipecat sebagai badut sewaan. Tak ada teman untuk berkeluh kesah karena semua
orang menganggapnya aneh. Arthur baru menemukan jati dirinya dan merasa bahagia
ketika ia membunuh orang. Apalagi, ia dielu-elukan oleh warga miskin Gotham
yang muak dengan susahnya hidup. Apa yang dialami Joker terkesan sangat mungkin
terjadi di kehidupan nyata.
Daud adalah orang yang
diurapi Tuhan menjadi raja Israel untuk menggantikan Raja Saul yang sudah tidak
dikenan Tuhan. Dalam perjalanannya, Daud meninggalkan padang penggembalaan
menjadi seorang prajurit kerajaan yang gagah perkasa. Tanpa cela dia memimpin
tentara Israel. Kemenangan demi kemenangan diperolehnya. Kecemburuan raja Saul,
mengancam nyawanya. Karenanya pelarian demi pelarian pun dijalani oleh Daud.
Bahkan berpura-pura gila pun dilakoninya agar ia selamat dari bahaya dan maut. Daud
juga mengajak orang untuk menyadari konsekuensi menjadi orang benar, dalam kondisi
penuh pengharapan. Bahwa "mata TUHAN tertuju kepada orang-orang benar
dan telinga-Nya kepada teriak mereka minta tolong" (ay.16). Kesulitan
hidup jangan menjadi alasan bagi seseorang untuk berhenti menjadi orang benar.
Kesulitan hidup tidak boleh dijadikan dasar untuk melakukan hal yang tidak
benar.
Tantangan menjadi
orang benar sungguhlah berat. Misalnya, karena tidak ikutan mencuri atau
korupsi, akan dijauhi oleh teman sekerja karena dianggap menghambat proyek
korupsi bersama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar