ALLAH YANG
AGUNG
MENGHAKIMI BANGSA-BANGSA
Memento Mori adalah
sebuah frasa yang ‘bertugas’ mengingatkan kita kepada kematian. Secara
harafiah: Ingat, kau harus mati! Selain lewat frasa, Memento
Mori juga didapati dalam istilah seni. Aliran seni ini ditandai dengan
patung-patung ataupun gambar yang pada dasarnya mengingatkan diri pada
kematian, entah berupa tulang belulang, upacara pemakaman dan sejenisnya.
Konfessi (Pengakuan Iman)
HKBP 1996 pasal 15 mengenai Peringatan Terhadap Orang Yang Meninggal, merumuskan:
Bahwa Gereja menyelenggarakan peringatan bagi orang-orang yang meninggal untuk memantapkan
penghayatan iman kita supaya kita mengingat akan akhir hidup kita sendiri serta
meneguhkan pengharapan akan kemenangan Kristus yang mengalahkan maut; demikian
juga pengharapan akan surga sebagai asal dan tujuan roh dan jiwa kita dan
pengharapan akan persekutuan orang percaya dengan Tuhan Allah hingga kedatangan
Kristus kedua kali. Dengan ajaran ini, HKBP menekankan pengharapan keselamatan
manusia dari antara orang mati di dalam Yesus Kristus. Dalam kaitan ini, HKBP
melawan tiga pandangan yang mengatakan: (1) Bahwa orang yang hidup dapat
menerima berkat dari orang yang mati; (2) Bahwa orang yang mati dapat
berhubungan dengan orang yang hidup dengan cara mendoakan arwah-arwah; (3)
Bahwa haruslah mendirikan tugu untuk menghormati orang yang mati sebagai cara menerima
berkat bagi keturunannya. Juga menolak semua bentuk ajaran agama kekafiran
terutama ajaran mengenai roh yang mengatakan bahwa roh orang yang meninggal itu
hidup dan kemudian menjadi hantu dan menjadi roh leluhur. Tujuan peringatan
orang meninggal dunia ini bukanlah untuk membangkit-bangkitkan rasa dukacita
keluarga yang ditinggalkan. Tetapi untuk mengingatkan kita akan hari kematian
kita semua manusia kelak. Siapa pun di antara kita yang masih hidup sekarang
akan pasti mengalami kematian itu. Memento Mori, ingatlah akan hari kematianmu!
Habakuk mengalami situasi
yang sangat sulit. Kekejaman bangsa Babel, mengakibatkan kelaparan, tanaman
maupun ternak musnah (Hab.3:17). Habakuk berdoa menurut nada ratapan. TUHAN, telah
kudengar kabar tentang Engkau, dan pekerjaan-Mu, ya TUHAN, kutakuti!
Hidupkanlah itu dalam lintasan tahun, nyatakanlah itu dalam lintasan tahun;
dalam murka ingatlah akan kasih sayang! (ay.1-2). Habakuk menandai pergeseran
himne, dari permohonan kepada pujian. Kuasa Tuhan yang pernah membawa
orang-orang Yahudi keluar dari Mesir dan masuk ke Tanah Perjanjian. Kuasa itu
jugalah yang akan membebaskan umat-Nya dari Babel dan membawa mereka kembali ke
tanah air mereka sekali lagi. Hanya Tuhanlah yang mampu merubah dukacita
menjadi sukacita.
Hal itu sempurna melalui Yesus
Kristus yang telah mengalahkan dosa dan kematian. Pada hari yang ketiga, Ia bangkit dari antara orang mati. Naik ke surga, duduk di
sebelah kanan Allah, Bapa yang Maha kuasa. Dari sana akan datang kelak, untuk
menghakimi orang yang hidup dan yang mati.
Allah di dalam Yesus Kristus akan menghakimi kita dan menghakimi bangsa-bangsa.
Doa: Ya Tuhan tolonglah kami untuk
setia melakukan firman-Mu dengan tahu dan sadar bahwa kami akan mati kelak pada
waktunya. Dalam nama Yesus Kristus Tuhan kami. Amin.
Selamat hari Minggu! (NS).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar