Persiapkanlah Jalan Bagi Tuhan
(Yesaya 40:1-8)
Berita yang paling ditunggu-tunggu seseorang
yang terhukum adalah pembebasan, yang sakit adalah kesembuhan, apalagi semuanya
akan dia peroleh dengan tanpa syarat. Bebas dari hukuman tanpa syarat, kesembuhan
tanpa syarat seperti mujizat. Apalagi ia telah lama terpenjara misalnya
seorang napi, lepas dari pasungan orang yang dipasung, semuanya bebas tanpa
syarat. Semuanya manusia mengharapkan kebebasan, yang walaupun masing-masing berbeda memahami nilai sebuah kebebasan. Ada orang
ingin bebas melakukan kehendak hatinya tanpa ada aturan yang menghalanginya,
ada orang yang ingin bebas berbuat baik kepada siapapun tanpa ada batas yang
harus dia lalui. Akan tetapi harus juga dipahami akan nilai kebebasan itu:
Kebebasan tanpa ketaatan adalah liar dan ketaatan tanpa kebebasan adalah
perbudakan. Artinya bagaimana kita mampu memahami nilai sebuah kebebasan yang
bermakna, bernilai tambah dalam diri kita juga orang lain demi kesejahteraan
bersama.
Bangsa Israel 70 tahun dalam pembuangan, tentu banyak pemahaman mereka
untuk menantikan/mengharapkan kebebasan, kemerdekaan. Ada yang optimis tapi ada
juga yang pesimis bahkan putus asa. Mereka diperbudak oleh bangsa yang tidak
mengenal Tuhan sementara mereka mengklaim dirinya umat Tuhan, ada yang
menantikan anugerah kemurahan Tuhan, tetapi ada yang mengatakan sepertinya
Tuhan tidak mampu membebaskan mereka.
Suatu hal yang tidak masuk akal/sulit dipercaya kalau tiba-tiba ada yang menyampaikan bahwa kebebasan itu akan datang
(bagi mereka yang tertawan dalam penjara atau penyakit),
tetapi itulah yang Tuhan lakukan terhadap umat-Nya. Tuhan mengutus Nabi Yesaya
menyampaikan penghiburan, sebab penderitaan mereka akan berakhir; mereka akan
dibebaskan/dimerdekakan. Mereka akan dipulihkan kembali sebagai
umat yang diberkati. Akan tetapi dalam menyambut pembebasan itu, mereka diminta
untuk mempersiapkan diri, baik secara moral, mentalitas terutama dalam iman
mereka. Harus mau mengubah diri dalam pembaharuan imannya. Membuka hati untuk
jalan Tuhan dengan meninggalkan pola hidup yang sia-sia (pemberontakan kepada Allah). Menyelaraskan iman dan
perbuatan dalam kepatuhan dan kesetiaan akan Allah. Tuhan menyampaikan penghiburan, bahwa dosa-dosa mereka
telah diampuni, juga kembali pada penegasan bahwa Allah adalah Gembala mereka
yang akan menuntun mereka kepada kehidupan yang sesungguhnya.
Sebagai
Gereja, harus bangkit dan membawa penghiburan baru dalam setiap pergumulan
dunia ini (umat-Nya); membangun pengharapan baru, sehingga mampu membawa
seseorang itu dalam pengenalan akan dosa-dosanya di hadapan Tuhan, dan mau memohonkan
pengampunan dari-Nya. Gereja harus mampu meyakinkan seseorang untuk
mampu mengampuni sebab ia juga telah diampuni, mengakui kesalahan dan
memperbaharui diri, agar tidak lagi menderita akibat tekanan hati/pikiran
karena merasa bersalah; Memerdekakan jiwa-jiwa yang tertekan akibat dosa-dosanya,
dan menuntunnya pada pengharapan kasih Allah. Selagi kesempatan masih ada,
sebab hidup ini bagikan bunga-bunga yang akan layu, tetapi Firman, dan kasih
setia Tuhan kekal selamanya. Sambutlah Dia yang datang, dan
tuntunlah orang juga untuk ikut menyambut Tuhan. Selamat hari Minggu. Amin. (HS).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar