KOBARKANLAH
KARUNIA ALLAH YANG ADA PADAMU
(2 Timotius 1: 6-12)
TUHAN menginginkan pemimpin yang
berintegritas dan berkualitas baik. Timotius salah satunya. Anda orang-orang
muda, pernahkah Anda mendengar orang yang berkata: "Kamu adalah calon
pemimpin di masa depan?" Anda adalah pemimpin pada saat ini juga, bukan
pemimpin di masa mendatang. Anda dapat menjadi pemimpin ketika ada di sekolah,
di tempat kursus atau les, di lapangan, di tempat bermain, di mal, di pasar. Di
mana saja Anda dapat menjadi pemimpin. Ketika Anda menjadi pemimpin, tidak usah
merasa risau. Ingatlah nasihat Paulus: Kita harus menjadi teladan yang baik
bagi orang-orang yang kita pimpin. Bagaimana cara menjadi pemimpin yang baik?
Caranya dengan berintegritas. Memberi teladan yang baik, mengobarkanlah karunia Allah yang ada pada
kita.
Timotius (dari bahasa
Yunani, time: menghormati dan Teos: TUHAN) adalah orang yang saleh, orang yang
menghormati TUHAN. Timotius memang layak menyandang nama itu karena sejak kecil
dia sudah menerima firman TUHAN. Alkitab mencatat Timotius lahir dari ayahnya
yang seorang Yunani dan Ibunya Eunike seorang Yahudi. Ibunya mengajarkannya firman
TUHAN sesuai dengan ajaran dan tradisi Yahudi. Neneknya yang bernama Louis,
juga ikut membangun jati dirinya menjadi orang beriman. Jika orang tua baik mendidik anaknya maka
anaknya akan baik. "Didiklah orang muda menurut jalan yang patut
baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan
itu." (Ams.22:6). Sadar atau tidak, anak-anak bagaikan kertas
tulis kosong yang isinya akan tergantung dari apa yang dituliskan oleh ayah dan
ibunya atau bahkan kakek dan neneknya di dalamnya. Meski anak-anak akan
memiliki sifat-sifat tersendiri, namun bagaimana orang tua mendidik anak akan
sangat menentukan seperti apa mereka kelak pada saat menginjak dewasa.
TUHAN
mempertemukan Timotius dan Paulus di Listra (Kis.16:1-3). Paulus memilihnya
sebagai pembantu yang baru. Akhirnya Timotius menjadi pembantu terdekat dari
Paulus. Ia disebut dalam enam surat Paulus sebagai ikut mengirim surat-surat
itu (lihat 2 Kor.1:1;Fil.1:1; Kol.1:1; I Tes.1:1;2 Tes.1:1;Fil.1). Tidak ada
pembantu lain yang begitu sering disebut sebagai satu-satunya orang yang sehati
dan sepikir dengan Paulus (Fil.2:21,22). Ia menunjukkan pengabdian yang tulus
untuk menerima setiap tugas dalam bentuk apapun yang diberikan kepadanya. Ia
tidak pernah membantah kepercayaan yang diberikan kepadanya. Semuanya itu
diterimanya dengan baik dan bertanggung jawab. Hingga hubungan keduanya sangat
akrab digambarkan seperti hubungan bapa dan anak. Dalam hal ini, Paulus tidak mencetak seorang pengikut, tetapi membentuk seorang pempimpin baru.
Paulus menasihati Timotius dan gereja sepanjang masa, agar melakukan tugas bukan karena terpaksa, tetapi karena kesadaran akan panggilan. Mengibaratkan sebagai seorang prajurit, olahragawan atau atlet, dan juga
sebagai seorang petani. Sebagai seorang prajurit, harus memfokuskan diri pada apa yang diinstruksikan oleh
komandan. Komando
tersebut: Kobarkanlah karunia
Allah yang ada padamu! Jangan takut dan jangan malu bersaksi tentang
TUHAN. Selamat hari Minggu!
Amin. (NS).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar