TINGGALLAH
DI
DALAM TUHAN
(Yohanes 15: 1-8)
Ketika Yesus
berkata: “Akulah pokok anggur yang benar,” Ia mengucapkannya di hadapan para murid
yang sangat mengenal pokok anggur, yang lazim dijumpai di sana pada masa itu. Pastilah
orang-orang Yahudi yang paham Kitab Suci akan kaget mendengarnya, sebab di
dalam Kitab Suci mereka, mengatakan bahwa Israellah pokok anggur pilihan Allah.
Ini gambaran eksklusif untuk umat Allah. Dan sekarang, Yesus mengatakan: “Akulah
pokok anggur yang benar.” Dengan kata lain… Israel adalah pokok anggur yang
salah. Mengapa salah? Hosea 10: 1-2 misalnya mengecam Israel yang adalah pokok
anggur, tapi kemudian mendirikan mezbah-mezbah untuk dewa-dewa. Mereka
tinggalkan Allah mereka.
Sekarang, Yesus
hadir, mengatakan, “Aku pokok anggur yang benar,” tapi Anda harus baca secara
utuh, “dan Bapa-Kulah pengusahanya.” Benar, karena punya relasi yang benar
dengan Allah yang benar. Dalam hal ini, kebenaran tidak ditentukan dari buah
yang dihasilkan. Tapi benar ditentukan dari relasi dengan Sang Kebenaran itu
sendiri. Relasi Yesus dengan Sang Bapa begitu akrabnya, hingga Yesus berkata:
Aku di dalam Engkau dan Engkau di dalam Aku. Maka, perjalanan kehidupan kita
pun akan menjadi sebuah perjalanan yang benar, jika kita mengandalkan relasi
yang benar dengan Allah yang benar.
Pokok anggur
adalah totalitas seluruh ranting-rantingnya. Ketika ranting-ranting itu
menyatu, pilin-memilin, jalin-menjalin, itulah pokok anggur. Tentu saja ada
batang yang terus masuk ke dalam tanah dan berakar. Jadi, ketika Yesus berkata,
“Akulah pokok anggur yang benar,” maka Ia sedang berbicara tentang seluruh
ranting yang menyatu dengan batang anggur. Sedemikian menyatunya, hingga luka
pada batang anggur adalah luka pada seluruh rantingnya. Inilah gambaran
persekutuan yang luar biasa, kesatuan antara Kristus dan orang-orang percaya sebagai
tubuh Kristus. Melukai ranting yang satu atau anggota yang satu berarti melukai
seluruh tubuh Kristus.
Inilah cara
pandang yang harus kita miliki pada “Orientasi Pelayanan Tahun 2018: Kesehatan
dan Kebersihan dalam Lingkungan Hidup.” Setiap anggota jemaat adalah ranting
dari pokok anggur Kristus. Semuda apapun atau setua apapun usianya, seseorang
adalah anggota keluarga Allah, ranting dari pokok anggur yang tunggal. Melukai
hati salah seorang dari anggota keluarga kita sama artinya dengan melukai hati
Tuhan sendiri. Merendahkan mereka sama dengan merendahkan Kristus sendiri.
Kiranya, seluruh anggota jemaat semakin akrab menjalin relasi yang benar dengan
Allah yang benar. Selamat hari
Minggu. Amin. (NS)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar