Percaya
Pada
Kuasa Penyertaan Tuhan
(Keluaran 6: 1 – 7)
Ketakutan dan kekuatiran atau
pun keragu-raguan tidak akan pernah menjawab segala
persoalan kehidupan yang tengah kita hadapi bahkan akan semakin membawa kita
kepada sebuah ketidak pastian langkah, kita semakin tidak tahu, dan mampu untuk berbuat atau
mengerjakan apa yang sepatutnya dan seharusnya kita lakukan. Untuk itu perlu
sesuatu hal yang dapat
menumbuhkan keyakinan kita, membangun kepercayaan diri dengan memahami apa yang
seharusnya kita lakukan, mengerti akan apa yang akan dikerjakan, mau belajar
dari orang lain dengan tidak mengandalkan kemampuan berfikir sendiri semata/kekuatan sendiri (Amos 3:5-6) serta butuh pendampingan. Memang harus kita akui banyak hal yang
mempengaruhi pikiran/semangat kita saat akan melakukan sesuatu perkerjaan,
boleh jadi dengan melihat tantangan di depan, penolakan, bahaya dll.
Musa yang sepertinya mulai ragu akan dirinya
sendiri dengan tugas yang dia terima dari Allah untuk membawa bangsa Israel
keluar dari Mesir, dia melihat bagaimana sombongnya Raja Mesir Firaun menentang
Allah Israel. Ketika mereka menyampaikan Firman Tuhan untuk membawa bangsa
Israel keluar, dengan sombongnya Firaun menolak dan bahkan semakin menindas bangsa Israel,
akibatnya banyak dari mereka yang semakin putus asa, terjerumus dalam keputusasaan
dan penderitaan. Musa dan Harun bahkan dituding oleh bangsanya sendiri sebagai
penyebab semua penderitaan mereka. Musa akhirnya menyesali Tuhan dengan segala
apa yang telah Tuhan bebankan kepadanya, dia mengeluh boleh jadi Tuhan tidak
akan pernah melepaskan dan membebaskan mereka dari perbudakan Mesir. Namun
sesungguhnya Tuhan mempunyai rencana dan cara berfikir yang lain, Tuhan sepertinya membiarkan mereka
menderita, sepertinya membiarkan Firaun berkuasa atas umat-Nya, namun di balik
semuanya itu, Tuhan bekerja dan berkarya, Tuhan akan memaksa Firaun untuk
tunduk pada Firman Tuhan untuk membiarkan umat-Nya pergi dengan tangan yang
kuat (Kel 5: 24).
Musa yang sepertinya
mulai ragu akan dirinya sendiri dengan tugas yang dia terima dari Allah untuk
membawa bangsa Israel keluar dari Mesir, dia melihat bagaimana sombongnya Raja
Mesir Firaun menentang Allah Israel. Ketika mereka menyampaikan Firman Tuhan
untuk membawa bangsa Israel keluar, dengan sombongnya Firaun menolak dan
bahkan semakin menindas bangsa Israel, akibatnya banyak dari mereka yang
semakin putus asa, terjerumus dalam keputusasaan dan penderitaan. Musa dan
Harun bahkan dituding oleh bangsanya sendiri sebagai penyebab semua penderitaan
mereka. Musa akhirnya menyesali Tuhan dengan segala apa yang telah Tuhan
bebankan kepadanya, dia mengeluh boleh jadi Tuhan tidak akan pernah melepaskan
dan membebaskan mereka dari perbudakan Mesir. Namun sesungguhnya Tuhan
mempunyai rencana dan cara berfikir yang lain, Tuhan sepertinya membiarkan mereka menderita, sepertinya
membiarkan Firaun berkuasa atas umat-Nya, namun di balik semuanya itu, Tuhan
bekerja dan berkarya, Tuhan akan memaksa Firaun untuk tunduk pada Firman Tuhan
untuk membiarkan umat-Nya pergi dengan tangan yang kuat (Kel 5: 24).
Dalam
kehidupan kita sehari-hari, kita selalu di perhadapkan
dengan peperangan
rohani. Tetapi Allah Tidak akan pernah menyelamatkan kita dengan cara
bernegosiasi dengan dunia ini (iblis dan pengikutnya); kita tidak peru berkeluh
kesah atau pun
bersungut-sungut apabila kita mengalami persoalan kehidupan, tantangan, maupun
pergumulan, sebab oleh kasih-Nya Tuhan pasti dan akan melepaskan kita dengan
tangan-Nya yang kuat dari cengkeraman dunia ini. Semakin besar tantangan atau
kesulitan yang kita hadapi, semakin besar beban hidup yang mendera, di sana
kita akan merasakan bagaimanan kuat kuasa Tuhan yang membebaskan, kuat kuasa
Tuhan yang menyelamatkan. Segala persoalan hidup biarlah menjadi suatu proses
pendewasaan iman dan moral kita untuk semakin bertumbuh untuk menghasilkan buah dan sukacita. (HS)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar