NILAI DARI SEBUAH JANJI
(Keluaran 19: 2-8)
Nilai dari sebuah janji atau ikrar tergantung pada sosok
atau pribadi mereka yang mengikat janji, yang berikrar. Apakah mereka setia atau mengingkarinya/menyangkalnya.
Dan nilai seseorang yang berjanji tergantung dari
kesetiaan mereka terhadap apa yang telah mereka sepakati, sehingga barang siapa
yang akan mengikat perjanjian harus lebih dahulu mempersiapkan karakter
moralnya dalam hal kesetiaan, kesungguhan dan kejujuran, tanpa itu mereka tidak akan bisa hidup
dalam apa yang telah mereka sepakati, artinya bagaimana seseorang itu harus
mampu mengikatkan dirinya dengan perjanjiannya. Dewasa ini orang semakin
cenderung rajin berjanji, akan tetapi juga cenderung mengingkari janjinya.
Orang yang sering mengingkari janji atau kesepakatannya
dengan orang lain, adalah bukti kekerdilan moral dan merupakan orang yang tidak
dapat bertanggung-jawab, yang tidak mampu menghargai apa yang dia katakan pada dirinya
sendiri.
Tetapi orang yang diberkati Tuhan pasti akan hidup dalam apa yang
diimaninya, yang dijanjikannya kepada Tuhan, karena ia takut akan Tuhan.
Misalnya orang yang telah sepakat untuk menikah, mereka berjanji untuk sehidup
semati, saling mengasihi dan mencintai dan tidak akan mau diceraikan oleh apapun selain oleh maut. Janji itu akan kekal
jikalau masing-masing
hidup dalam janji yang telah disepakati, karena mau saling menghargai, sehingga
berusaha mempertahankan janji itu untuk tetap segar dan baru dalam ingatan
dalam hidup, artinya janji itu akan kekal jikalau masing-masing mau mengikatkan dirinya dengan janjinya.
Tuhan mengadakan perjanjian dengan umat-Nya, Allah mengikatkan diri-Nya dengan janji-Nya (karat berith=mengikat perjanjian), itu sebabnya Allah senantiasa
mengasihi umat-Nya,
menerima kita apa adanya, mengingatkan kita apa yang seharusnya harus kita
lakukan, di hadapan Tuhan, tidak lain adalah kesetiaan, ketaatan, iman akan
Tuhan, mendengar dan melakukan Firman-Nya dan hidup atas firman-Nya, memelihara perjanjian-Nya. Bagaimana kita oleh iman akan Yesus mau mengikatkan diri kita
dengan janji kita terhadap Tuhan. (Apakah kita pernah berjanji kepada Tuhan,
apakah janji kita dan bagaimana kesetiaan kita akan apa yang telah kita janjikan).
Tuhan senantiasa memperbaharui perjanjian-Nya, untuk mengingatkan bangsa-Nya untuk tetap setia kepada-Nya, mengingatkan bangsa-Nya untuk selalu setia melihat apa yang selalu Tuhan
kerjakan untuk kehidupan dan keselamatan umat-Nya. Mengutus para hamba-Nya menjadi penyampai pesan, setelah diperbekali dengan
apa yang harus dikatakan, dilakukan terhadap umat-Nya. Tuhan menawarkan jalan kehidupan kepada umat-Nya yaitu dengan setia memelihara Firman-Nya (ay 5 ...” jika
kamu sungguh-sungguh
mendengarkan Firman-Ku
dan berpegang pada perjanjian-Ku,
maka kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku … sebab Akulah yang empunya seluruh
bumi) Kesetiaan akan Firman
Tuhan memberikan kita hidup dan kehidupan di dalam kerajaan-Nya. Untuk itu setiap umat-Nya, gereja-Nya terpanggil untuk penyampai pesan Allah supaya manusia
dan seluruh isi dunia selamat oleh kasih karunia dan pengampunan Tuhan. (HS)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar