M e m b e r i T e l a d a n
(Filipi 3:
17-4:1)
Seorang ibu
membawa anaknya mendatangi majelis gerejanya yang dia kenal berwibawa, baik,
sopan dan juga cerdas. Ibu ini bercerita bahwa anaknya suka sekali merokok di
Kantin Sekolah pada saat jam istirahat sekolah. Untuk itu, dia minta bantuan
bapak majelis tersebut supaya menasihati anaknya agar menghentikan kebiasaannya
yang buruk itu. “Tunggulah dua minggu
lagi, datanglah ke sini lagi sambil membawa anak ibu," jawab bapak
majelis tersebut. Si ibu heran, mengapa harus menunggu dua minggu lagi.
Bukankah bapak majelis ini bisa saja langsung memberi nasihat? Meski heran, si
ibu menuruti saja.
Dua minggu
kemudian, ibu dan anaknya datang. Si bapak majelis tersebut langsung menasihati
anak itu. Sang ibu mengucapkan terimakasih. Sebelum pamit, ibu tersebut bertanya
untuk mengobati rasa penasarannya mengapa dia harus menunggu dua minggu. "Selama dua minggu ini, saya berusaha
menghilangkan kebiasaan buruk saya. Soalnya, saya juga gemar merokok saat
istirahat kantor," jawab si bapak majelis.
Sebagian
besar orang hidup melakukan sesuatu meniru perbuatan orang lain yaitu teman
dekat, orang yang menjadi idola kita, orang tua dan sebagainya. Ada peribahasa
yang berbunyi “monkey see - monkey
do,” maksudnya apa yang dilihat
monyet itu yang dilakukan. Biasanya meniru kejahatan itu dua kali lebih
mudah dari berbuat baik. Amsal 13:20 “Siapa
bergaul dengan orang bijak menjadi bijak, tetapi siapa berteman dengan orang
bebal menjadi malang.” Kita perlu bijaksana dalam bergaul.
Keberadaan
orang Kristen di tengah dunia ini adalah untuk menjadi terang, garam. Menjadi
terang berarti menjadi teladan dalam segala hal: perkataan, tingkah laku,
kasih, kesetiaan dan kesucian hidup. Itulah sebabnya Rasul Paulus mengingatkan
segenap jemaat di Filipi agar mereka mengikuti teladannya. Hati Paulus sangat
sedih karena banyak orang yang hidupnya menjadi seteru salib Kristus,
meremehkan pengorbanan-Nya di kayu salib dan lebih memilih hidup menurut hawa
nafsu, "...pikiran mereka
semata-mata tertuju kepada perkara duniawi." (Fil. 3:19).
Apa yang
perlu diteladani dari Paulus? Kehidupan Paulus sepenuhnya dipimpin oleh Roh
Kudus sehingga ia benar-benar mengerti bahwa keberadaan hidupnya untuk Tuhan.
Paulus tidak pernah memikirkan dirinya sendiri. Yang dipikirkan hanyalah
bagaimana ia bisa memuliakan Nama Kristus yang telah mati bagi dirinya, baik
melalui kehidupan maupun kematiannya.
Paulus menyuruh orang Filipi untuk
mengikuti teladannya, sebelumnya dalam Filipi 2:5 dst, ia sudah lebih dulu
menyuruh mereka untuk mengikuti teladan Kristus. Jadi, jelaslah bahwa teladan
yang tertinggi dan yang sebenarnya adalah Kristus! Paulus boleh kita jadikan
teladan, karena ia mengikuti Kristus (1Kor. 11:1). "In us - without Christ - there is nothing good to imitate; only
what is in us of Christ is worth imitating" (di dalam kita - tanpa/ terpisah dari Kristus - tidak ada sesuatu yang
baik untuk ditiru; hanya apa yang ada dalam kita yang dari Kristus yang layak
ditiru). Selamat hari Minggu.
Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar