Perubahan
Itu Perlu
(2 Korintus
3:12-; 4:2)
Beberapa orang menginginkan
perubahan terjadi pada lingkungan atau orang-orang di sekitarnya. Ada yang
menginginkan agar seseorang itu berubah seperti yang dikehendakinya.
Seorang suami sangat ingin isterinya berubah, seorang isteri ingin suaminya
berubah, orangtua ingin anak-anaknya berubah, atau kita ingin
teman/tetangga/mertua/dan orang lainnya berubah seperti yang kita inginkan.
Namun dalam kenyataannya hal tersebut sangat sulit terjadi. Kita mungkin pernah menjumpai
dalam kehidupan kita sehari-hari, ada orang yang mengatakan “Dari sananya saya sudah begini.” Saya
tidak mau ada orang yang turut campur dalam hidup saya, saya tidak dapat
dirubah oleh siapapun karena saya memang sudah begini. Anggapan atau pendapat
seperti ini adalah keliru.
Madri Pane Kepala Kampung Gurimbang,
berusaha memberdayakan kampungnya dari perilaku yang tradisional diubah menjadi
kampung atau desa yang tertib. Karena setelah diamati, warga kampungnya buang
air besar di sembarang, biasanya di dapur hanya ditutup kain atau papan,
luasnya itu 2 x 1 meter." Madri membuat program Jamban (WC) Sehat. Tanpa
terkecuali seluruh masyarakat mendapat jamban sehat, melalui kerjasama dengan
pemerintah, dan swadaya masyarakat. Akhirnya orang dari tingkat balita, remaja
dan orang tua kesehatannya menjadi meningkat. Buang air besar sembarangan,
menjadi tertib dengan pola hidup sehat. Dalam silaturahmi dengan Presiden Joko
Widodo di Istana Bogor, Madri Pane dipersilakan maju ke atas panggung oleh
Presiden Jokowi sebagai kepala kampung atau kepala desa teladan. (Merdeka.com Selasa,
18 Agustus 2015).
Rasanya kita semua setuju dengan perubahan ke arah
yang lebih baik. Lewat Paulus kita bisa mendapati sebuah ayat yang menunjukkan
pentingnya sebuah proses perubahan yang berkelanjutan. "Dan kita
semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan
karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah
menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar."
(2 Kor 3:18). Kita diubah untuk semakin mendekati gambaran Tuhan dengan
intensitas yang terus meningkat. Itu sebuah proses yang akan membawa kita untuk
semakin lebih baik lagi dari hari ke hari agar bisa semakin mendekati gambar-Nya.
Tuhan memampukan kita mengalami perubahan dalam sebuah proses berkelanjutan
agar semakin serupa dengan gambaran-Nya, dengan pribadi-Nya, dengan sifat-Nya,
lengkap dengan segala kemuliaan. Tidak peduli seburuk apa perilaku, sifat atau
perbuatan kita pada waktu lalu, tidak peduli sebesar apa kesalahan kita dahulu,
tidak peduli seberapa lekatnya pola-pola negatif dalam pikiran atau hati kita
sebelumnya, tidak peduli sekelam apa masa lalu kita, di dalam Kristus kita bisa
menjadi ciptaan yang benar-benar baru. Ya, tepat seperti itu bunyi janji Tuhan.
"Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang
lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang." (2 Kor
5:17). Paulus dahulu dikenal sebagai orang yang sangat kejam, teroris,
pembantai orang percaya. Dia tidak segan-segan menyiksa atau membunuh orang
yang tidak sejalan dengannya. Melalui perjumpaan dengan Yesus, Paulus pun
mengalami transformasi diri. Ia berubah menjadi ciptaan yang benar-benar baru. Kemudian,
kita harus bisa menjaga segala perubahan kita sebagai ciptaan yang baru agar
tidak sia-sia tidak kembali tercemar dengan kebiasaan dan perbuatan buruk kita
di masa lalu. Dalam Kristus kita bukan lagi ciptaan lama melainkan sudah
menjadi ciptaan baru. Selamat hari Minggu.
Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar