Tak Cukup Sekedar Takjub… (Markus 1:21-28)
P
|
ada
zaman modern ini, berita baik dan berita buruk langsung cepat tersebar seiring
dengan perkembangan teknologi informasi. Apa yang terjadi di satu wilayah di
sebuah Negara, langsung tersebar ke wilayah lain di penjuru dunia melalui media
cetak atau eletronik seperti koran,
radio, tv, youtube, face book, whatsapp, twitter, sms, mms, skype, dsb.
Sepertinya, bumi menjadi sebuah “desa kecil”.
Misalnya saja Listeria. Dia bukanlah artis
atau aktor, bukan pula pengusaha apalagi penguasa, namun namanya tiba-tiba
melejit. Menurut Abdullah Muzi Marpaung, seorang pengajar pada jurusan
teknologi pangan Swiss German University, Listeria
monocytogenes adalah sejenis bakteri yang memiliki risiko menyebabkan
kematian yang paling tinggi. Sekitar sepertiga penderita listerosis (penyakit yang ditimbulkan bakteri Listeria
monocytogenes) umumnya akan berakhir dengan kematian. Pada tahun 2011, dari
147 orang yang terserang listerosis, 33 orang dia antaranya meninggal. Berita Listeria
langsung tersebar luas karena bakteri itu terdapat dalam buah-buahan, semisal
apel Gala dan Granny Smith dari Amerika Serikat, yang diperkirakan juga telah beredar
di Indonesia.
Jika kehadiran Listeria telah membuat
banyak orang menderita dan merana, namun kehadiran Yesus di sinagoge Kapernaum,
ribuan tahun lalu, telah membuat banyak orang takjub kepada-Nya. Berita Yesus
mengajar dan mengusir roh jahat tersebar dengan cepat ke segala penjuru di
seluruh Galilea. Tanpa ditopang kecanggihan alat-alat teknologi informasi
sekalipun, kehadiran Yesus telah memikat dan mengikat hati orang banyak dan
banyak orang. Mengapa? Karena Yesus mengajar sebagai orang yang berkuasa, tidak
seperti ahli-ahli Taurat, dan roh-roh jahat diperintahkan-Nya serta taat
kepada-Nya. Kehadiran Yesus membawa harapan dan perubahan. Yesus mengasihi umat
ciptaan-Nya dan tidak berkompromi terhadap roh jahat sebab sekalipun roh jahat
sangat mengenal Yesus, namun dia tidak percaya kepada Yesus. Yesus memilih dan
mengutus orang percaya bukan menjadi Kristen takjub, terpesona, terlena dan
terpana sebab itu masih konsumsi pribadi. Orang Kristen diutus menjadi
pemberita Kristus dalam karya nyata, bukan sekedar kata-kata. Itulah hidup yang
bermakna.
Desember dan Januari telah berlalu. Meski
semarak Natal dan Tahun Baru telah berlalu, namun acara ibadah halak hita masih banyak menunggu di
Februari, bulan yang baru. Kita berharap semua ibadah orang Kristen tidak
berlalu di atas kertas acara ibadah dan makanan pesta serta sewa gedung yang
memakan biaya puluhan hingga ratusan juta rupiah. Kita diutus berkontribusi
dalam 2G yaitu Gogo (seperti tenaga,
pikiran/ide-ide brilian, waktu, talenta, aksi nyata, dsb? Dan Gugu (seperti dana/iuran) sekaligus
menghindari 2G yang sering dilakukan iblis yaitu Guga (manggugai/merusak/mengacau)
dan Ganggu (mambahen ganggu/ragu/sangsi). Si jahat acap kali hadir dalam
tindakan/pengaruh yang merusak, mengacau dan membuat orang meragukan kehendak
Tuhan. Namun kalahkan itu dengan tetap mempercayakan hidupmu kepada-Nya. Selamat
beribadah. Tuhan Yesus menyertaimu dalam sudah maupun senang. Amen.
Selamat
Hari Minggu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar