Hidup di dalam Tuhan…Yesaya 40:21-31
S
|
eorang preman jalanan, dijuluki sampah masyarakat, penodong,
perampok, pemeras, garong,
tiba-tiba memilih untuk sekolah dan menjadi terpelajar kemudian menjadi seorang
majelis di Gereja, tentulah membuat heran banyak orang akan perubahannya
tersebut. Apa resepnya? Dalam salah satu Khotbahnya Pdt. Wilson Saragih, M,Th
mengatakan untuk mendapatkan kehidupan yang bermakna, kita membutuhkan
antusiasme. Mengutip Survival Skills:
Leading Your Church in a Changing World, karya Stan Toler & Glenn
beliau mengatakan ‘Antusiasme’ atau ‘enthusiasme’ berasal dari dua kata Yunani, yaitu “en”
(di dalam) dan “theos” (Allah). Dengan demikian entheos mengandung arti: Allah
di dalam seseorang atau seseorang di dalam Allah.
Antusiasme
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti suatu kegairahan, gelora semangat,
enerjik, berapi-api atau minat besar terhadap sesuatu. (Band. Roma 12:11 dengan jelas berkata: “Janganlah
kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan”). Seseorang yang ‘enthusiastic’ adalah orang yang memiliki
TUHAN di dalam dirinya. Karena TUHAN adalah Allah yang Mahakuasa, yang memiliki
kekuatan dan energi yang tidak terbatas seumpama rajawali yang naik terbang
dengan kekuatan sayapnya, maka ketika seorang manusia mengalami enthusiasme, ia
akan memiliki gairah dan energi yang luar biasa untuk bekerja dan beraktivitas
dengan tenaga yang seperti tidak habis-habisnya. Ia akan tampak berbeda dengan
manusia-manusia biasa lainnya, yang tidak entheos. Jadi, kita dapat menemukan
‘enthusiasm’ di dalam Allah. “Di dalam Allah” memiliki arti “penyerahan diri,
dikuasai dan dipimpin oleh Allah”. Amsal 18:14 berkata: “Orang yang bersemangat dapat menanggung
penderitaannya, tetapi siapa akan memulihkan semangat yang patah?”
Khotbah
minggu ini bagian dari Kitab Deutero-Yesaya di mana bangsa Israel sedang dalam
Pembuangan di Babelonia. Saat itu bangsa Israel menganggap bahwa perjanjian
yang Allah kehendaki dengan umat-Nya telah diingkari dan bahwa Allah sudah
tidak berkenan lagi dengan mereka. Bangsa Israel tersebut sudah kehilangan
pengharapan dengan berkata : Hidupku
tersembunyi dari TUHAN, dan hakku tidak diperhatikan Allahku (40:27). Jika
pengaharapan adalah harta yang termahal dalam kehidupan maka bangsa Israel
sudah kehilangan harta termahalnya. Pengharapan yang sudah patah dengan apakah
ditumbuhkan?
Menurut nabi Yesaya, Allah adalah abadi maka
kebijaksanaan-Nya pun memiliki sumber yang jauh melampaui segala yang dapat
kita bayangkan dan kekuatan-Nya tak ada habis-habisnya (40:27-31). Berikut sang
Nabi memunculkan gambaran-gambaran yang lebih dahsyat: dapatkah seorang ibu
melupakan anak yang dilahirkannya (49:14-15).
Hanya Allah yang mampu membangkitkan dan menumbuhkan semangat yang patah. Hiburkanlah,
hiburkanlah umat-Ku, demikian firman Allahmu (40:1). Setelah melampaui masa
penderitaan yang dalam, di dalam TUHAN kita mendapat "penghiburan"
yang akan memampukan kita untuk menghentikan ratapan, berdiri tegak dan
menemukan kembali keteguhan hati. Selamat memiliki Antusiame. Amen. ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar