MINGGU III SETELAH EPIPHANIAS, 25 JANUARI 2015
Dipelihara
Allah seperti biji mata… (Mazmur 17: 8-15)
Setiap
orang tua Batak membekali kehidupan anak-anaknya dengan dengan nasihat “Sitongka pajolojolo gogo, papudipudi Uhum”
(Jangan sekali-kali mendahulukan otot,
dan mengabaikan hukum). Karena adu otot, tidak pernah menyelesaikan
permasalahan, tidak akan pernah menyelesaikan pertikaian yang terjadi, bahkan
justru mendatangkan masalah baru dan dendam yang tidak berkesudahan.
Daud
dalam semua permasalahan yang dialaminya, di mana orang fasik menggagahinya,
mengepungnya dengan membual dan tidak menunjukkan belas kasihan, bahkan hendak
menghempaskannya ke bumi. Para musuhnya tersebut seperti Singa yang bernafsu
menerkamnya dari tempat tersembunyi. Daud tidak melawannya, tidak membalas
kekerasan dengan kekerasan. Walau sebenarnya Daud mempunyai kesempatan,
kekuatan dan kemampuan untuk melawan. Kita tahu Daud sebagai berlatar belakang
penggembala pastilah terlatih menjagai domba-domba gembalaannya dari serangan
binatang buas termasuk Singa. Daud juga mempunyai pengalaman berperang, salah
satunya mengalahkan Goliat (1 Samuel 17). Tetapi Daud tidak melakukannya,
justru berdoa kepada TUHAN, dengan berkata : Bangunlah, TUHAN, hadapilah mereka, rebahkanlah mereka, luputkanlah aku
dengan pedang-Mu dari pada orang fasik. (17:13-14).
Itulah
yang dilakukan oleh Daud, dan lebih lagi Daud menempatkan dirinya sebagai biji
mata yang disembunyikan dalam kehangatan dan kelembutan naungan sayap TUHAN. Tidak ada bagian tubuh yang lebih berharga, lebih lembut,
dan lebih dijaga lebih dari mata. Sang pencipta dengan segala kebijaksanaanNya
telah menempatkan mata pada posisi yang dilindungi oleh tulang mata, dijaga
oleh alis, bertiraikan kelopak mata dan berpagarkan bulu mata. Mata yang mendapat posisi yang tinggi
karena lebih cepat menanggapi bahaya. Demikianlah
pemazmur memahami dirinya merasakan pemeliharaan Allah. Selanjutnya Daud
memahami dirinya mampu melakukan fungsinya dengan baik, hanya kalau TUHAN
menjagai dan memeliharanya.
Sebagaimana Tuhan menyertai Daud, Tuhan pun akan menyertai orang-orang
yang datang mencari Dia dengan hati yang tulus. Tuhan akan menyatakan kehendak-Nya
bagi orang-orang yang berserah kepada-Nya. Selama kita bersikap rendah hati dan
mau ditolong, maka Tuhan akan mengirimkan bantuan melalui orang-orang di
sekitar kita, dan memperhatikan keadaan kita. Dengan demikian kita akan
mengalami kemenangan, jalan keluar, dan bahkan berkat rohani yang akan:
·
Menjadikan kita menjadi
pengikut Yesus Kristus yang rendah hati yang bergantung sepenuhnya kepada-Nya.
·
Menghargai segala pemberian
Tuhan (baik kesehatan, kehidupan, pekerjaan, harta milik, orang tua,
keselamatan)
·
Memperkaya pengalaman
pribadi kita bersama Tuhan yang akan menjadi fondasi iman kita.
Dalam
kesetiaan kita mengikut Tuhan dalam melakukan firman-Nya, sekeras apapun
ancaman dan tekanan yang kita alami, “Sitongka
pajolojolo gogo, papudipudi Uhum” (Jangan
sekali-kali mendahulukan otot, dan mengabaikan hukum). Biarlah TUHAN
menjadi Hakimmu. Senantiasalah berdoa dan berkata: Bangunlah, TUHAN, hadapilah
mereka… Amen. ?
Selamat Hari Minggu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar