RENUNGAN MINGGU
I DUNG EPIPHANIAS
MINGGU, 11
JANUARI 2015
BANGKIT DARI
KETERPURUKAN
(Yesaya 60:1-6)
“Hidup tidak selamanya berjalan dalam
karpet merah,” demikian ungkapan orang bijak. Suka dan derita, sedih
dan tawa silih berganti menerpa. Berharap bahagia namun terkadang berakhir
dalam duka, menjadi bagian kehidupan umat manusia. Jatuhnya pesawat terbang Air
Asia QZ 8501 dari Surabaya menuju Singapura, di sekitar selat Karimata, yang
menimbulkan korban jiwa, adalah sedikit cuplikan kehidupan yang sempat merontokkan
semangat dan harapan banyak pihak terutama di pihak keluarga korban. Bangkit
dari keterpurukan adalah pilihan terbaik ketimbang
menangisi keadaan.
Bangsa Israel, umat pilihan Allah pun pernah mengalami keterpurukan.
Hidup dalam pembuangan Babel selama 70 tahun karena tidak setia kepada Allah,
dibebaskan karena belas kasihan Allah dan dipulangkan ke Yerusalem, kampung
halaman yang telah porak poranda. Namun
Allah tidak ingin umat-Nya menangisi keadaan. Allah menyuruh nabi Yesaya
menaburkan bibit pengharapan kepada umat-Nya: “Bangkitlah, menjadi teranglah,
sebab terangmu datang, dan kemuliaan TUHAN terbit atasmu” (ay.1).
|
Mengapa harus bangkit dan menjadi
terang? Pertama, karena Allah yang
memerintahkan. Allah tidak menghendaki umat-Nya dikalahkan dan digelapkan
keadaan. Sekuat dan segelap apapun keadaan orang percaya harus bangkit. Itu
perintah Allah. Apakah Allah hanya memberi perintah lalu meninggalkan umat-Nya?
Tidak! Allah datang! Itulah yang kedua,
Dia turun tangan, seperti yang dikatakan Yesaya “…sebab terangmu datang dan
kemuliaan TUHAN terbit atasmu.” Ketika para pemimpin dunia hanya tahu
memerintah tanpa turun dan hadir di tengah-tengah rakyatnya, Allah justru
menyatakan diri-Nya melalui kehadiran dan perbuatan-Nya memperlengkapi umat-Nya.
Asalkan umat mau bangkit dan menjadi
terang sebab Allah jaminannya. Dia menuntut kesetiaan kita, melepaskan segala
sesuatu kepada Yesus tetapi bukan melepaskan Yesus untuk “sesuatu” apalagi
untuk “segala sesuatu”.
Guiness World Records mencatat lampu
Contennial Light Bulb yang berada di Dinas Pemadam Kebakaran di Livermore
California, AS sebagai lampu pijar terawet di dunia, berusia 113 tahun
(dinyalakan selama 24 jam setiap hari sejak 18 Juni 1901). Sekalipun lampu
tersebut bertahan cukup lama menerangi lingkungan sekitarnya, namun hanya
terang Yesus Kristus yang bertahan selama-lamanya. Dia berkata "Akulah
terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, … ia akan mempunyai terang hidup"
(Yoh. 8:12).
Tidak peduli seberapa banyak kegagalan dan
keterpurukan yang terjadi di masa lalu sebab masa depan seseorang adalah suci
di dalam Tuhan. Bila terang dan kemuliaan Tuhan yang menyinari dan menggerakkan
orang percaya, maka bukan lagi kesedihan, keputusasaan, dendam, dan amarah yang
menguasainya melainkan KP2K (kasih sayang, pengampunan, pengharapan,
dan
kebahagiaan). Itu sebabnya, sekalipun orang pesimis akan melihat duri
pada bunga mawar, dan orang optimis akan melihat kelopak pada bunga mawar namun
orang beriman akan mensyukuri keduanya. Seperti untaian sebuah lagu”…suka dan derita bergantian memperkuat
imanku” (KJ No.332:1). Selamat beribadah dan menjalani tahun 2015. Tuhan Yesus
memberkatimu. Amin.
Selamat Hari Minggu!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar