RENUNGAN MINGGU 2 TRINITATIS
MINGGU II DUNG TRINITATIS 29 JUNI
2014
Roma 6: 12-23
Seorang kepala suku Indian tua terus menerus berbicara tentang Yesus
Kristus dan begitu berartinya Yesus baginya. “Mengapa engkau begitu mengasihi
Yesus?” Tanya seorang temannya. Kepala suku itu tidak menjawab, tetapi secara
perlahan mengumpulkan ranting dan rumput kering. Dia membuat lingkaran dari
bahan yang mudah terbakar itu. Dia meletakkan seekor ulat ditengah-tengah
lingkaran itu. Tanpa berbicara, dia menyalakan sebatang korek api dan membakar
ranting dan rumput kering yang segera saja menyala. Mereka berdua memperhatikan
ulat yang ada ditengah lingkaran itu. Saat api membesar dan mendekat ke
arahnya, ulat yang terperangkap itu merayap dengan cepat untuk mencari jalan ke
luar.
Saat api makin mendekat ke arah dirinya, ulat yang putus asa itu
mengangkat kepalanya ke atas setinggi-tingginya. Jika saja ulat itu bisa
berbicara, dia akan berkata, “Pertolonganku hanya dapat datang dari atas”.
Kemudian kepala suku Indian tua itu membungkuk. Dia mengulurkan jarinya kearah ulat itu yang segera saja merayap naik mencari tempat yang aman.
“Seperti itulah yang dilakukan Tuhan Yesus bagiku”, ujar kepala suku itu. “Dulu
saya terperangkap api dosa. Kemudian Yesus membungkuk dan dengan kasih dan pengampunanNya dia
menarik saya dari lumpur dosa yang mengerikan. Oleh sebab itu, bagaimana saya
tidak mengasihi dan menceritakan betapa agungNya kasih dan pemeliharaanNya?”.
Pengakuan seperti itu yang disampaikan
Rasul Paulus dalam kotbah Minggu ini, Roma 6:12-23. Dalam ayat 22-23 Paulus
mengatakan, “Tetapi sekarang, setelah kamu dimerdekakan dari dosa dan setelah
kamu menjadi hamba Allah, kamu beroleh buah yang membawa kamu kepada pengudusan
dan sebagai kesudahannya ialah hidup yang kekal. Sebab upah dosa ialah maut;
tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita”.
Menurut Paulus, keselamatan kita hanya
“anugerah, karunia” Tuhan. Dalam ayat 23, kata karunia, disalin dari kata
“charisma” dalam bahasa Yunani. Kharisma, artinya pemberian yang disampaikan
kepada seseorang, bukan karena prestasi yang menerima. Demikian halnya
pembenaran kepada orang berdosa. Kita diselamatkan bukan karena perbuatan baik
kita; kita diselamatkan karena kasih Tuhan yang sangat besar kepada manusia
yang mau menyesali dosanya. Oleh anugerah Tuhan, orang percaya dikuduskan,
dosanya diampuni, dan memperoleh kehidupan yang kekal. Sebenarnya karena dosa,
manusia harus mati, karena upah dosa adalah maut. Namun karena anugerah Tuhan
orang percaya diberi kehidupan yang kekal. Hal itu menunjukkan bahwa
keselamatan kita adalah anugerah semata, sola gratia, bukan karena perbuatan
baik kita diselamatkan. Anugerah Tuhan yang begitu besar harus disambut dengan
sikap yang menutup pintu hati terhadap dosa. Anugerah Tuhan harus disambut
dengan ketaatan kepada-Nya melalui perilaku yang baik. Sebagai manusia yang
diperbaharui, orang percaya harus setia dan mematuhi kehendak Tuhan. Kesetiaan
dan kepatuhan itu diperlihatkan dalam perilaku kehidupan seharihari. Sebagai
manusia baru, orang percaya harus menampilkan diri dalam kehidupan yang baru,
yaitu menjauhkan diri dari dosa.
Selamat Hari Minggu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar