RENUNGAN MINGGU V TRINITATIS 20 JULI 2014
Yesaya 44: 6-8
Ada seorang bapak yang mempunyai seorang anak yang nakal sekali.
Berkalikali ayahnya memperingatkan supaya ia jangan nakal, tetapi anak itu
tetap melanggar lagi. Sampai suatu hari ayahnya berkata, “Anakku, aku memberimu
peringatan sampai dua kali. Kalau sampai kamu nakal lagi, kamu akan aku
masukkan ke kamar gelap di bawah tanah”. Walaupun anak itu sudah diberi
peringatan seperti itu, ia tetap berbuat nakal lagi. Akhirnya sang ayah harus
menjalankan disiplin dengan jalan menghukum anak itu dan dimasukkan ke dalam
kamar gelap di bawah tanah.
Anak itu memukulmukul pintu kamar meminta keluar karena takut. Dia
meminta ampun kepada yahnya. Ayahnya mau membuka pintunya, tetapi isterinya
berkata, “Jangan dibuka, disiplin harus ditegakkan, yang salah harus menerima
hukuman”. Lalu suami isteri ini makan, sementara anaknya ketakutan di tempat
yang gelap. Dia kedinginan dan berteriakteriak di bawah. Isterinya tetap
melarang suaminya membuka pintu. Lalu ayah itu katakan, “Baik saya tidak akan
melepaskan dia, tetapi saya mengasihi dia dan saya mau menemani dia”.
Kemudian ayah ini turun kembali dan membuka pintunya. Anak itu menangis
dan memeluk ayahnya. Ayahnya membawa sedikit roti dan air. Mereka duduk di
tempat yang gelap makan dan minum berdua. Tidak lama kemudian anak itu tertidur
di tangan ayahnya.
Anak ini bayangan dari kita. Sudah berkalikali kita melanggar perintah
Tuhan. Itulah sebabnya kita berada dalam kamar gelap, yaitu di dalam dosa kita.
Hidup di dalam kegelapan demi kegelapan. Sebenarnya hati kita menjerit kepada
Tuhan. Anak ini adalah bayangan dari kehidupan bangsa Israel. Sudah berkalikali
berontak kepada Tuhan. Itu sebabnya bangsa Israel berada di dalam ketakutan dan
kegelapan. Allah tidak tega membiarkan mereka dalam penderitaan, Tuhan
merencanakan keselamatan untuk mereka. Penderitaan bangsa Israel di Babel,
menggugah Tuhan menyatakan kasih sayangNya kepada bangsaNya. Pemberontakan
bangsa Israel kepada Tuhan, tidak mampu meredam kasih sayangNya kepada umat kesayanganNya.
Tuhan merencanakan kebebasan untuk mereka dari pembuangan di Babel, sebagaimana
disampaikan nats kotbah minggu ini, Yesaya 44: 6-8.
Allah berada di antara kasih dan
hukuman, dua hal ini digenapi, seperti sang ayah tadi turun ke ruang bawah tanah.
Demikian halnya Bapa kita di sorga. Dia turun ke dunia. Dia yang di sorga,
Allah kita yang disebut “Immanuel”, Bapa Kekal, Raja Salam itu senantiasa
menemani kita. Dia turun di tempat yang miskin, di tempat dimana ada
penderitaan. Dia mau menemani kita. Dia mau mengganti kita mati di kayu salib
untuk menebus dosa kita. Dia Tuhan Maha Baik.
Selamat Hari Minggu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar