RENUNGAN
MINGGU I SETELAH TRINITATIS 22 JUNI 2014
Matius 10: 24-39
Menjadi pengikut Yesus, adakah keuntungan yang kita terima? Ada
kemungkinan orang mengikut Tuhan Yesus dengan harapan akan mendapat keuntungan
tertentu, misalnya penyakitnya akan sembuh, kedudukannya akan menanjak atau
kekayaannya akan bertambah.
Tetapi Yesus tidak pernah mengumbar janji seperti itu kepada orang yang
mau mengikut Dia. Sebaliknya, Dia malah menunjukkan akibat-akibat yang bisa
terjadi jika orang mengikut Dia. Berkali-kali Dia menegaskan bahwa jalan
hidupNya berisi banyak penderitaan sehingga para muridNya pun akan menghadapi
penderitaan. Karena itu murid-murid yang berjalan di belakang Dia, bukan
berjalan dengan hati bersorak sambil bernyanyi dan berteuk tangan, melainkan
adakalanya berjalan dengan hati deg-degan.
Tuhan Yesus pun tidak pernah membujuk dan memohon orang menjadi
pengikutNya, melainkan mengajak dan menantang sambil memperlihatkan konsekuensi
yang perlu ditanggung. Yesus mengingatkan kemungkinan bahwa sebagai akibat
mengikut Dia, mereka akan dibenci oleh banyak orang, termasuk oleh sanak
keluarga sendiri, Matius 10:24-39.
Lalu dengan mengacu kepada pepatah Yahudi “Seperti seekor unta melewati
lubang jarum” yang berarti sebuah upaya yang sangat sulit, Yesus menyimpulkan
tentang susahnya mengikut Dia. Katanya, “Lebih mudah seekor unta melewati
lubang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah”, Mark.10:25.
Ucapan ini langsung mengisyaratkan bahwa para murid tidak boleh mengharapkan
kemudahan. Konsekuensi mengikut Yesus adalah menghadapi kesulitan dan
pengorbanan. Itulah harga yang harus dibayar untuk mengikut Yesus.
Perjalanan mengikut Yesus tidaklah mudah. Kita diminta memikul salib kita
setiap hari. Tetapi kita tidak dibiarkan seorang diri. Yesus berjalan di depan
kita. Ia bersama-sama dengan kita. Ia setia dan karena itu Ia tidak akan
membiarkan kita memikul salib yang melampaui kekuatan kita, 1 Kor.10:13. Yesus
tidak menjanjikan kemudahan, tetapi kekuatan. Yang dijanjikan Yesus bukanlah
perjalanan yang mudah, melainkan kekuatan untuk menghadapi perjalanan yang
sulit supaya perjalanan ini bisa kita tempuh dengan selamat sampai akhirnya.
Sekali lagi, mengikut Yesus tidaklah mudah.
Sepanjang perjalanan dari waktu ke waktu mungkin kita akan jatuh bangun atau
merasa lemah atau tergelincir atau tidak mengerti tujuanNya atau takut. Tidak
apa-apa, sebab Tuhan memahami keterbatasan kita. Yang penting kita tetap setia
berjalan di belakang Dia sambil memohon agar Dia memantapkan langkah kita
selangkah demi selangkah:
Kudaki jalan mulia; tetap doaku inilah:
“Ke tempat tinggi dan teguh, Tuhan,
mantapkan langkahku!”
Ya Tuhan, angkat diriku lebih dekat
kepadaMu;
Di tempat
tinggi dan teguh, Tuhan mantapkan langkahku! (Kidung Jemaat 400).
Selamat
Hari Minggu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar