PENELAAHAN ALKITAB (PA) SEKSI REMAJA
HKBP PONDOK GEDE RESORT
PONDOK GEDE
DISTRIK XIX BEKASI
Jumat, 19 November 2021
“ARTI PERSEMBAHAN DALAM IBADAH”
1. Menyanyi BN HKBP No. 815: 1-2 Indahnya Saat yang Teduh
D=Do 6/8
1. Indahnya saat yang teduh, di hadirat-Nya yang
kudus
Bapaku
setia s’lalu, Dia t’rima permohonanku
Dikala
susah dan resah, jiwaku dihiburkan-Nya
‘Ku
bebas dari cobaan, saat berdoa pada-Nya
2. Indahnya saat yang teduh, senang, bahagia
hidupku
Hatiku
rindu selalu, berdoa saat yang teduh
Bersama
umat yang kudus, ‘ku ingin lihat wajah-Mu
Tuhanku
Yesus Penebus, di dalam doa yang teduh
2. Doa Pembuka (A. XX/ B. 8; D. XX/ 75) Ayat Harian Almanak
HKBP:
Dan
inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita,
jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya. (On do hiras
ni rohanta maradophon Ibana: Molo tapangido manang aha marguru tu lomo ni
rohana, tangihononna do hita.) 1 Yohanes 5: 14
3. Pembacaan
Nats:
Ketika TUHAN mencium
persembahan yang harum itu, berfirmanlah TUHAN dalam hati-Nya: "Aku takkan
mengutuk bumi ini lagi karena manusia, sekalipun yang ditimbulkan hatinya
adalah jahat dari sejak kecilnya, dan Aku takkan membinasakan lagi segala yang
hidup seperti yang telah Kulakukan. (Kejadian
8:21).
“ARTI PERSEMBAHAN DALAM IBADAH”
Nuh
mendirikan mezbah memberikan persembahan bagi TUHAN, setelah semua rombongannya
keluar dari bahtera bersama-sama dengan anak-anaknya dan isterinya dan isteri
anak-anaknya. Segala binatang liar, segala binatang melata dan segala burung,
semuanya yang bergerak di bumi, masing-masing menurut jenisnya, keluarlah juga
dari bahtera itu.
Satu di
antara bentuk pengungkapan rasa syukur kita kepada Tuhan Allah sumber segala
berkat, adalah memberi persembahan. Ketika kita memberi persembahan, maka
pemberian itu harus dilandasi dengan ketulusan dan kejujuran. Dengan memahami
bahwa kita memberi persembahan, sebagai wujud syukur dan sukacita kita atas
kasih, anugerah dan berkat Tuhan yang sudah Dia berikan dalam hidup kita. Ini
menunjukkan bahwa kita tidak melupakan Tuhan sebagai pemberi berkat. Ada contoh
awal memberi persembahan, yaitu: “Setelah beberapa waktu lamanya, maka Kain
mempersembahkan sebagian dari hasil tanah itu kepada TUHAN sebagai korban
persembahan; Habel juga mempersembahkan korban persembahan dari anak sulung
kambing dombanya, yakni lemak-lemaknya; maka TUHAN mengindahkan Habel dan
korban persembahannya itu.” (Kejadian 4: 3-4). Persembahan sesuai dengan
bentuk pendapatan masing-masing.
Pada
kitab Ulangan 26:1-11, menyatakan tentang salah satu ketetapan Tuhan Allah bagi
kehidupan umat-Nya Israel, ketika mereka telah masuk dan tinggal di negeri yang
dijanjikan Allah yaitu Kanaan. Melalui Musa, Tuhan Allah mengingatkan umat-Nya
Israel, untuk mempersembahkan hasil pertama (buah bungaran) dari segala usaha
mereka. Perintah atau ketetapan Allah ini, bukan untuk kepentingan Allah,
tetapi lebih dipahami sebagai bentuk pengucapan syukur kepada Allah atas
kemurahan-Nya yang besar, yang telah membebaskan, menuntun dan menyertai
umat-Nya keluar dari tanah Mesir dalam masa pengembaraan di padang gurun bahkan
ketika diperkenankan Tuhan untuk masuk di tanah Kanaan. Umat juga hendak
diarahkan untuk memahami bahwa Allah adalah pemberi hidup, Dialah yang
menganugerahkan segala yang diperlukan, sehingga ketika umat mempersembahkan
hasil pertama mereka di tanah yang diberikan Tuhan Allah kepada mereka, itu
merupakan milik Allah, juga sebagai tanda bahwa hanya karena kemurahan dan
kebaikan Allah, mereka ada di negeri yang telah dijanjikan oleh Allah.
Karena
itu, Allah juga menetapkan bagaimana seharusnya persembahan itu diberikan.
Persembahan itu harus ditaruh di dalam bakul, kemudian bakul itu diserahkan
kepada Imam, menunjukkan bahwa Israel telah memiliki negeri itu sesuai dengan
janji Allah. Sesudah itu, ada ungkapan doa yang isinya hendak mengingatkan
kembali karya-karya agung Allah, yang berkenan membebaskan umat-Nya dari
perbudakan di Mesir, bahkan yang telah menunjukkan kasih setia-Nya dan
rahmat-Nya yang besar, sehingga umat Israel memasuki negeri Kanaan yang
berlimpah susu dan madunya dengan selamat. Kebaikan-kebaikan Allah yang besar
ini, menjadi perenungan bagi umat Israel, yang harus diwujudkan dalam bentuk
pemberian persembahan kepada Allah.
Wujud
dari ketaatan dan kesetiaan kita kepada Tuhan Allah yang hidup, adalah ketika
dengan penuh ketulusan dan kejujuran, kita melakukan segala yang dikehendaki
oleh Allah. Allah sendiri yang memberikan aturan atau ketetapan-Nya kepada umat
Israel untuk memberikan persembahan dari hasil pertama usaha mereka di negeri
yang diberikan oleh Tuhan Allah. Dengan terus mengingat karya selamat Allah
dalam perjalanan dan perjuangan hidup umat.
Demikian
juga dengan kita sebagai gereja Tuhan, kita belajar dari kehidupan umat Israel
di masa lampau. Dalam perjalanan hidup kita, ada banyak bahkan tak terhitung
berkat Tuhan, kebaikan Tuhan, kemurahan-Nya dan anugerah-Nya kita terima dan
alami. Sehingga sangatlah beralasan apabila kita terpanggil untuk memberikan
yang terbaik dari apa yang kita miliki sebagai persembahan bagi Tuhan. Kita
memberikannya berupa persembahan syukur HUT, persepuluhan atau persembahan
Pesta Panen, atau persembahan-persembahan syukur lainnya.
Pesta
Gotilon (Panen atau menuai) telah menjadi salah satu tradisi di gereja HKBP
atau barangkali di gereja-gereja lain juga, dilakukan sekali setahun. Sejak
awal para misionaris hingga berdirinya Huria Kristen Batak Protestan (HKBP),
telah menggiatkan pesta gotilon sebagai salah satu pesta gereja tahunan, yang
dilakukan setelah selesai panen. Makna yang ditanamkan untuk mensyukuri hasil
panen yang dipercaya sebagai berkat Tuhan. Jemaat kaum ibu dihimbau untuk
membawa serta hasil tanamannya terutama hasil dari sawah atau ladang berupa
beras atau padi, buah-buahan, lampet atau sagusagu (kue tradisional batak
terbuat dari tepung beras). Biasanya itu dibawa dalam tandok (sumpit tradisonal
Batak). Lampet atau sagusagu dimakan bersama oleh seluruh warga jemaat yang
hadir setelah kebaktian Minggu. Sedangkan beras atau padi itu disimpan dalam
lumbung gereja atau dijadikan dalam bentuk uang. Kaum bapak dan Naposobulung
(pemuda-pemudi) membawa persembahannya berupa uang yang dimasukkan dalam
amplop. Semua persembahan diperuntukkan untuk dana keperluan operasional
gereja. Tradisi ini hingga sekarang masih terus dipertahankan oleh HKBP, baik
yang berada di daerah perantauan perkotaan di mana warga jemaatnya tidak lagi
hidup dari hasil pertanian. Pesta Goliton terinspirasi oleh tradisi keagamaan
umat Israel dalam kitab Keluaran 23: 10-19 memerintahkan tiga macam perayaan
(ayat 10-12): tentang tahun Sabat dan hari Sabat. (ayat 15) tentang hari raya
Roti Tidak Beragi. (ayat 16) tentang hari raya menuai (Pesta Gotilon). Dalam
perayaan Pesta Gotilon, semua umat Israel datang menghadap Tuhan (Kel. 23:17)
dan membawa yang terbaik dari buah bungaran (yang pertama keluar) hasil tanah
(Kel. 23: 19). Pesta Gotilon ini biasa juga disebut Pesta Pentakosta (ke-50)
karena dirayakan 50 hari sesudah hari raya Roti Tidak Beragi. Hari raya Roti
Tidak Beragi dirayakan untuk memperingati keluarnya bangsa Israel dari
perbudakan di Mesir yang biasa disebut Paskah. Dalam perayaan Kristen saat ini,
maka Pesta Gotilon sama dengan peringatan Turunnya Roh Kudus yang sering kita
sebut hari Pentakosta, yang kemudian dipadu dengan budaya Batak, berupa pesta
tahunan masyarakat Batak sehabis panen yang di maulai dengan mendoakan benih
yang akan ditanam. Bagi umat Kristiani sekarang ini Pesta Gotilon dimaknai
sebagai kesadaran bahwa begitu besar kasih karunia Tuhan, maka wajib disyukuri.
Kesadaran saling membantu, saling tolong menolong, setiap anggota jemaat sesuai
dengan talenta dan berkatnya masing-masing menopang seluruh pelayanan dan
program kerja gereja untuk berjalan dengan baik. (bandingkan Galatia 6: 2).
Tuhanlah pemberi
hidup, sukacita dan berkat. Bahkan ketika kita memberi dengan penuh sukacita,
maka sesungguhnya tidak ada yang hilang atau yang berkurang dalam hidup kita,
justru kita semakin kaya di dalam iman kepada Allah sumber segala berkat.
Dengan demikian, ketika kita memberi persembahan, itu bukanlah beban, melainkan
wujud tanggung jawab iman kita kepada Allah, karena Dialah yang telah
mencurahkan berkat lewat usaha, kerja bahkan pelayanan kita. Sehingga yang
terbaik dari hidup kitalah yang harus kita persembahkan. Amin.
5.
Diskusi
5.1. Apakah Anda seseorang yang telaten dengan secara khusus
mempersiapkan persembahan sejak jauh-jauh hari?
52. Bagaimana pengalamanmu ketika memberi
persembahan, di tempat duduk atau ke depan Altar?
6. Menyanyi BN HKBP No. 223: 1 ‘Ku Sembah Kau Tuhan As=Do 4/4
1.
‘Ku
sembah kau Tuhan, dengarkanlah. Nyatakan padaku, kehendak-Mu.
Kiranya kasihku, bertambah pada-Mu. Makin
teguh, setiaku.
7. Doa
Syafaat
8. Menyanyi BN HKBP No.
714: 1-2 Tuhan Kau Gembala Kami Es=Do 4/4 (Persembahan)
1.
Tuhan Kau
gembala kami, pimpin kami domba-Mu.
B’rilah kami hati damai, menikmati rahmat-Mu.
Reff.: Tuhan
Yesus Jurus’lamat, gembalakan umat-Mu
Tuhan
Yesus Jurus’lamat, gembalakan umat-Mu
2.
Tuhan gembala setia, sobat agung terdekat,
Jauhkanlah pencobaan, bawa orang yang sesat.
Reff.: Tuhan
Yesus Jurus’lamat, gembalakan umat-Mu
Tuhan
Yesus Jurus’lamat, gembalakan umat-Mu.
9.
Doa Bapa Kami - Berkat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar