SUDAHKAH AKU TAAT DAN BENAR?
Kecenderungan dunia adalah selalu
mencari pembenaran diri, sebab dengan cara demikian ia berusaha menutupi
siapakah dia sebenarnya dengan segala kekurangan, ketidakmampuan dan
kesalahannya, dan mereka inilah yang kemudian disebut sebagai orang-orang
munafik. Orang yang selalu membenarkan diri, secara tidak sadar ia telah
berusaha menutupi kesalahannya atau boleh jadi ia semakin memperlihatkan akan
kebodohan dan ketidakmampuannya. Kelompok ini akan senantiasa mencari-cari
kesalahan dan kelemahan orang lain, dan dari sanalah mereka menyudutkan,
mendiskreditkan atau hal-hal lain yang termasuk dalam kategori merendahkan
orang lain. Itu biasanya juga terjadi mereka lakukan kepada orang-orang yang
diangga ”sebagai saingan/lawan,” baik dalam politik, bisnis maupun hal-hal
lain. Ketidakmampuan menerima kelebihan orang lain boleh jadi menimbulkan
ketersinggungan, kebencian dan penolakan, sebab dengan itu mereka mencoba untuk
menarik simpati dari kelompoknya.
Adalah sebuah cara untuk
membicarakan keseluruhan sistem yang disebut sistem kemurnian; murni dan tidak
murni/halal atau haram. Hal ini bisa dikenakan kepada kelompok ataupun
individu, pada benda, waktu maupun tempat yang terkadang diberlakukan sesuai
dengan keinginan atau selera masing-masing. Kelompok A akan mengatakan kelompok
B sebagai orang haram/najis karena bertentangan menurut hukum kenajisan mereka;
dan sebaliknya; bukan dari segi hukum menyeluruh, sistem yang dapat membangun
dan memotivasi akhirnya yang terjadi adalah kontroversi, perdebatan dan bahkan
hingga permusuhan.
Pertentangan yang terjadi antara
Yesus dengan orang ”Farisi“ (sekelompok pemimpin spiritual Yahudi yang
berkembang di sekitar abad ke-2 seb M; pembangunan Bait Allah. Awalnya mereka ini
adalah kelompok Hassidim, yaitu mereka yang menganggap dirinya sebagai orang
yang beragama dan yang saleh. Sementara orang Saduki; adalah orang yang merasa
bertanggungjawab terhadap ibadah yang dilakukan di Bait Allah, sebagai imam,
kelompok ini berkuasa hingga tahun 70M) adalah mengenai aturan, adat
istiadat/hukum Yahudi, seperti layak atau tidaknya melakukan pekerjaan pada
hari Sabbat; masalah membasuh tangan, pemahaman tentang penyakit dll. Kelompok
ini selalu membenarkan diri dan menghakimi orang lain termasuk kepada Yesus,
boleh jadi karena kepentingan mereka tersinggung, dimana kemunafikan kerohanian
mereka mulai tersingkap, pamor mereka bergeser. Kelompok ini bersama para ahli
taurat, para imam memusuhi Yesus, mengecam pengajaran dan segala tindakan Yesus
yang menyembuhkan orang sakit, menerima “orang berdosa”. Mereka juga menuduh
para pengikutnya telah melanggar hukum ketentuan Yahudi dalam hal membasuh
tangan. Pembasuhan bukan dalam hal kebersihan, akan tetapi mengacu pada sistem,
cara. Yesus tidak menolak untuk menjalankan aturan, akan tetapi Yesus mengecam
karena mereka menjadikan adat istiadat mereka lebih tinggi dari Firman Tuhan
(Jes 23:13; Mark 7:6-7). Adalah jauh lebih bijak jikalau para pakar hukum mau
menuntun masyarakat untuk memahami hukum dan menuntun banyak orang untuk
melakukan apa yang tidak berlawanan dengan hukum; yang lebih mengerti, lebih
memahami menuntun orang yang kurang pemahaman, sehingga tercipta keharmonisan
akan kebenaran, keadilan dan hukum Tuhan; bukan justru mempermainkan hukum sesuai
dengan selera). Bagaimana orang yang menganggap dirinya lebih patut, layak,
mampu memperlihatkan dirinya sebagai orang yang layak dan patut dalam kehidupan
nyata; sehingga dia menjadi berkat/suluh/teladan bagi orang lain. Amin. Selamat
hari Minggu! (HS).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar