HAMBA TUHAN
MENJADI TERANG BAGI BANGSA-BANGSA
Yesaya pasal 40-55 dikenal sebagai kitab Deutero Yesaya berasal
dari masa pembuangan orang-orang Yehuda di Babel (kira-kira tahun 540 sM).
Mereka dalam keadaan hancur tanpa harapan. TUHAN ingin
memulihkan hubungan-Nya dengan bangsa Israel tersebut melalui hamba-Nya. Ia mengutus
hamba-Nya untuk menghibur dan mewujudkan keselamatan bagi Israel. Dia yang akan
memulihkan Israel yang telah hancur dengan tujuan: (1) Agar Israel dan bangsa-bangsa
lain merasakan damai sejahtera yang daripada Allah. (2) Yahweh dipahami sebagai
yang satu-satunya pencipta, penyelamat dan yang berkuasa atas ciptaan-Nya.
Hamba TUHAN merupakan suatu dasar hubungan yang baru
antara TUHAN dengan manusia seperti hubungan antara TUHAN dengan bangsa Israel.
Hamba TUHAN itu mirip dengan Musa, yaitu pengantar perjanjian antara TUHAN dan
bangsa Israel (Kel.19:34), dengan hakim sebagai pemberi hukum (Kel.18:16,20;
Kel.21:1; Ul.5:2). Orang Yahudi sendiri menyamakan hamba itu dengan Israel di
mana Israel adalah umat pilihan Allah yang akan mengagungkan nama TUHAN di
depan segenap manusia. Hanya Israellah umat yang setia menjadi saksi-saksi Allah
di depan bangsa-bangsa, seperti penggenapan janji Allah kepada Abraham bahwa
olehnya semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat (Kej.12:3). Namun dalam nas
ini, hamba itu ternyata melebihi Musa di mana jabatannya ditujukan kepada
segala bangsa dan di dalam dirinya TUHAN dapat dikenal oleh manusia.
Dalam Perjanjian Baru Yesus Kristuslah hamba TUHAN yang
digambarkan dalam Yesaya 42 ini. Seluruh tindakan Yesus sesuai dengan Yesaya 42.
Pada saat Yesus dibaptis, Allah melengkapi-Nya dengan Roh Kudus (sesuai dengan
Yes.42:1c) dan berfirman: “Anak-Ku Engkau” (sesuai dengan Mzm 2:7), “kepada-Mu
Aku berkenan” (sesuai dengan Yes 42:1). Selain itu Yesus juga menyebutkan diri-Nya
terang dunia (Yoh.8:12). Tuhan Yesuslah perwujudan yang sebenarnya dari Hamba TUHAN
itu.
Di gereja masa kini hamba TUHAN bukan saja tugas seorang
nabi, bukan saja tugas seorang pendeta, atau pun tugas para majelis-majelis jemaat
gereja saja, tetapi tugas hamba TUHAN itu juga ditujukan kepada seluruh umat
manusia. Baiklah kita semua umat manusia mau dan sadar akan tugas hamba TUHAN
itu merupakan tanggungjawab kita yaitu melakukannya dengan tidak ada rasa
terpaksa, penuh kesabaran, setia, rela menderita demi kemuliaan TUHAN, dan taat
dalam panggilan kita masing-masing. Orang seperti inilah yang sedang dibutuhkan
oleh gereja masa kini.
Doa:
Kami bersyukur ya Tuhan Allah Bapa, karena
pengasihan-Mu di dalam Yesus Kristus kami disebut sebagai hamba-Mu untuk
melayani-Mu! Amin. Selamat hari Minggu! (NS).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar