HKBP PONDOK
GEDE RESORT PONDOK GEDE
“BERGEREJA
DAN BERBUSANA”
(Yakobus 1: 14-15)
Tempat:
Rumah Pdt. Nikson Simangunsong boru Silitonga (Rachel)
Jl. Bougenvikke 2 No. 3 Perum. BKKBN Jati Waringin
Jumat, 17 Januari 2020 Pukul 19.00 WIB
1. Bernyanyi BN. HKBP No. 3: 1 Puji Hai Jiwaku
Puji Tuhan BL. 137 As=Do
(Bernyanyi dipandu: Gabriel Rajagukguk
Gitaris : Yuda + Timoty
Kajon: Doni)
Puji
hai jiwaku, puji Tuhan’ pujilah Allahmu s’lamanya
Sebelum
berakhir kehidupan, syukuri semua anugrah-Nya
Dia
khalik alam semesta, semua memuji nama-Nya
Haleluya!
Haleluya!
2. AGENDA (St. Esteria br. Berutu, S.Pd)
3. Bernyanyi
BN. HKBP No. 18: 2 Bukalah pintu gerbang-Nya BL.84 C=Do
2. Aku datang
ya Tuhanku, lihat akau hamba-Mu
Dalam rumah-Mu Tuhanku, kami t’rima berkat-Mu
Tinggallah di hatiku, jadi rumah bagimu
4. Pembacaan Nats: Yakobus 1: 14-15; 2: 26
(P: Pemimpin – R: Remaja)
(Membaca Nas: Timoty Sianipar)
P: Tetapi
tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan
dipikat olehnya.
R: Dan
apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu
sudah matang, ia melahirkan maut.
P: Sebab
seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa
perbuatan-perbuatan adalah mati.
5. Penjelasan
BERGEREJA
DAN
BERBUSANA
Dalam
kehidupan bergereja kita memerlukan etika, karena etika membantu kita
memantapkan dasar iman, serta membantu agar tidak menutup diri dalam menghadapi
dimensi masyarakat (individu lain) dengan segala kompleksitasnya. Intinya dalam
setiap berperilaku kita hendaknya mengedepankan etika dan moral, karena menurut
Alkitab iman tanpa perbuatan adalah mati. (Yak. 2: 26).
Pakaian
adalah hasil karya manusia. Manusia mendapat pengetahuan untuk membuat pakaian
karena Allah mengajarkannya (Kej. 3: 21). Jenis-jenis pakaian saat ini, yang
indah, seksi, sopan, nyaman serta apapun sebutannya adalah bagian dari
aktualisasi diri yang menyatakan keberadaan manusia sebagaimana dia ada dalam
pengaruh modernisasi dan perubahan sosial. Dan, control iman serta kenyataan
Alkitabiah adalah suatu hal yang penting, karena iman menuntun pengetahuan;
Pengetahuan membawa iman pada kenyataan. Alkitab memberi jalan untuk menyadari
bahwa potensi diri yang disebut kehendak hatilah penentu aksi dan reaksi dalam
suatu lingkungan sosial, maka jagalah keinginan hati.
“Pantaskah Berpakaian Mini dan Seksi di Gereja?”
Suatu
pertanyaan yang singkat namun memiliki makna mendalam ketika diperhadapkan
dengan konsep religius. Sesungguhnya cara berpakaian seseorang adalah hak
mutlak orang itu sendiri, merupakan kebebasan dan bagian dari aktualisasi diri.
Akan tetapi ketika diperhadapkan dengan etika sosial dan standar religius, maka
cara berpakaian menjadi satu bagian penilaian yang menggambarkan keadaan atau
status maupun tingkat penghargaan diri orang lain terhadap yang bersangkutan
dalam suatu lingkungan pergaulan sosial.
Dari
penelusuran ayat-ayat Alkitab secara elektronik (LAI); ditemukan paling tidak
ada 5 (lima) konsep pakaian dalam Alkitab:
1.
Pakaian adalah pelindung badan
dan penutup tubuh;
2.
Pakaian adalah tanda
pengenal-bagian dari jati diri;
3.
Pakaian adalah tanda kebesaran;
4.
Pakaian adalah simbol keadaan
diri secara utuh;
5.
Pakaian adalah simbol hak azasi
seseorang.
Dari
kelima konsep di atas serta paparannya mengenai peradaban berpakaian bangsa
Israel terlihat bahwa konsep berpakaian mengalami perubahan secara dinamis,
dari yang sederhana menuju hal yang lebih kompleks sesuai masanya. Dari
“ketelanjangan” menuju “ketertutupan”.
Ketika
diperhadapkan dengan konteks masa kini, di saat timbul wacana tentang cara
berpakaian yang seksi, mini dan terbuka, tentunya menimbulkan suatu keadaan
sungsang dalam peradaban berpakaian. Karena dalam perjalanan sejarah Alkitab
prosesnya dimulai dari “ketelanjangan menuju ketertutupan”, namun yang terjadi
kini menyatakan bahwa telah terjadi proses menuju “ketelanjangan”. Akan
tetapi dengan satu catatan bahwa ternyata, proses “ketelanjangan” menuju
“ketertutupan” lalu “ketertutupan” menuju “ketelanjangan” itu berjalan secara
simpang siur, artinya perjalanannya tidak seperti suatu proses garis lurus-linear,
melainkan berjalan secara turun-naik, bolak-balik-sirkular.
Ketika
dikaitkan dengan kelayakan seseorang datang beribadah dari cara berpakaian,
berdasarkan penelusuran terhadap ayat-ayat Alkitab, hal tersebut tidak
ditemukan secara lugas. Namun secara tersirat ada satu ayat yang dengan arif
dan tegas mengatakan bahwa beribadah kepada Allah harus menurut cara yang
berkenan kepada-Nya, yaitu dengan hormat dan takut (Ibr. 12: 28). Dalam hal ini
Allah lebih melihat hati manusia yang datang kepada-Nya untuk beribadah karena
Allah adalah Roh (Yoh. 3: 23-24). Kalimat hormat dan takut ini lebih mengarah
kepada persepsi pribadi secara subjektif dan terlepas dari cara berpakaian.
Ditambah lagi dalam ayat lain bahwa Jikalau ada seorang menganggap dirinya
beribadah, tetapi tidak mengekang lidahnya, ia menipu dirinya sendiri, maka
sia-sialah ibadahnya (Yak. 1: 26). Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam
dan menajiskan orang (Mark. 7: 23).
Dalam
kitab Markus 7: 23, bahwa hal jahat pertama-tama timbul dari dalam hati dan
menajiskan orang; Maka ketika seseorang berpakaian dengan alasan untuk menarik
perhatian orang lain dengan cara “mengeksploitasi” bagian tubuhnya, apalagi
ketika beribadah maka hal itu adalah sebuah perbuatan dosa. Demikian pula
dengan kenyataan bahwa mungkin ia berpakaian yang tidak terbuka; “tertutup” dan
“tidak mengumbar nafsu” tetapi menonjolkan kesombongan, pun sebuah perbuatan dosa.
Inilah sebuah realita etis Alkitab yang menegaskan bahwa sangat tipis batasan
antara perbuatan dosa dan yang bukan perbuatan dosa, batasannya berasal dari
hati. Pantas tidaknya seseorang menggunakan pakaian itu tergantung dari “rasa”
si pemakai dan pengetahuan si pemakai, etika bersosial, kebenaran kolektif dari
lingkungan di mana individu berada serta situasi lingkungan secara alamiah.
Tetapi
tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan
dipikat olehnya. Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa;
dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut. (Yakobus
1: 14-15).
6. Diskusi (Dipimpin Cindy br. Marpaung)
6.1. Bagaimana Pendapatmu dengan topik
bahasan kita awal tahun ini?
6.2. Apa yang harus kamu lakukan
sekarang sebagai remaja Kristen yang setiap hari harus berdandan rapi ala
Alkitab?
7. Bernyanyi BN. HKBP No. 25: 1 Firman-Mu Tuhan
Allahku BL.181 Es=Do
Firman-Mu Tuhan Allahku, tak ternilai bagiku.
Kujadikan peganganku, di tiap langkah hidupku.
Kalau bukan Firman Tuhan, dasar iman umat-Mu.
Apakah dasar yang kuat, selain firman Tuhanku.
8.
Doa Syafaat (Pdt. Nikson Simangunsong)
9. Bernyanyi BN. HKBP No. 15: 1-2 Andai
‘ku punya suara indah BL.103 F=Do (Persembahan)
(Petugas: Seren br. Sihite)
Andai ‘ku punya suara indah,
seribukali suaraku.
Aku bermazmur sangat indah, dari
seluruh jiwaku.
Hatiku sangat bergemar, memuji karya
cipta-Mu.
Andaikan
suaraku menjangkau semua alam ciptaan-Mu.
Akan
‘ku ajak semua makhluk nyanyikan kidung bagi-Mu.
Hendaklah
jiwa ragaku, memuji Tuhan Allahku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar