Orang Yang Berbahagia
Menurut Yesus
(Matius 5:1-12)
Boleh jadi orang berbeda-beda pemahaman akan
sebuah kata “berbahagia”. Orang yang bagaimanakah yang pantas disebutkan
sebagai orang yang berbahagia? Ada yang mengatakan jikalau ia memiliki harta
yang bayak, jabatan tinggi, memiliki kekuasaan; yang dapat menikmati segalanya
dalam kehidupannya, dan yang dapat melakukan segala sesuatu apa yang dia suka
(hidup yang bebas hambatan?). Dalam pemahaman
orang Batak dulu, seseorang yang berbahagia adalah mereka yang memiliki
keturunan yang banyak, memiliki harta kekayaan dan memiliki jabatan/kekuasaan
(Hamoraon; Hagabeon; Hasangapon). Atau boleh
jadi kebahagiaan itu diukur dengan sejauh mana seseorang itu dapat menikmati
kehidupannya dengan baik, berkecukupan.
Berbeda dengan pemahaman pola berfikir kita memahami nilai sebuah
kebahagiaan; Tuhan Yesus mengingatkan kita bahwa kebahagiaan sejati adalah
merupakan pemberian Tuhan kepada mereka yang hidupnya didasarkan pada kebaikan,
kemurahan, kebenaran dan kasih Tuhan; jadi tidak diukur dengan harta/kesenangan/kepuasan duniawi. Kebahagiaan yang sesungguhnya dapat
kita miliki jikalau kehidupan kita awali dengan sebuah pertobatan, dan hidupnya
berorientasi pada hal-hal yang dapat menyenangkan hati Tuhan; atau jikalau seseorang itu memfokuskan seluruh
kehidupannya kepada Allah. Artinya bagaimana kehidupan kita awali dengan
pertobatan, di
mana kita berusaha meninggalkan pola hidup, pola pikir
lama, kebiasaan dan budaya yang salah. Lahirnya kesadaran moral dan spiritualitas kita akan makna hidup, akan membawa kita
semakin menyadari betapa miskinnya kita di hadapan Tuhan; betapa kita belum
memiliki nilai tambah bagi kehidupan sekitar kita.
Yang berbahagia di hadapan Tuhan adalah mereka yang mampu menguasai
diri/keinginan duniawi, tetapi mau melangkah kepada sebuah pengorbanan akan
kebenaran, kasih, kejujuran, kebenaran, kesucian dan keadilan yang diwujudkan
dalam tindakan nyata, bukan dalam rutinitas seremonial keagamaan belaka. Tetapi
juga mereka yang tahan uji, yang mau menderita oleh karena kebenaran yang dia
lakukan, yang mampu menolong orang lain bangkit kembali dari keterpurukannya
untuk melangkah maju dalam iman dan pengharapannya; yang mampu membawa dan
menciptakan perdamaian dan kedamaian bagi dunia dan sesamanya; yang setia akan
firman Tuhan walaupun harus mengalami banyak penderitaan; artinya bagaimana
seseorang itu mampu menjadi berkat bagi orang lain/ciptaan lainnya dan inilah
kebahagiaan surgawi yang memiliki karakteristik memberi perhatian sepenuhnya
terhadap mereka yang membutuhkannya.
Jikalau
dunia ini merasa berbahagia saat kepentingannya terpuaskan waklaupun harus banyak
orang yang teraniaya; sebaliknya kebahagiaan sorgawi adalah meliputi kemampuan
seseorang/tekad dan keinginan seseorang untuk terus-menerus
disucikan; berusaha berbuat kebaikan, menghadirkan sejahtera bagi semua orang
dan mereka yang tidak pernah mengeluh, putus asa walaupun harus menderita oleh
karena imannya akan Tuhan Yesus. Berbahagialah sebab upahmu besar di surga
kelak. Amin.
Selamat hari Minggu. (HS).