TAAT
KEPADA ALLAH:
PENCIPTA,
PEMILIK DAN PENGUASA SEGALA SESUATU
(Kisah Para Rasul 17: 22-30)
P
|
erikop
ini pada periode kedua perjalanan penginjilan Paulus di Athena, (kira-kira
tahun 50 M), sambil menunggu kedatangan Silas dan Timotius dari Berea.
Paulus bertukar pikiran di sinagoga dengan orang-orang Yahudi. Ia juga pergi ke
tempat ia bisa menemui warga Athena non-Yahudi, di pasar, atau agora.
(Kis.17:17).
Agora Athena merupakan jantung ekonomi, politik, dan kebudayaan
kota tersebut, tempat di mana orang Athena suka sekali berkumpul dan bertukar
pikiran. Di sana Paulus menghadapi pendengar yang sulit diyakinkan. Mereka
antara lain adalah para penganut Epikuros dan Stoa, dua aliran filsafat yang
bersaing. Penganut Epikuros percaya bahwa kehidupan muncul secara kebetulan.
Pandangan mereka tentang kehidupan bisa diringkaskan sebagai berikut, ”Tak ada yang perlu ditakuti dari Allah; Tak
ada yang dapat dirasakan dalam kematian; Kebaikan dapat diraih; Kejahatan dapat
ditanggung.” Penganut Stoa menekankan penalaran serta logika dan tidak
percaya kepada Allah sebagai Pribadi. Baik penganut Epikuros maupun Stoa tidak
percaya akan kebangkitan yang diajarkan murid-murid Kristus.
Apakah Paulus memperkenalkan
allah-allah baru kepada orang Athena? Tidak! Paulus mengatakan, saya perhatikan
kalian orang yang taat beribadah. Paulus dengan bijaksana memuji bahwa mereka
bersifat religius. Paulus kemudian mengembangkan titik temu dengan menyebutkan
bahwa ia telah melihat bukti nyata tentang sifat religius orang Athena, mezbah
yang dibaktikan ”Kepada Allah Yang Tidak Dikenal”. Paulus menggunakan
keberadaan mezbah itu sebagai jembatan untuk menyampaikan kabar baik. Ia
menjelaskan, ”Apa yang kamu sembah tanpa
mengenalnya, itulah yang kuberitakan kepada kamu.” (ay.23).
Paulus menuntun
pendengarnya dengan cara yang tidak kentara namun ampuh. Ia tidak memberitakan
allah yang baru atau asing, sebagaimana dituduhkan beberapa orang. Ia
menjelaskan tentang Allah yang tidak mereka kenal.
Allah yang tidak ”dilayani oleh tangan manusia seolah-olah ia membutuhkan
sesuatu”. “Dialah yang memberikan hidup
dan nafas dan segala sesuatu kepada semua orang.”kita tidak boleh berpikir,
bahwa keadaan ilahi sama seperti emas atau perak atau batu, ciptaan kesenian
dan keahlian Manusia.” (ay.25,29 bdn.Kej.2:7). Jadi, Allah, Sang Pemberi,
tidak bergantung pada manusia, sang penerima. Paulus berupaya agar nasihatnya
tidak terdengar terlalu keras. ”Allah
telah mengabaikan zaman kebodohan, sekarang Allah memberitakan kepada manusia,
bahwa di mana-mana semua mereka harus bertobat.” (ay.30).
Mereka perlu
mencari Allah, mempelajari kebenaran tentang Dia, dan menyelaraskan seluruh
jalan kehidupan mereka dengan kebenaran tersebut. Bagi orang Athena, itu
berarti mereka harus sadar dan berbalik dari dosa penyembahan berhala kepada
Tuhan yang Benar. Doa: Ya Tuhan Allah di
dalam Yesus Kristus! Kami berterima kasih karena Engkaulah Tuhan yang bertindak
menyelamatkan kami dari kebodohan dan dosa. Buatlah kami setia kepada-Mu. Amin.
Selamat hari Minggu! (NS).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar