HASIL DARI SEBUAH PENGAKUAN
(Mazmur 32: 1-11)
Kebahagiaan merupakan sebuah
pilihan dan juga menjadi sebuah permasalahan dalam kehidupan manusia, sebab
setiap orang mempunyai penilaian dan pemahaman yang berbeda tentang kebahagiaan, sesuai dengan keinginan, pola pikir yang
bersangkutan. Kebahagiaan sesuatu hal yang bisa diraih dan banyak orang berusaha untuk meraihnya. Sebahagian orang yang membuat nilai sebuah kebahagiaan dengan kekayaan, bila dapat dengan bebas
membeli segala kebutuhan dan dapat memuaskan segala keinginannya, ada orang
berbahagia jikalau dia sudah menduduki sesuatu jabatan dalam pekerjaannya, atau
setelah ia berkeluarga dan memiliki anak-anak, dan juga ada orang merasa
bahagia dalam hatinya jikalau dia mampu memenangkan sebuah persaingan yang
walaupun itu harus dilakukan dengan kecurangan. Ada merasa berbahagia, senang
hatinya jikalau membuat orang lain susah. Ada juga orang sangat bahagia karena dapat membantu orang
yang kesusahan, (turut berbahagia melihat kebahagian/keberhasilan
orang lain), dan ada juga yang berbahagia karena berkesempatan mengakui segala kesalahannya kepada orang yang
pernah ia sakiti. Tetapi, ada juga orang yang berusaha menyembunyikan kesalahan yang
dia perbuat, berusaha menutupinya, juga berusaha mematikan suara hatinya.
Hilanglah kejujuran, keterbukaan dan kasih
dalam dirinya, sehingga menutup diri
untuk pengakuan.
Ada orang yang merasa gundah, susah, bingung dan merasa bersalah, jikalau ia mengingat dan
merenungkan kesalahan yang pernah dia lakukan di
masa lalunya. Merasa tidak nyaman dan tidak sejahtera, setiap mengingat dan membayangkan kesalahannya.
Itulah yang dialami Daud, ketika
dia merenungkan, mengingat apa yang dia lakukan terhadap Uria hanya untuk niat
memiliki Berseba istri Uria untuk menjadi isterinya.
Mulanya dia menutupinya, tetapi dia semakin gelisah. Akhirnya nabi Natan menegur dan mengecamnya,
dengan segala akibat yang akan dia terima oleh dosanya. Sebuah pengakuan yang
jujur dari Daud: ”Aku telah berdosa kepada
Tuhan” (ay 4-6// 2 Sam 12: 13a).
Pengakuan dengan tulus dan sungguh, pengakuan yang disertai dengan penyerahan
diri dalam kepasrahan akan Tuhan. Tuhan menjawabnya dengan sebuah pengampunan ”dosamu
telah diampuni.“ (2
Sam 12:13b). Pengakuan yang berbuahkan
pengampunan, memampukan Daud dapat melihat masa depannya kembali, dapat
bersukacita serta bersaksi (ay.1-2). “Berbahagialah orang yang
diampuni pelanggarannya....” Sebagai orang yang telah menerima pengampunan dosa,
Daud berjanji akan menceritakan pengalamannya untuk tidak terulang lagi untuk
generasi selanjutnya, supaya setiap orang menjauhkan
diri dari keinginan daging, pemamfaatan kekuasaan untuk sebuah keinginan. Juga
mengajak kita untuk mampu memberikan pengampunan, memaafkan setiap orang yang
pernah: ”berbuat salah kepada kita” (Ampunilah
kami...seperti kami telah mengampuni...) Pengampunan membawa kita kepada
sukacita, pengharapan baru, motivasi baru. Dengan pengampunan dari
Allah oleh Yesus Kristus, kita beroleh hidup dan kehidupan baru. Jadilah orang
yang dengan sukacita mengampuni/ memaafkan setiap kesalahan yang mungkin orang
lain perbuat kepadamu, dan berusahalah untuk mengakui setiap kesalahan,
keterlajuran yang pernah engkau perbuat, demi kesejahteraan hati.
(HS)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar