Ada cerita tentang seorang gadis kecil yang dengan
bangga mengenakan salib mengkilap di rantai di lehernya. Suatu hari dia didekati oleh seorang pria yang berkata
kepadanya, “hai gadis kecil, apakah kamu tidak tahu bahwa salib yang dipakai
Yesus mati itu tidak indah seperti yang kamu kenakan? Salib Yesus itu benda kayu yang jelek. Sungguh bodoh memiliki salib yang mengkilap mewakili Yesus. Gadis
kecil itu menjawab: "Ya, saya tahu. Tetapi
mereka memberi tahu saya di Sekolah Minggu bahwa apa pun yang disentuh Yesus,
Dia berubah!” Itulah yang dirasakan banyak orang
tentang salib dan tentang Kekristenan. Tentang konsep
Tuhan yang datang dan tinggal di antara manusia dan mengorbankan diri-Nya untuk
menghapus dosa manusia.
Sekarang ini banyak Pengkhotbah menghindarkan diri
dari mengkhotbahkan Yesus disalibkan. Penginjil seperti itu berkata, “Jangan
memberi tahu orang-orang tentang salib, itu tidak berhasil. Itu tidak lagi efektif. Katakan
saja kepada mereka bahwa Tuhan mencintai mereka dan Tuhan memiliki rencana
untuk mereka agar hidup mereka berkelimpahan. Menurut mereka pesan Yesus yang
tersalib karena dosa manusia, menggelikan bagi pikiran modern dan tidak efektif
untuk pertumbuhan gereja. Jadi mereka beralih ke sesuatu yang menurut mereka lebih
baik. Mereka berpikir bahwa Mesias yang
disalibkan itu bodoh, tetapi menjanjikan mereka kemakmuran, memberi mereka
pengalaman emosional, memberi mereka harga diri.
Setelah mengetahui keadaan jemaat Korintus dari
keluarga Kloe, Paulus menuliskan suratnya memperingatkan mereka. Tentang kebodohan manusia, yang mereka anggap sebagai hikmat, dan
hikmat Allah, yang mereka anggap sebagai kebodohan. Dan meluruskan perpecahan yang
terjadi di dalam gereja Korintus.
Korintus berada di Yunani, tepat di seberang teluk
dari Athena, bagian dari kekaisaran Romawi. Orang Yunani jatuh cinta pada filsafat. Mereka memiliki banyak partai filosofis yang berbeda dan
memiliki pandangan berbeda tentang manusia dan nasibnya dalam hubungannya
dengan dewa-dewi Yunani. Kelompok-kelompok
filosofis ini masuk ke jemaat Korintus, dan membawa serta pemahaman dewa-dewi
tersebut.
Hal
seperti ini terjadi di banyak gereja, juga di HKBP. Misalnya percaya dan menyembah
Tuhan, tetapi juga membutuhkan “sumangot-roh nenek moyangnya”. Berlaku seperti
itu, mereka menganggap diri bijak dan mendapat tuah. Mereka percaya kepada Yesus
sebagai pemberi berkat dan Juru Selamatnya, tetapi juga mempercayai roh nenek
moyang sebagai pemberi berkat. Bertobatlah! Hanya Tuhan Yesuslah sumber hikmat
kebijaksanaan! Selamat
hari minggu! Amin. (NS)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar